part 25

5.4K 556 6
                                    

Di dalam mobil minho dan anak istrinya hanya diam tidak ada yang berbicara, siwon dan soyoung pisah mobil dengan mereka.

"Dad, apa nara sudah benar-benar bebas?" Tanya si bungsu junkai memecah keheningan.

"Ya, sebentar lagi kita sampai kerumah uncle suho" jawab minho lalu fokus kejalanan lagi, minho duduk didepan di sebelah supir anak dan istrinya dibelakang.

"Sayang, aku mau kamu ceritain sedikit tentang adik kamu itu. Kamu selalu nutupin masalah dia dari kita, please!" Yoona yang duduk dibelakang minho memegang bahu minho.

"Baiklah mungkin sekarang saat yang tepat untuk kalian ketahui tentang suho" minho menghela nafas, selama ini ia merahasiakan semua tentang adiknya itu kepada istri dan anak-anaknya.

Flashback

Saat suho berumur 18 tahun.

"Papa kenapa kak minho dan mba cl mau sekolah diluar negeri? Kenapa suho gak boleh pah" ucap suho memelas di depan siwon.

Siwon membuka kacamatanya dan menaruh diatas meja ruang kerjanya.

"Nanti juga kamu sekolah diluar negeri" ucap siwon singkat lalu melanjutkan men-scrool tabletnya. Siwon sedang banyak pekerjaan.

"Tapi, dari kecil mereka sekolah diluar negeri. Suho nggak" suho tetap ngotot lalu siwon mengalihkan pandangannya ke suho yang sedang berdiri didepan dia.

"Apa bedanya sekolah diluar negeri dan disini? Sama saja kan?. Keluarlah, papa lagi banyak pekerjaan" pinta siwon.

"Papa pilih kasih mentang-mentang suho anak bungsu, suho selalu di nomor terakhirkan. Kak minho minta ferari dibeliin. Mba cl minta butik sama lamborghini diturutin. Suho cuman minta sekolah diluar negeri gak boleh"

"Kamu bisa gak dewasa dikit? HAH! KAMU TAU MEREKA ITU PUNYA POTENSI BUAT NGEMAJUIN PERUSAHAAN PAPA! SEDANGKAN KAMU? BISANYA CUMAN NGERENGEK DOANG. KALO KAMU MAU INI DAN ITU CARI UANG SANA!! memangnya cari uang itu gampang apa" bentak siwon ke suho. Suho langsung tersentak dan berlari keluar ruangan kerja papa-nya.

Muka suho hanya memerah dan tidak menangis, dia pergi kekamarnya dan mengambil baju seadanya. Memasukkannya kedalam tas yang ia beli dari uang hasil menabung.

Suho berlari keluar rumah dan terus berlari dari komplek perumahan elit itu. Minho hanya diam ditempat persembunyiannya ia menahan air mata yang hendak keluar, minho ingin membantu adiknya tapi ia terlalu pengecut hanya untuk berbicara dengan papanya.

Sesampainya suho dijalan raya ia me-stop angkot, suho tidak tahu harus kemana tapi iya yakin tanpa uang ayahnya ia bisa hidup.

Padahal pengumuman kelulusan sebentar lagi dan acara perpisahan di depan mata. Tapi suho tidak peduli lagi ia muak dan kecewa.

Suho turun ia melangkah dan mencari kontrakan murah setidaknya ia bisa berlindung dari dingin dan panas diluar sana. Akhirnya setelah mencari-cari ia berhasil mendapat kontrakan itu, lumayanlah, untuk berlindung setelah itu mungkin suho harus mencari pekerjaan apapun yang penting halal.

Hari terus berlalu sampe umur suho menginjak 19 tahun, suho masih sama seperti dulu seperti saat pertama kali keluar dari kemewahan harta papanya.

Anehnya mereka semua seakan tidak perduli dan tidak repot-repot mencarinya, biarlah suho juga tidak butuh harta papanya. Toh ia masih hidup tanpa harta itu.

Suho sekarang berprofesi sebagai penyapu jalanan disiang hari dan kerja mengantar koran di pagi hari lalu jadi pelayan cafe di malam hari.

Cukuplah gajinya untuk membiayai hidupnya yang sebatang kara, cukup menyedihkan.

Diam-diam minho selalu mengawasi gerak-gerik adiknya sejak adiknya pergi dari rumah, ia sayang adiknya tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

---------------

Seorang kakek-kakek terlihat ragu-ragu ingin menyebrang jalan, dirasa sudah tidak ada kendaraan yang lewat kakek itu menyebrang dengan was-was.

Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang kearah si kakek, motor itu menabrak si kakek lalu kabur tidak tanggung jawab.

Suho yang hendak pergi karena pekerjaannya sudah selesai menyapu jalan itu lalu menjerit ketika melihat seorang kakek tergeletak di sisi jalan dengan darah yang terus keluar dari kepalanya.

"Astagfirullah, kakek" suho lalu mengangkat si kakek suho berteriak meminta tolong lalu orang-orang pun berkumpul.

Salah satu dari mereka memanggil ambulance, setelah itu ambulance datang membawa si kakek dan suho ikut.

Setelah kejadian itu suho selalu menemani si kakek yang juga sebatang kara seperti dirinya, dirumah sakit suho selalu menemani dan mendoakan si kakek tersebut.

Suatu ketika si kakek itu bangun dari komanya, dan memberi wasiat kepada suho karena sudah mau membantu ia. Kakek yang bernama jang ho jeong itu mewariskan seluruh kekayaan dia kepada suho ia rasa suho lah yang pantas mendapatkannya dari pada anak-anak ia yang tidak bertanggung jawab.

Setelah kakek jang, biasa suho panggil begitu menghembuskan nafas terakhirnya. Suho berjanji akan bertanggung jawab kepada harta yang kakek jang wariskan kepada suho dan berjanji tidak akan mengecewakan ucapan kakek jang.

"Pa. Aku bisa hidup tanpa hartamu, dan sekarang aku punya harta yang sama banyaknya denganmu, lihat nanti mungkin kita akan bertemu lagi diruang meeting perusahaan dan aku akan selalu mengingat ekspresi pertama yang papa tunjukan saat aku berada disana" ucap suho sambil memandangi foto papanya di layar komputer yang menampilkan profil CEO Swn corp.





Nah update😂 kalo yang gak mudeng liat lagi aja di part 1 ya. And jangan lupa voment guys. Thanks ya buat yang udah nagih part 25 ini. 😊

Papi Gue Holkay💸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang