"Aduh.. tanganku sakit sekali.." keluh Sakura
"Itu karena kau terlalu semangat bekerja tadi." Sela Sasuke.
"Aku hanya ingin berusaha bekerja dengan baik di toko Ino-nee, karena dia sudah berbaik hati menampungku di rumahnya." Ucap Sakura. Tanpa disadarinya sedari tadi seseorang tengah mengupingnya yang sedang bicara dengan Sasuke.
"Kreekk"
"Sakura-.." Sasori tiba-tiba membuka pintu kamarnya.
"N-nii-chan?!" Pekik Sakura kaget.
"G-gawat! Bagaimana ini?!" Batinnya panik.
"Kau.." Gumam Sasori.
"Eh, ini-"
"Wah ketahuan, boleh ku ambil jiwanya sekarang?" Tanya Sasuke menyela perkataan Sakura.
"Jangan!" Panik Sakura.
"Kau roh kegelapan." Desis Sasori. Tiba-tiba dari telapak tangannya menyala sebuah api yang Sakura ketahui adalah api yang diambil dari jiwa lampist.
Sasori mengangkat tangannya dan hampir melayangkan api tersebut ke arah Sasuke jika Sakura tidak segera berdiri di hadapannya untuk melindungi roh kegelapan itu.
"Nii-chan!" Pekik Sakura.
"Apa yang kau lakukan Sakura.. kenapa kau berpihak pada roh itu?" Tanya Sasori sambil memijit keningnya frustasi.
"Tapi Sasuke-"
"Mana ada roh jahat dan roh baik! Kalau ada yang tahu pegawai kita berhubungan dengan roh kegelapan, reputasi toko ini akan hancur!" Bentak Sasori murka. Membuat Sakura gemetar ketakutan karenanya.
"Kau membuat masalah saja. Jangan kembali sampai kau urus roh itu." Pesan Sasori sebelum akhirnya ia kembali menutup pintu dan pergi.
Meninggalkan Sakura yang kini terduduk lemas di depan pintu kamarnya sambil meratapi kebodohannya.
"Kakakmu marah ya? Kita tak bisa dekat lagi, ya?" Tanya Sasuke dengan senyum polosnya yang lebar, tak tahu menahu dengan bagaimana perasaan Sakura saat ini.
Sakura terdiam, kemudian melipat tangannya di atas kedua lututnya dan membenamkan wajahnya disitu.
"Itu masalah lain." Jawab Sakura.
"Akulah yang telah merusak semua lampumu. Meski kau bilang impas kalau bersamaku, tetap saja aku harus bertanggung jawab. Tapi aku tak ingin jiwaku kau rebut. Aku juga tak mau kau merebut jiwa orang lain." Ucap Sakura.
"Kau egois ya." Ucap Sasuke masih dengan senyumnya.
"Tapi aku harus pilih apa.. Aku sangat menyesal." Gumam Sakura.
"Aku tak mau ada yang menghilang." Batinnya.
"Pilih saja yang kau suka" Jawab Sasuke asal, karena memang ia tak tahu menahu tentang manusia.
"Aku harus bagaimana...?"
***
"Hem.. kau sungguh ceroboh, bergaul dengan roh kegelapan." Ucap Ino dengan ekspresi prihatin.
"Maaf, aku sudah merusak reputasi Ino-nee.." Ucap Sakura sambil membungkuk.
"Aku berpikir begitu karena aku warga kota ini, jadi tahu persis kengerian roh kegelapan. Bukan karena aku seorang lampist, tapi karena aku mencemaskanmu." Ucap Ino sambil menepuk-nepuk kepala Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In Darkness (END)
Fanfiction(Short Story) Sakura, gadis yatim piatu, datang ke kota tempat kakaknya tinggal. Kota aneh yang penuh dengan lampu, dan warganya yang takut dengan kegelapan. "Jangan pernah dekati kegelapan..." Pesan itu malah membuat Sakura semakin penasaran! Penas...