Part 9

25 4 66
                                    

Baekhyun terus berpikir. Berpikir kritis tentang pilihannya yang akan memilih sesuatu yang berharga pada kehidupannya. Taeyeon? Diva? Ah, dua duanya penting bagi kehidupannya. Jadi, baekhyun tak bisa memilih siapa-siapa. Tapi, jika baekhyun tak memilih siapa-siapa, hidupnya pasti akan terasa sepi kembali. Mau tak mau, dia harus menentukan pilihannya tersebut besok. Ya. Besok.

Sampai sekarang baekhyun masih belum menemukan jawaban yang tepat. Entah harus bagaimana lagi. Tiba-tiba baekhyun mendapat kabar dari seseorang,

Yong Hae
"Tadi malam, Suho dan Diva berdua di toko buku, mereka terlihat akrab. Apa sebelumnya mereka saling mengenal?"
Read 08.05

"Oh ya? Setau ku Diva pamit pulang. Kau tau yang mereka bicarakan?"
Read 08.07

"Aku tak mendengar dengan jelas, tetapi mereka sangat akrab, tertawa bersama. Entahlah, aku memiliki perasaan tak enak. Lalu bagaimana dengan pilihanmu? Sudah yakin?"
Read 08.09

Jadi? Suho menyukai Diva? Atau Suho ingin mengambil Diva? Mereka saling menyukai? Aigo, aku benci memikirkan ini. Bisa stress.

"Aku belum menemukan jawaban yang tepat. Tapi, setelah mendengar pernyataanmu, aku berubah pendapat. Terimakasih kawan"
Read 08.12

"Sama-sama teman, bila ada kepentingan yang bisa ku bantu, hubungi aku saja ya"
Read 08.15

Teman yang baik, sementara aku tak bisa membalas kebaikannya. Mungkin menjauh dari Diva adalah keputusan yang tepat. Tapi, aku juga tak yakin bisa kembali bersama Taeyeon. Oke, aku sudah mengetahui jawabannya. Semoga ini keputusan yang tepat. Ucap baekhyun dalam hati. Baekhyun langsung meraih kunci mobilnya dan meng-gasnya ke rumah Suho.

At Suho residences

"Annyeonghaseyo baekhyunnie!"ucap Suho cengengesan.

"Annyeonghaseyo my lovely leader! Gak sibuk kan? Mau main sebentar nih, lagi bosan di rumah"ucap Baekhyun.

"Boleh lah. Ayo kita bermain ps saja di kamar"ucap Suho mengajak baekhyun.

Akhirnya, mereka pergi ke kamar Suho. Baekhyun sebenarnya ingin membicarakan sesuatu soal Diva, tapi dia tak langsung to the point, jadi ya alasannya mau main. Emang dasar kang nge-les mah susah. Lalu, Suho membuka pembicaraan.

"Kau sudah mengungkapkan perasaanmu baekhyunnie?"

"Bukannya kau yang akan mengungkapkan perasaanmu?"

"Aku? Dengan siapa? Punya gebetan saja tidak"

"Malam itu, kau bersama Diva di toko buku bukan? Jangan kau pikir aku tak tau itu hyung"

"Oh jadi kau kesini hanya untuk membahas itu? Oke, aku dan Diva memang tak sengaja bertemu, lagian bukannya kau sudah kembali bersama taeyeon?"

"Aku belum bisa menemukan mana yang lebih pas di hatiku. Diva itu temanku, aku berhak tau yang sebenarnya. Apakah kau punya hubungan dengannya?"

"Jika kau hanya teman, apabila aku kekasihnya, kau mau tau tentang apa lagi?"ucap suho sambil tersenyum sinis.

"Kalian berpacaran? Sejak kapan? Bahkan aku tak tau apa-apa"tanya baekhyun dengan senyum miringnya.

"Kau tak pernah ingin tau soal Diva kan? Dia hanya pelarianmu saja saat putus bersama taeyeon kan?"tanya suho.

"Kau jangan sok tau"ucap baekhyun sinis.

"Aku memang tau baekhyunnie. Jangan remehkan aku"ucap suho.

Baekhyun yang sudah tak bisa menahan emosi, hampir menonjok suho. Tetapi, tangan baekhyun ditahan oleh seseorang, dia adalah perempuan yang mereka perbincangkan, ya Diva.

"Kalian ini ya, kenapa segala bertengkar? Masalah apa yang kalian ributkan? Siapa yang kalian ributkan?"tanya Diva.

"Kamu"ucap suho dan baekhyun bersamaan.

"Mengapa aku yang menjadi topik?"tanya Diva bingung.

"Tanyakan saja pada baekhyunnie, aku tak mengerti apa-apa"ucap suho.

"Begini ya baekhyun, saat aku pulang dari rumahmu, aku berniat membeli buku sebelum ke kost-an dan tak sengaja bertemu suho. Tidak ada hubungan apa-apa selain berteman"ucap Diva.

Baekhyun yang mendengar perkataan Diva, langsung pergi, ingin menumpahkan amarahnya di suatu tempat. Diva dan suho yang masih ditempat pun berbincang,

"Maafkan baekhyun ya Diva, dia memang menyukaimu, tapi hatinya sedang labil. Kau cukup bersabar saja"ucap suho.

"Tak apa. Dia sudah biasa seperti itu. Sejujurnya, aku tak ingin mengganggu hubungannya dengan taeyeon, tapi aku tidak bisa menjaga jarak dengannya"ucap Diva.

"Kau menyukai baekhyun juga kan? Aku tau pasti kau sakit hati mendengar nama taeyeon, tapi kalau memang jodoh, pasti kembali kan?"ucap suho.

"Ah, thank you so much Suho oppa. Senang bisa menjadi temanmu. Apakah kau sudah punya pacar?"tanya Diva.

"Belum, masih terfokus pada karir sampai saat ini, dan juga masih trauma gara-gara ditolak perempuan"jawab suho.

"Kau? Ditolak? Siapa dia yang berani menolakmu?"tanya Diva kaget.

"Irene. Dia menolakku karena masih terfokus pada karir juga, dan mungkin dia tidak mencintaiku"jawab suho sedih.

"Aaaa, don't be sad. Jika berjodoh pasti kembali, seperti yang kau katakan, betul bukan?"ucap Diva.

"Tentunya Diva"ucap suho.

"Aigoo aku sangat lapar oppa. Makan yuk? Sekalian jalan-jalan biar tak galau"ajak Diva.

"Galau? Apa itu?"tanya suho.

"Sedih karena perasaan"jawab Diva.

"Ooo, oke mari kita makan"ucap suho.

Entah sengaja atau tidak, Suho merangkul Diva. Tapi kali ini arti rangkulannya berbeda. Rangkulan yang Suho berikan adalah rangkulan seorang kakak. Padahal Diva saja tak punya kakak, tapi dia dapat mengartikan rangkulan Suho tersebut, dan tentu saja Diva menyambut rangkulan tersebut dengan merangkul pinggang Suho.

Di restoran pun seperti itu, mereka seperti kenal sudah lama, seperti adik dan kakak. Perlakuan keduanya mencerminkan bahwa mereka memiliki kemiripan, senang tertawa untuk menyembunyikan luka. Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap ke arah Diva dan Suho dengan tatapan kebencian. Entah apa yang orang itu akan lakukan, tapi mukanya seperti menyimpan dendam dan amarah. Tak ada sorot kebaikan disana, sakit hati yang dirasakan orang tersebut bertambah dan itu membuatnya tak yakin dengan pilihannya.

Setelah orang tersebut tau apa yang setelah ini ia lakukan, dia pergi untuk melaksanakan rencananya. Sementara Suho dan Diva malah semakin asik berbincang-bincang,

"Makanannya enak? Mau tambah lagi tidak? Biasanya kan orang gendut makannya banyak"canda suho.

"Aigo, berat badanku ini masih dibawahmu. Dasar tak sadar diri sekali ya. Kau mau aku belikan baju berwarna merah hah?"canda Diva.

"Aih, ampun mbae. Mianhae. Hehe"ucap Suho.

"Sejak kapan kau jadi medok seperti itu? Tak cocok sekali"ucap Diva sinis.

"Kenapa? Karena aku terlalu tampan ya?"ucap Suho sambil tertawa.

"Cih, geer sekali. Ah sudahlah, aku mau pulang, dengar celotehanmu membuat telingaku panas"ucap Diva sambil berdiri.

Tiba-tiba suho menarik lengan Diva, lalu berkata,

"Ku antar pulang ya? Menghemat ongkos kan lumayan"ucap suho sambil tersenyum miring.

"Hih, aku juga bisa pulang sendiri kali. Sudah sana, kau juga pulang. Orang sibuk, kan susah"ucap Diva sambil berjalan meninggalkan suho.

"Hei, Divaya! "panggil Suho.

Diva menengok ke arah Suho, saat menengok Suho sudah ada dihadapannya dan langsung merangkulnya menuju tempat parkir dan mengantar Diva pulang.

-----------------------------------------------------------
Bingung gak sama ceritanya? Boleh deh comment nya hehe.
Kamsahamnida💓💓

Crowded✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang