Pada dasarnya memang Hanna tak perlu berharap pada kehadirannya yang seolah semu, dia yang selalu terlihat namun sulit untuk digapai. Apa yang harus Hanna lakukan ketika dirinya hanya perempuan yang seolah buta akan cinta? Sehun, pria itu tidak benar-benar mau mengerti perasaanya.
Tekadnya selalu ingin menang, egois menggores lubuk hatinya yang rapuh, paksaan selalu hadir dalam tindakan pria itu. lalu jalan cerita memerintahkan Hanna untuk lemah akan segala yang bersangkutan dengan Sehun.
Tatapan yang berakhir mengabur akibat desakan kuat air mata ingin keluar, tubuhnya ingin luruh namun begitu langka yang menopang dari belakang. Ia dilecehkan ketika pria itu membawa ke sebuah bar yang baru pertama kali Hanna injaki.
Hanna benar tidak tahu ketika Sehun berkeinginan membawanya keluar ke suatu tempat, yang ia fikir pria itu akan membawanya ke tempat dengan nuansa temaran cahaya, lalu di belakangnya di iringi musik jaz romantis.
Hanna benar tidak tahu bahwa ia akan berakhir di tempat para setan berkumpul dengan tumpahan bau alkohol dimana-mana. Hal yang tertangkap pertama kali adalah, para pria dan wanita dengan raut bahagia menari di bagian dancefloor lalu beberapanya asik bercumbu. Hanna merasa bahwa ini benarlah terasa asing.
Tidak pernah ia menerka bahwa Sehun dengan kesegala kenaifannya membawa ke tempat yang dikutuk oleh Tuhan, hal pertama yang tidak pernah Hanna sangka adalah ketika Sehun berkata.
"Kau harus terbiasa dengan hal ini, ini New York, dan kau harus sedikit beradaptasi dengan lingkungan New York sesungguhnya." Setelahnya pria itu pergi meninggalkan dirinya yang terbujur kaku di tengah-tengah hingar bingar manusia penuh dosa di sekelilingnya. Pria itu meninggalkan Hanna yang awam akan semua ini.
Dan setelahnya ia memutuskan untuk duduk di salah satu sofa bagian pojok dengan kebimbangan dalam hati semoga tidak mendapat hal buruk.
Jiwanya merenung dan hatinya berdoa agar terselamatkan, kendati ketika Sehun tidak lagi terjangkau oleh pandangannya. Lalu beberapa saat kemudian hal tak terduga menimpanya, seorang pria mendatanginya, mengatakan hal yang sangat tidak sopan dan meremas pantatnya, Hanna marah ia lalu menyiram pria itu dengan Wine, dan pria itu balik menampar pipinya hingga merah membara.
Panas menjalari matanya ketika semua mata tertuju pada hanna, dengan Sehun datang dengan raut murka.
Yang kemudian menarik Hanna keluar dari gedung dengan kasar lalu mengeluarkan kata-kata yang menyayati luka batinnya.
"KAU TIDAK SEHARUSNYA MENYIRAM DENGAN WINE, KAU BODOH ATAU TIDAK PUNYA OTAK! HANYA KARENA DIA MEREMAS PANTATMU?!"
"DIA MELECEHKAN AKU, SEHUN DAN DIA JUGA MENAMPARKU!" Hanya seharusnya belaan berpihak kepadanya, karena Hanna tidak melakukan kesalahan apapun, kendati ia hanya merasa terhina karena berhasil dilecehkan oleh pria asing. Dan kejam, Sehun bahkan tidak mempunyai niatan untuk membelanya yang benar.
"ITU KARENA KAU YANG BODOH HANNA KAU SALAH DAN KAU YANG TERLALU MUNAFIK, BERHENTI MEMBUATKU MALU! KAU MEMALUKANKU."
"YA AKU BODOH AKU MEMANG SELALU MEMALUKANMU, AKU MUNAFIK, KARENA MEMANG SEMUA OPSIKU TIDAK PERNAH BENAR DI MATAMU. JIKA BEGITU KENAPA KAU TIDAK MEMBIARKANKU PERGI SAJA, Kita bisa akhiri semuanya disini!" Ia tersedu hebat, terengah dalam tangisan yang ia rendam dengan mulutnya, yang ia tahan dalam setiap bait kerongkongannya, tidak pernah Hanna sangka bahwa perjalanan kasihnya begitu memilukan.
"HANNA!" Cengkraman Sehun menguat, gemeletuk gigi terdengar seru, barangkali angin ikut terseok lara mendengar jeritan sang perempuan, barangkali langit akan menampakan murkanya karena sang pria. Namun semuanya diam bisu, tanpa berniat membantu siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [complete]
FanfictionPada sisinya dia terus kalah pada perasaan bodohnya, menjadikan wanita seperti tidak punya otak karena terus membiarkan dirinya diinjak-injak. "Seharusnya memang dari awal kau ungkapkan jika memang tak ada sedikitpun perasaan untukku. Sehingga aku...