"Memaafkan seseorang itu bukan tentang ia salah dan kamu benar.
Tapi, tentang kamu berhak mendapatkan kedamaian hati.
Allah swt. saja maha memaafkan, masa kamu tidak?"🍃🍃🍃
"Assalamu'alaikum..."Ada suara Nando memberi salam.
Nindy menghampiri pintu rumah dan membukanya.
"Wa... wa'alai....."
"Wa'alaikumsalaam..."
Sesuai janjinya, Khadijah bersama putrinya yang bernama Maryam datang hari ini. Kali ini Khadijah mengenakan jilbab hitam dengan kerudung lebar berwarna pink. Dan Maryam mengenakan kaus berlengan panjang berwarna pink dengan kerudung yang berwarna merah.
Dari penampilannya, sepertinya Khadijah ini termasuk wanita yang shalihah. Ya, walaupun ada sisi sifat nya yang tidak baik. Tapi, seharusnya kita melihat kebaikan seseorang yang lebih banyak di banding sebuah kesalahan yang pernah ia buat bukan? Benak Nindy.
"Ehem, silahkan masuk dan silahkan duduk"
Nindy mencium tangan Nando.
Apa Nando menjemput Khadijah kerumahnya? benak Nindy.
"Namaku Nindy, salam kenal"
Nindy menjabatkan tangannya pada wanita sang mantan istri siri suaminya seraya mendudukkan tubuhnya di sofa bersampingan dengan Nando. Sedangkan Dijah dan Maryam duduk di sofa berhadapan dengan Nindy dan Nando.
Khadijah tampak bingung, dari kesan pertama Dijah bertemu dengan Nindy, Nindy tampak ramah dan agak pendiam. Dan kesan keduanya, Nindy tampak semakin ramah. Padahal kali ini Nindy sudah nengetahui kalau Dijah itu adalah mantan istri siri Nando.
"Iya, saya Khadijah Hafshah, panggil saja Dijah" sahut Dijah dengan senyum setengah bingung seraya membalas jabatan tangan Nindy.
Ia bingung, tentu saja. Wanita mana yang bertemu dengan wanita yang pernah merebut suaminya malah menyambutnya dengan ramah dan sopan. Tidak ada raut kebencian sama sekali dari wajah Nindy.
"Kamu Maryamkan? cantik sekali" Nindy mencubit kecil pipi Maryam. Kelakuannya ini membuat Khadijah dibuat semakin heran.
Dijah hanya tersenyum lebar.
"Perkenalkan ini istriku tercinta, Elfira Nindy Maryam."
Nando basa basi mengenalkan istrinya itu kepada Dijah dengan bangga sambil merangkul Nindy. Selama ini Dijah memang hanya sekedar mengetahui nama Nindy, tanpa mengenali wajahnya. Ini kali kedua mereka bertatap wajah setelah kemarin sempat bertemu sebentar.
Mendengar perkataan dan perlakuan yang seolah Nando sangat bangga memiliki Nindy, membuat api cemburu membara dalam hati Dijah.
"Astaghfirullaah, Dijah. Nindy itu istri sahnya Nando. Kau ini hanyalah istri sirinya. Bukan, kau hanya MANTAN istri sirinya" umpat Dijah dalam hati.
"Jadi, kalian akan tinggal disini mulai hari ini?" tanya Nindy membuka pembicaraan dengan mengangkat kedua alisnya. Kedua matanya menatap ceria mata Dijah.
Sungguh, sikap Nindy itu membuat dua orang dewasa di hadapannya itu bingung. Mungkin, kalau Nando sudah sedikit terbiasa dengan sikap Nindy yang seperti itu. Tapi kalau Dijah? sikap Nindy itu membuat mulut Dijah menganga sedaritadi.
Mengapa mata Nindy terlihat bahagia melihat kedatangan Khadijah dan Maryam?
Karena, Nindy berusaha memaafkan kesalahan yang dahulu pernah dilakukan Dijah dengan suaminya, Nindy berusaha mendamaikan hatinya. Ambil sisi baiknya saja, Dijah tinggal dirumah bersamanya, berarti Dijah bisa menjadi sahabatnya bukan? dan Maryam bisa menjadi saudara sekaligus sahabat Asiyah. Karena usia mereka hanya berbeda satu tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir & Cinta
Spiritual[LENGKAP - BELUM DI REVISI] (Rohani - Romantis) "Kau adalah cinta pertama, dan terakhirku" Nindy. "Kau memang cinta pertamaku, namun kau bukan yang kedua, bukan pula yang ketiga. Tapi, kau adalah cinta terakhirku" Nando. 🍃🍃🍃 Pernah menjalani hubu...