03 - Kenangan Ku Di Indonesia

62 0 0
                                    

Suara ringtone dari D-Terminal terus berbunyi. Gadis bersurai biru dengan nama lengkap Misaki Nagisa terbangun dan mengambil smartphone nya. Ia melihat Yamato, seniornya mengirim sebuah pesan ke D-Terminal

Ishida Yamato : Misaki! Fangmon menyerang! Bantu aku cepat! Aku sudah menghubungi yang lain tapi mereka nampaknya masih tertidur dan hanya kau harapan ku satu satunya!

Misaki Nagisa : Baiklah! Tunggu aku, Yamato-senpai! Dimana?

Ishida Yamato : Di Jalan Domino! Kami bertarung ditengah Jalan!

Misaki Nagisa : Baiklah! Aku akan segera kesana!

Tanpa menunggu lagi, Nagisa mengambil jaketnya dan memakai sepatunya. Lunamon ikut berangkat. Mereka berlari dari atap ke atap layak ninja.

"Aku tidak menyangka Yamato-senpai dan Gabumon akan berurusan dengan Fangmon di tengah malam... Itu mereka! Itu Garurumon dan Fangmon... Dua Digimon serigala... Garurumon identik dengan Bulan... Fangmon juga identik dengan Bulan... Tapi, jika diibaratkan... Garurumon adalah cahaya dan Fangmon adalah kegelapan... Lunamon! Persiapkan diri mu! Kita akan berubah menjadi Champion!" Nagisa mengarahkan Digivice kearah Lunamon.

"Lunamon berubah menjadi... Lekismon!"

"Moon Night Kick!" Lekismon melompat ke udara dan siap menendang kearah Fangmon. Fangmon terjatuh. Efek tendangan Lekismon sangat besar. Nagisa hampir terjatuh ke tempat Fangmon terjatuh. Tapi, Yamato dan Garurumon segera menolong Nagisa.

"Arigato, Yamato-senpai. Lekismon! Serang dengan Tear Arrow!!" Panah es muncul dan segera meluncur kearah Fangmon. Garurumon juga tidak mau kalah.

"Howling Blaster!" Garurumon mengeluarkan api panas dari mulutnya dan segera menyerang Fangmon.

Fangmon berubah menjadi Sora. Yamato dan Nagisa terkejut.

"Nagisa! Apa dia Sora-senpai?" Tanya Lekismon. Mata Nagisa menjadi merah.

"Bukan! Ia hanya menyamarkan dirinya!" Jawab Nagisa.

"Apa? Kamu yakin darimana aku bukan Sora?" Tanya Sora palsu.

"Karena kealihan mu itu adalah menyamarkan diri. Iya kan, Nagisa?" Tanya Yamato percaya diri.

"Tentu saja. Kau harus tahu, Fangmon bahwa Nagisa memiliki insting yang hebat! Selain itu, insting sepakbola nya sudah cukup banyak membantu kemarin!" Jawab Lekismon.

"Sekali lagi, Lekismon! Tear Arrow!" Panah es-Nya sekali lagi meluncur ke Fangmon.

"Sekali lagi, Garurumon! Howling Blaster!" Api panas juga ikut menyerang Fangmon. Akhirnya data Fangmon menghilang. Mereka berhasil.

"Sebenarnya kenapa Digimon kegelapan terus berdatangan ke Dunia Nyata? Hal ini sangat janggal." Tanya Nagisa.

"Itu lah yang tidak dapat ku jawab. Apa tujuan mereka datang? Aku tidak mengerti. Tapi, aku bisa simpulkan satu hal. Wajah manis mu sudah membuat para Digimon datang dan menginginkan mu." Jawab Yamato sambil membelai pipi Nagisa yang lembut. Nagisa merona mendengarnya.

"Ya... Yamato-senpai... Arigato... Tapi,Aku harus pulang... Aku takut Penjaga Apartemen ku akan khawatir..." Pamit Nagisa dengan sopan.

"Biar kuantar. Ini sudah malam. Tidak baik seorang gadis keluar malam malam. Dimana apartemen mu? Aku dan Garurumon akan mengantar mu ke apartemen mu." Yamato berusaha menawarkan untuk mengantar Nagisa dan Lekismon pulang kerumah dengan selamat.

"Baiklah, Yamato-senpai."

Akhirnya Lekismon berubah menjadi Lunamon. Lunamon dan Nagisa naik ke Garurumon. Yamato menyuruh Nagisa untuk duduk di depan. Lunamon pula duduk diatas kepala Garurumon. Yamato memeluk Nagisa dari belakang. Ketika telah sampai di Apartemen Nagisa, Lunamon terheran dengan kenapa Nagisa yang terus dipeluk Yamato dan Nagisa tetap terdiam.

"Terima kasih sudah mau datang membantuku, Misaki. Kehadiran mu sudah bagaikan hadiah dari Tuhan. Selamat malam, sosok jelmaan Gabriel bersurai biru kecil ku." Bisik Yamato pelan. Nagisa merona. Tapi, ia tepis pikiran tentang cinta yang berbeda dengan pengertian nya.

"Selamat malam dan sampai jumpa besok pagi!" Nagisa segera membawa Lunamon ke kamar dan lanjut tidur.

Paginya, Nagisa dan Lunamon berangkat Camping. Lunamon berubah menjadi Moonmon dan Moonmon masuk kedalam ransel Nagisa.

"Nagisa-chan! Selamat pagi! Kamu tampak semangat ya? Mau temani aku nonton film di Bioskop minggi depan?" Ajak Mimi ketika Nagisa melewati kamar Mimi. Mimi berdiri sambil bersandar.

"Tentu saja!" Jawab Nagisa dengan senyum tipis. Mimi dan Nagisa berjalan menuju sekolah dan mereka bertemu dengan yang lain nya di Ruang Komputer.

"Baiklah! Kita akan Camping di Digital World!" Mereka telah sampai di Digital World.

Saat ada waktu luang, Hikari, Miyako, Sora, dan Mimi bertanya soal kenangan Nagisa di Indonesia. Yang lain ikut mendengar.

"Hm! Disana sangat menyenangkan. Dulu aku suka melakukan apa pun agar dapat bermain bola. Namun, aku mendapat sebuah teguran dari idola ku semdiri. Aku ditegur oleh Ozora Tsubasa dan Ozora Akira. Sejak saat aku ditegur, aku dan Akira sangat akrab. Akira tidak memandang rendah keluarga ku yang suka berpetualang ini. Saat aku mengerti bahwa Ayah ku dan Ayah Akira adalah Golden Combi, aku dan Akira berusaha membuat Group Golden Combi. Dan kami tidak bisa menciptakan Group Golden Combi karena Akira harus memperkuat permainan nya di Brazil. Aku pula bertemu dengan Matsuyama bersaudara dan Misugi Ai. Kami pun berencana membuat M4. Tapi karena Ryuka dan Ai adalah perempuan, aku dan Kakeru membuat Group WM (Dibaca : Double M). Itu pun kami harus berpisah. Bagiku ini bukan akhir dari kisah sepakbola. Ini hanyalah permulaan yang terkesan pahit. Kami pun bertemu lagi dan bermain sepakbola lagi. Dan terakhir kali aku ke Indonesia, ada sebuah pertandingan tingkat SMP dan ternyata itu adalah latar yang menyembunyikan bahwa para panitia penyeleksian Timnas Jepang sedang mencari yang cocok. Dan aku mendapat kabar, bahwa aku akan bermain di Timnas Jepang."

"Wow! Hebat! Nagisa-chan sangat hebat!" Puji Taichi, Ken, dan Daisuke.

"Sama sama. Aku juga sebenarnya sangat terpuruk sebelum bertemu Akira dan mengenal sepakbola. Aku tidak pernah tersenyum sejak itu. Tapi, sampai aku diajak Ayah ku berkeliling hanya kami berdua aku sangat senang. Seolah olah aku diciptakan untuk bermain bola bersama Ayah. Ayah mengajarkan ku cara bermain dan aku diajarkan banyak hal. Aku mengerti dan aku berusaha menciptakan permainan yang baru. Sejak saat itu, aku selalu bersama bola dan pembawaan ku menjadi riang. Aku mempunyai slogan yang menurut teman teman ku aneh."

"Slogan apa?" Tanya Yamato penasaran. "Bola... Bola Adalah Teman! Sejak aku menyebar slogan itu, banyak pemain sebaya ku selalu melukai ku. Contohnya Wakabayashi Kouichi yang bahkan membuat kami berdua terhantuk dahi masing masing sehingga berdarah. Selain itu, Hyuuga Hajime lebih parah. Hyuuga menendang bola pada ku dan mengenai dahi ku hingga retak dan terus berdarah. Aku dilarang bermain sepakbola selama kurang lebih 3 minggu." Jawab Nagisa tenang. Raut wajah mereka selain Daisuke, Taichi, dan Ken menjadi terkejut.

"Kenapa kalian bertiga tidak terkejut?" Tanya Hikari yang masih shock.

"Hal ini sudah biasa, Hikari. Bagi pemain sepakbola muda seperti kami, hal ini tidak masalah. Karena kami dalam tahap pertumbuhan. Tapi ketika sudah mendekati usia kepala tiga, hal yang seperti ini tidak akan diperbolehkan untuk bermain lagi dilapangan hijau." Jawab Taichi mewakili Ken dan Daisuke.

"Benarkah? Itu pasti sangat sakit. Iyakan, Nagisa?" Tanya Miyako.

"Tidak kok. Bola sudah menyelamatkan ku sejak bayi. Maka, aku juga harus memperlakukan bola layak teman sendiri. Selalu menemani ku sejak bayi dan bahkan tidak bisa lepas dari kaki ku dulu." Jawab Nagisa.















Di tengah bercerita, Lilithmon datang kembali dan ia memiliki niat jahat lagi. Akan kah Nagisa dkk berhasil menghentikan Lilithmon dan niat jahat nya itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Digimon Adventure : The Legend Of The Moon!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang