Save Me [6]

8.6K 1.1K 357
                                    

Chapternya isi menye2, gagal sedih, dan ada kekerasan fisik trhdp perempuan. Please anticipacing for that. Saya tidak menjamin kebahagian, tidak menjamin happy ending di cerita saya, saya tidak menjamin kalian akan termehek-mehek jika membaca ini.

Setiap manusia pasti akan memiliki perpisahan, baik oleh kematian atau apapun itu.
.

-

-

Antara langit dan bumi, antara api dan air, antara gula dengan garam.

Antara sunyi dan keramaian, antara air dengan minyak, antara siang dan malam.

Bagaimana mereka memang tidak akan pernah bisa menyatu dalam satu waktu yang walaupun digariskan fungsinya, digariskan waktunya, digariskan paksaannya.

Yang disatukan walaupun berlawanan, yang disatukan walaupun menentang statusnya yang tak akan pernah berhasil. Yang kenyataannya mereka takkan pernah bisa bersatu tanpa kehendakNya. Tanpa ijinNya.

Seperti Bara api ditumpahkan pada telapak tangan, terasa panas serta membakar, menyengat kemudian melepuh. Pada akhirnya salah satu akan berada dipuncak pada kekalahan, keputus-asaan atas tidak kuat menerima sakitNya.

-

-

-

Puncak pertahanannya telah usai, setelah luka demi luka dia torehkan padanya yang bagaikan seonggok manusia tidak berguna, Hanna menyerah. Hanna menyerah untuk bertahan disisinya, Hanna menyerah untuk kuat atas derita mutlak yang digariskan untuknya.

Berulangkali jatuh ia berdiri tanpa bantuannya, berulangkali ia jatuh menginjak duri Hanna cabut sendiri tanpa bantuan tangan kokohnya, berulangkali dia seperti menikam Hanna dengan pisau karat, yang kemudian ia sembuhkan sendiri dengan sabarnya.

Setelah detik demi detik terlewat, hari demi hari melintas, dan siang malam bergantian bertugas Hanna kosong akan pengharapan, yang barangkali harapannya tak pernah didengar, barangkali tak pernah dipedulikan, barangkali tak terlihat olehnya. Hanna kosong, mati rasa, dan kini sesaknya semakin menjadi setelah kabar buruk yang baru saja disampaikan oleh Zhao Mei- ibunya- yang berada di Sanghai, China.

Konspirasi apalagi yang dilakukan semesta dengan takdir sehingga ia pantas untuk menerimanya, kesalahan fatal apa yang ia lakukan semasa hidup? Dosa apa hingga ia menerima derita ini. Penghianatan yang Hanna terima, perjalanan yang penuh kepiluan air mata yang ia tahan mati-matian, tidakkah semesta puas akan itu? tidakkah semesta memberinya sedikit nafas untuk menghirup kebahagiaan? Bisakah?

Dengan tangan bergetar Hanna kembali meraih ponselnya yang semula terjatuh di atas tanah, air matanya tidak lelah untuk turun. Sedangkan angin musim dingin semakin kencang berhembus, menyeruak menusuk sela pori-porinya. "Ma.." Hanna menangkup bibirnya sekuat tenaga untuk menghentikan isakannya. Hanna mendengar tangisan Zhao Mei semakin kencang di seberang, semakin menikam Hanna untuk segera pulang ke China.

"Ma.. Hanna akan pulang besok pagi. Ma tolong jangan menangis.." air mata meluruh kesekian kali. Hanna meremas ponselnya kuat. Menghalau rasa kelat yang menimpa mulutnya hingga menjadi kelu saat berucap.

"Mama menunggu, cepatlah pulang Hanna." Ucap Zhao Mei terbata di tengah isakkannya yang pilu.

Kemudian selepas panggilan Zhao Mei, Hanna matikan. Kemudian tangisan yang ia tahan sedari tadi ia keluarkan, begitu perih untuk di dengar di kemalaman yang begitu sendu. Hanna butuh uluran tangan untuk bangkit, ia butuh sebuah lengan kokoh untuk mengangkatnya berdiri. Namun saat ini kosong, tidak ada yang berniat membantu walaupun hilir mudik manusia tertangkap olehnya.

Save Me [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang