Prolog

224 23 6
                                    

Kringg!!!!.. Kringg!!!.. Kringg!!!..

Alarm berdering mencoba membangunkan siapa saja yang ada disekitarnya. Termasuk orang - orang yang tengah menjalani rutinitas sehari-hari yaitu tidur. Salma masih dalam posisinya, tidur telungkup dengan hampir seluruh badannya tertutupi oleh selimut.

Masih 10 menit lagi

Salma mematikan bunyi alarm yang mengganggu tidurnya itu. Dia sengaja memasang alarm sepuluh menit lebih awal dari targetnya untuk sekedar melanjutkan tidur.

Alarm kedua berbunyi dari benda pipih yang terletak di atas nakas. Kali ini, mau tidak mau Salma harus bangun. Tidak ada pilihan yang lain selain itu. Demi menghentikan suara bising alarm. Saat seseorang tengah bermimpi, tiba-tiba suara alarm menariknya dari dunia mimpi.

Dengan agak malas Salma beranjak dari tempat tidurnya. Berjalan agak doyong dengan mata setengah tertutup. Nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul. Dia mencoba mengatur keseimbangan tubuhnya agar tidak sampai jatuh. Lalu segera disambar handuknya, kemudian dia segera ke kamar mandi.

Salma Adelina ,seorang anak tunggal dari keluarga sederhana. Dia tinggal dengan Ayahnya. Ibunya sudah meninggal ketika dia berusia tiga tahun. Seorang anak SMA, dia cantik ,cuek. tapi sebenarnya perhatian.

Mengagumi Cogan adalah kebiasaannya. Tapi tak seperti cewek pada umumnya yang bertingkah Lebay. Dia justru lebih senang menyimpan perasaannya dalam diam.

Salma masih bersiap di dalam kamarnya ketika seseorang memanggilnya untuk segera keluar kamar.

"Salma...Salma..ayo cepat turun,mari kita sarapan bersama!".

"Iya Yah... sebentar" jawab Salma dari dalam kamar.

Ayahnya adalah seorang pahlawan baginya. Dia mengurus semuanya bagaikan pengganti ibunya. Sabar adalah sifat yang paling Salma suka kepada Ayahnya. Tersadar dari lamunannya, segera dieratkan tali sepatunya. Dengan cepat Salma meraih tas pink kesayangannya itu dan segera menuju ke bawah. Dia tahu Ayahnya pasti sedang menunggunya.

"Kali ini bi Siti masak makanan kesukaan kamu loh!, capcay jamur kuah yang kamu request kemarin!" kata Ferdi sambil mengelus puncak kepala salma dan tersenyum.

Melihat makanan favoritnya di depan mata. Tanpa menunggu lama salma segera memakannya dengan lahap.
Usai sarapan, Salma meminta izin untuk segera berangkat ke sekolah. Dia mencium tangan Ayahnya dan tak lupa meminta doa agar disekolah mendapat ilmu yang berkah.

Salma kemudian menaiki sepedanya.

Sepeda matic yang selalu setia mengantarkan dia selama ini. Pak Yanto satpam rumahnya membuka pagar rumah yang tidak begitu besar. Lalu dengan menyapa Satpam nya itu dengan senyuman, Salma segera meninggalkan rumah kemudian pergi ke sekolahnya.

Keluarga Salma adalah keluarga yang sederhana. Ayahnya selalu mengajarkan Salma untuk hidup dalam kesederhanaan meskipun sebenarnya mereka punya harta lebih. Tapi untuk menunjukkannya pada orang lain bukanlah sifat mereka.

Alasan jika Salma bertanya kepada Ayahnya mengapa mereka harus hidup dalam kesederhanaan adalah karena dalam kesederhanaan keharmonisan sebuah keluarga akan terjaga. Dan itu yang selalu dikatakan Ferdi pada putri kesayangannya

{Telah direvisi}

Bersambung....

Cinta Dua DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang