Hasil

76 19 0
                                    

Keesokan harinya, sesuai yang Cheol bilang, taruhan itu tida ada artinya karena Cheol menang. Walaupun begitu, aku bersyukur rankingku naik jadi peringkat ke 92 mengalahkan Seokmin. Betapa bahagianya aku.

Semenjak obrolan aku sama Cheol di taman sekolah. Aku jadi sering datang ke ruangan mereka.

"Cie jadi rajin kesini," ledek Joshua.

Lagi-lagi orang yang paling aku hindari mendekatiku duluan.

"Pergi sana," usirku.

"Iya iya, pacar Cheol galak banget sih," balas Joshua.

Aku melihat sekeliling.

"Nyari Cheol?" tanya Jeonghan.

"Iyalah, ngga mungkin gue cari lo," jawabku.

"Tunggu aja, palingan juga lagi beli minum," timbalnya.

Aku menangguk.

Baru saja aku mau duduk, Seungkwan datang dengan hebohnya.

"YOOMI YOOMI!!" panggilnya.

"Apaan sih Wan? Berisik tau ngga!" omelku.

"Cheol Mi Cheol."

"Cheol kenapa?"

"Berantem sama Mingyu!"

"Hah?" aku segera lari secepat yang aku bisa dan bodohnya aku ngga tanya dimana Cheol.

Aku ingat perkataan Jeonghan bahwa Cheol beli minum. Aku pun berlari ke kantin, namun nihil.

"Ck, ada dimana sih?" kesalku.

Aku mengelilingi sekolah yang luas ini dan mendapati keramaian di halaman belakang sekolah.

"CHOI SEUNGCHEOL!" teriakku ketika melihat Cheol sedang berkelahi, disana sudah ada Minghao dan Seokmin yang mencoba untuk melerai.

"HENTIKAN!" terakku lagi sebelum Mingyu kembali memukul Cheol dan mereka berhenti berkelahi.

Wajah Cheol yang babak belur membuat aku histeris.

Seokmin dan Minghao membantu Cheol menuju UKS dan meninggalkan aku dengan Mingyu.

"Lo ada masalah apa sih Gyu?" bentakku.

"Kenapa lo jadi belain dia sih? Pacar beneran aja bukan!" bentaknya.

"Ngga ada urusannya sama lo!"

"Cih, cewek bodoh!"

Aku memandang Mingyu sinis.

***

"Sepi? Aku kira bakal ramai," gumamku.

Aku menyentuh pipinya yang membiru akibat pukulan dari Mingyu.

Aku ngga tau kenapa seperti ini. Rasanya sakit melihat Seungcheol terluka.

"Senyum," ucap Seungcheol.

"Ah maaf kalau gue bangunin lo," ucapku yang segera menjauhkan tanganku dari pipinya.

Diluar dugaan, Seungcheol menahan tanganku. Ia menggandeng tanganku dengan erat.

"Maaf, gue janji ngga akan buat lo khawatir," ucapnya pelan.

Somebody to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang