Part 7

120 33 16
                                    


Cinta itu nggak butuh alasan, kalau suatau saat nanti alasan untuk mencinta udah nggak ada maka kita akan mudah melepas dan meninggalkannya.-Roland

***

Flashback On

''Malem ini lo ada acara apa enggak Ra?'' Tanya Roland pada Debora

''Emm, kayaknya enggak deh. Emangnya mau ngapain?'' Jawab Debora, wajahnya tampak kebingungan

''Gue mau ngajak lo jalan, lo mau apa enggak?'' Tanya Roland, ia berharap Debora menjawab ''iya''. Debora hanya menjawab dengan anggukan kecil.

''Gue juga bosen dirumah terus, Orang tua gue selalu sibuk sama kerjaaan mereka,'' Ucap Debora dengan suara kecil

Memang kedua orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan mereka, sampai sampai mereka jarang pulang ke rumah. Hal itu membuat Debora kurang perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Setelah percakapan itu keduanaya memutuskan untuk pulang bersama.

18.30

Debora sedang merias wajahnya dengan sedikit bedak dan liptint. Ia kembali berkaca pada cermin, melihat kembali pantulan dirinya. Debora tampak cantik dan feminim, ia mengenakan dress hitam selutut, rambutnya dibiarkan tergerai.

Disisi lain Roland sedang menunggu di depan rumah Debora. Ia sangat gugup, Detak jantungnya terus berpacu melebihi ritme. Laki laki bermata hitam pekat itu bingung merangkai kata untuk menyatakan perasaannya kepada Debora. Saat dia sedang mengaca, melihat dan merapikan tatanan rambutnya, tiba tiba saja Debora datang dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Hal itu membuat Roland menatap Debora ''Cantik,'' guamnya pelan.

''Roo,'' Panggil Debora sambil menepuk bahu Roland

''Eh-ehh iya, ayo masuk,'' Jawab Roland gugup dan memuka pintu mobil untuk Debora. Perempuan itu menjawab dengan anggukan, dan berlalu memesuki mobil Roland

''Sebenernya kita mau kemana sih?'' Tanya Debora pada Roland

''nggak usah banyak nanya Ra, nanti lo juga tau sendiri.'' Jawab Roland kembali menatap jalan.

***

Dua puluh menit kemudian mereka berdua telah sampai ke tempat yang dimaksud oleh Roland. Roland menutup mata Debora, menuntunya keluar dari mobil dan menaiki satu persatu anak tangga. Ia menurunkan tangannya dari wajah Debora. 'Cahaya dan keramaian Ibu kota.' Hal itulah yang pertama kali dilihat oleh Debora. Roland menggenggam tangan Debora dan menuntunya ke maja yang sudah di sulap Roland dengan lilin dan bunga, mereka menyantap makanan yang sudah disiapkan. Setelah mereka selesai makan Roland berdiri dan berjalan ke tepian Rooftop gedung itu, Debora mengikuti langkah Roland. Sekarang posisi Debora sudah sejajar dengan Roland, tiba tiba saja laki laki bermata hitam itu menggenggam tangan Debora. Matanya menatap indahnya langit malam, ia berkata

''Ra gue nggak tau sejak kapan rasa ini mulai ada,yang jelas gue cinta sama lo Debora. Would you be my lover Debora?" Tanya Roland dengan suara lantang.

''Apa alasan lo cinta sama gue Roo?'' Tanya Debora dengan raut wajah bertanya tanya

''Ra cinta itu nggak butuh alasan, kalau suatau saat nanti alasan untuk mencinta udah nggak ada maka kita akan mudah melepas dan meninggalkannya.'' Jawab Roland, menatap mata Debora

''Gue mau jadi pacar lo Roo,'' Ucap Debora malu pipinya sudah bersemu merah, senyumnya mengembang

''Maaf gu-aku nggak bisa nyatain perasaan aku dengan cara romantis Ra,'' Ucap Roland sambil mencubit pipi Debora, dan setelah itu Roland mengantar Debora pulang

Langit malam berbintang ini telah menjadai saksi
cerita cinta mereka, tapi tanpa mereka sadari awal cerita cinta ini
akan membawa mereka pada lika liku perjalanan cinta serta suka dan duka didalamnya.

Flashback Off


TBC

A/n

Part ini isinya Flashback awal masalalu Roland ya guys. Maaf typo. Daa 👋

VOMENT Guys

ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang