Hari yang Mengejutkan

88 18 0
                                    

Deg..deg..deg...

Hari ini adalah hari pertama ujian. Tegang banget, baru kali ini aku merasakan gugupnya saat ujian. Pokoknya aku harus fokus.

"Muka lo tegang banget, ngga biasanya," ucap Seungkwan.

"Gimana ngga tegang, orang sekarang menentukan masa depan Yoomi di Sekolah ini," sambar Seokmin.

"Tenang, lo pasti bisa!" ucap Minghao.

Aku hanya mengangguk.

"Kalau gitu gue ke tempat gue ya Mi. Semangat!" ucap Seungkwan.

"Semangat!" sambung Seokmin dan Minghao.

"Kalian juga semangat!" balasku.

"Kamu pasti bisa Yoomi! Kamu kan sudah berusaha," ucapku menyemangati diri sendiri.
.
.
.
Tidak terasa, hari terakhir ujian telah tiba. Selama ini aku sudah berusaha untuk menjawab soal dengan benar. Rasanya baru kali ini aku benar-benar berusaha dalam menjawab soal ujian.

"Akhirnya selesai juga," ucapku lega.

"Inget ini belum akhir, masih ada hasilnya yang menentukan nasib lo," peringat Seokmin.

"Jangan diingetin dulu dong ..." ucapku lirih.

"Hahaha ... hasilnya pasti yang terbaik, nih minum dulu," ucap Minghao.

"Makasih Hao, lu emang yang terbaik," pujiku.

"Min, Cheol nyariin lo," ucap Seungkwan setengah khawatir.

Hampir saja aku tersedak, "hah? Ngapain lagi sih?" gerutuku dalam hati.

Tak menunggu lama, aku menghampiri Cheol. Sebelum itu Seungkwan berkata, "hati-hati Mi."

Aku balas dengan senyum.

"Lama banget sih cuma keluar kelas doang!" omelnya.

Aku mendiamkannya.

"Dih diem aja lagi lo!" ucapnya.

Aku masih diam.

"Punya mulut ngga sih lo!" bentaknya membuat sekeliling dibuat ngeri.

"Ck, ganggu aja! Mau ngapain hah?" ucapku kesal.

"Bisa ngga sih lo ngga kurang ajar sama gue!" bentaknya lagi.

"Ngga," balasku cepat.

"Akh terserahlah," ucapnya seraya menarikku dengan paksa.

"Woy apaan sih?" protesku dengan sekuat tenaga melepaskan tangannya.

"Sial kuat banget," gerutuku.

Akhirnya aku pasrah dengan keadaan.

Aku tiba disebuah ruangan yang berada di ujung koridor lantai 2.

Seingatku dulu, ruangan ini adalah ruangan osis. Aku tak menyangka, bahwa ruangan ini akan dipakai mereka.

Cheol membuka pintu dan betapa kagetnya aku ketika melihat ruangannya.

Somebody to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang