Perubahan

68 19 0
                                    

"Cheol!" panggilku.

Cheol menengok seraya tersenyum.

Seketika semua takjub akan senyumannya. Ya aku akui Cheol tambah ganteng ketika tersenyum.

"Yuk," ajaknya menggenggam tanganku.

Kami pun berjalan dengan bergandengan tangan.

"Kita mau kemana?" tanyaku.

"Bukit belakang sekolah, ada tempat yang gue suka," jawabnya dengan pandangan lurus ke depan.

Aku memperhatikan wajahnya, "ganteng," pikirku.

"Gue ganteng ya?" ucapnya sadar.

Aku memalingkan muka.

"Hahaha ... ngga usah malu-malu gitu, lo boleh liat muka gue selama apapun," godanya.

Blush!

Pipiku memerah.

"Hahaha ... lo emang lucu," ucapnya kemudian.

Cheol yang masih asik menggodaku dan aku yang berusaha menyembunyikan pipiku membuat perjalanan kami terasa cepat.

"Udah sampai," ucapnya.

Aku membelalakan mata, tak aku sangka bisa melihat pemandangan kota seindah ini.

Cheol membawaku ke sebuah bebatuan. Di situ aku dapat melihat dengan jelas pemandangan. Baik perkotaan ataupun langit. Hembusan angin dan wangi rerumputan menjadi pelengkap.

"Lo suka?" tanya Seungcheol.

"Suka banget!" jawabku cepat.

Seungcheol tersenyum seraya mendekatkan mukanya. Spontan aku menjauh.

Lagi-lagi Seungcheol tersenyum.

Greb!

Seungcheol memelukku.

"Sebentar saja ..." ucapnya lirih.

***

Masa skors Cheol sudah berakhir, kini Cheol kembali bersekolah.

"Masa gue dibantuin ka Seungcheol tadi."

"Demi apa? Cheol tukang bully itu?"

"Iya!"

"Kok bisa?"

"Gue jatuh karena kesandung anak tangga, eh ka Seungcheol nolongin gue. Biasanya kan ka Seungcheol cuek."

"Lagian ngga liat-liat."

"Ya namanya juga buru-buru mau liat pr."

"Dasar."

Seungkwan mendengar pembicaraan anak kelas sebelah.

"Yoomi!" panggil Seungkwan.

"Apa?"

"Apa yang lo lakuin sampe Cheol berubah?"

Somebody to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang