[8] Jodohku?

7.2K 300 8
                                    

Nindy Flashback on👇

🍃🍃🍃

Aku sedang bermain bersama teman ku yang bernama Nicky di teras rumah ku.  Sedangkan bunda ku dan mamah nya sedang berbincang di ruang tamu. Saat ini kami masih duduk di bangku TK.

"Papah, dede bayi nya nangis ini. Gak mau diem" kata ku.

"Coba sinih papah gendong, ih badannya panas mah" kata nya.

"Ih iya,pantesan nangis telus, ayo kita bawa ke lumah sakit pah" kataku.

Ngeeeng...ngeeeng...ngeeeng...

Dengan mengendarai sepeda roda tiga yang kami anggap motor, kami menuju ruang tamu yang kami anggap sebagai Rumah sakit.

Di ruang tamu alias Rumah sakit (boongan) Nicky berubah peran menjadi dokter dokteran.

"Dok, dede bayi aku sakit panas" kataku.

"Ini doktel kasih ail dingin. Bial badannya gak panas" kata Nikcy yang berperan sebagai dokter.

"Oh belalti nanti di lumah dede bayi nya aku kasih ail dingin ya bial badannya gak panas. Telima kasih ya doktel" kataku.

"Iya, sama sama" kata Nicky.

Dari ruang tamu kami pun pindah ke teras rumah.

Bunda ku dan mamah nya Nicky tertawa geli melihat kami bermain mamah mamahan sekaligus dokter dokteran.

(sampai sini aja ya flashback nya😄)

🍃🍃🍃

Akhirnya, Nindy mengingat seorang teman kecilnya yang bernama Nicky yang kemarin datang ke klinik untuk memeriksa adiknya.

Nindy lupa dengan wajahnya, karena dahulu itu Nicky gendut, item tapi manis. Tapi Nicky yang kemarin, dia itu terlihat tinggi langsing, agak putihan tapi tetep manis.

Walaupun ia lupa dengan wajahnya, tapi kenangannya gak pernah Nindy lupakan. Saat kecil mereka sering bermain mamah mamahan, dokter dokteran, masak masakan, sekolah sekolahan, apalah apalah itu.

Aduh, jadi tertawa sendiri mengingat ngingat masa kecilku bersama Nicky. Benaknya.

Tok tok tok
Ada yang mengetuk pintu rumah di tengah lamunan nostalgia Nindy, segera ia hampiri pintu dan membukanya.

"Assalamu'alaikum" salam dari seseorang.

Ya ampun, pria yang masa kecilnya sedang ada dalam lamunannya datang.
Ya, Nicky zulfikarrr!

"I...iya wa'alaikum salam" jawab Nindy setengah gugup.

"Nicky? ada apa?" tanya nya sambil menatap lantai, karena Nindy berusaha untuk selalu menjaga pandangan.

"Ooh, sudah ingat gue rupanya" kata pria itu dengan wajah bangga.

"Lo nyari apaan sih daritadi nunduuuk terus?" tanya nya keheranan.

"Ada apa datang ke sini?" Nindy mencoba membicarakan yang penting penting saja tanpa menghiraukan pertanyaannya.

"Gue cuma mau lihat keadaan sahabat kecil gue aja koq. Emangnya kenapa? gak boleh?"  jawabnya dengan memasang wajah konyol dan mendekatkan wajahnya beberapa senti ke wajah Nindy, minta di tampol banget asli dah.

"Apaan si, sopan dikit bisa kali" jawab Nindy kesal sambil mundur 3 langkah menjauh dari Nicky.

Karena Nindy selalu ingat kata kata hadits yang di baca dari buku, wanita itu hanya ada 2 pilihan, menjadi sebesar besar fitnah atau menjadi sebaik baik perhisan. Tentu wanita normal memilih untuk menjadi sebaik baik perhiasan.

Takdir & CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang