Taruhan

164 22 0
                                    

"Akhh sial-sial!" teriakku yang membuat semua orang menatapku heran sekaligus jijik.

"Ssttt bisakah kau hentikan teriakanmu itu!" ucap Seokmin yang setengah malu dan setengah prihatin akan nasibku.

"Gimana gue bisa tenang? Gue udah ceroboh nantangin mereka!"

"Siapa suruh lo ngelawan mereka?"

"Ya habis mereka udah seenaknya memperlakukan orang!"

"Gue tau lo orang yang penuh dengan rasa keadilan, tapi bisa ngga sih gunain otak lo ketimbang insting lo?!"

"Emang lo rela lihat orang diperlakukan seenaknya kaya tadi?"

"Ya ngga sih Mi."

"Nah kan?"

Seokmin mengangguk.
.
.
.
Mari kita flashback.

Tepat sebelum pulang sekolah dan saat jam istirahat, aku melihat teman sekelasku dibully. Aku yang melihatnya tidak tahan dan tanpa pikir panjang aku menghampiri lelaki tersebut.

"Apa yang kalian lakukan?! Menyuruhnya ini itu, lalu tertawa seenaknya!" belaku.

Salah laki-laki berparas cantik menghampiriku. Hampir saja aku terpesona dengannya.

Laki-laki itu pun memegang pundakku.

"Apa?" tantangku sambil menepis tangannya.

"Lo ngga usah ikut campur, ngerti?" ucap lelaki cantik itu.

"Hah? Apa lo bilang? Jangan mentang-mentang lo senior ya bisa memperlakukan orang dengan semena-mena! Lo ngga liat apa? Seberapa dia menderita?" ucapku lantang.

"Wah wah udah deh ngga usah ikut campur! Sebelum lo yang kita bully!" ucap lelaki dengan mata yang amat sangat sipit.

"Yoomi, sudahlah aku ngga apa-apa. Kau kembali ke kelas aja sana!" ucap Minghao teman sekelasku yang dibully.

"Apa kau mendengar dia? Cepat pergi dari sini!" ucap lelaki narsis tetapi tangannya mulai menghadangku, lantas aku menghindarinya.

Sekilasku lihat orang-orang yang lewat hanya melihat dan melewati kami begitu saja. Aku membenci orang-orang tersebut, mentang-mentang mereka golongan elit, tidak ada yang berani melawannya bahkan guru pun enggan menghukumnya atau sekedar menegurnya. Sungguh tidak adil.

"Wah keren juga bisa menghindar gitu," ucap lelaki narsis tadi. Yang benar saja, mereka membiarkan cowok memukul cewek?

Refleks aku membalasnya dan berhasil melawannya, aku sedikit terkejut karena berhasil mengalahkannya dengan kemampuan bela diriku yang tidak ada sama sekali.

"YOOMI!!" teriak Seokmin sambil menghampiriku. Dia kaget dengan apa yang terjadi. Seorang cewek bodoh dengan keberuntungannya melawan golongan elit nan cerdas.

"Seokmin, gue minta tolong lo bawa Minghao ke uks dan obati dia!" ucapku yang segera dilaksanakan olehnya.

"Hmm... Menarik juga," komentar cowok cantik itu.

"Gimana kalau dia aja yang menggantikannya?" usul lelaki yang bernama Joshua. Aku dengan sialnya mengetahui siapa dia.

"Kau Joshua bukan? Joshua!" ucapku setangah tak percaya.

"Ah Yoomi. Sudah lama tak bertemu ya?" Balasnya dengan senyum penuh maksud.

Apa-apaan ini? Kenapa kakak kelas yang paling aku hindari ada disini?

Somebody to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang