Epilog

1K 80 0
                                    

Hai semua :)
Maafkan Saya yang baru publish epilognya setelah setahun berlalu:') Sesungguhnya penyakit Writers Block lucknut itu baru saja menyerang diri ini, jadi tolong maafkan daku atas keterlambatan epilog ini dan atas ceritanya yang masih banyak kekurangan :')

Yaudah tanpa banyak bacot lagi mending langsung saja...


LIGHT IN DARKNESS (EPILOG)

¤HAPPY READING¤

~¤~

"Aku antarkan lampu dulu nee-san."

"Iyaa, tolong ya Sakura-chan,"

"Hhh, mereka akrab sekali ya, tak kusangka manusia bisa bergaul dengan roh kegelapan." Ucap Ino sambil memperhatikan punggung dua makhluk yang berjalan beriringan semakin menjauh dari tokonya.

"Cih, aku tidak setuju tuh." Sahut pria berambut merah yang tengah sibuk menata lentera di meja.

"Tak apa, dia tidak berbahaya. Nanti mereka akan bilang padamu kalau mereka sudah jadian, hehe." Kekeh Ino tanpa beban.

"Braakk Praangg!"

Bunyi tersebut segera mengalihkan perhatian Ino pada pria di belakangnya dan didapatinya pemandangan dimana sebuah meja patah dan seluruh lentera yang sebelumnya berada di atas meja kini terhampar di lantai dengan keadaan pecah.

"Sasorii! Apa yang sudah kau lakukan!!!"

.

"Aku sudah memikirkannya baik-baik, waktu itu aku tak ingat karena sedang putus asa," Ucap Sakura kemudian tiba-tiba menghentikan langkahnya sehingga sosok yang berada di sebelahnya pun ikut berhenti.

"Aku tanpa sadar menyalakan apinya saat menangis!" Sakura menatap tajam lentera yang dipegangnya namun tak lama matanya berkaca-kaca hingga ketika ia berkedip kacanya pecah menjadi butiran-butiran air yang biasanya disebut air mata.

"Haha. Percuma saja." Sosok itu tertawa datar sambil meletakkan tangannya diatas rambut pink Sakura yang cemberut melihat reaksinya.

"Lampu kegelapan bisa menyala saat itu... pasti karena Sakura." Ucap batin sosok roh kegelapan yang tak lain dan tak bukan adalah Sasuke.

"Aku tak ingin kau menghilang! Aku ingin menyelamatkanmu!"

"Tenang saja Sakura, aku akan membantumu membuat lampunya." Ucap Sasuke mencoba menghibur suasana hati Sakura yang tengah kesal dan bingung.

"Ya, selama kau masih hidup, kita bisa mencobanya." batinnya lagi, Sasuke tersenyum tipis sembari menatap Sakura penuh arti.

"Iya! Ayo kita buat lampu bersama!" Sahut Sakura semangat setelah terpana melihat senyum pertama Sasuke yang terlihat begitu tulus.

~¤~

"Terima kasih telah berkunjung~" Wanita itu membungkuk memberi salam perpisahan ketika pelanggan terakhir keluar dari tokonya.

"Sakura," Wanitu itu menoleh ketika mendengar sebuah suara baritone menyapa dari belakangnya. Bibirnya refleks tersenyum lebar begitu melihat sosok itu, "Ah, Sasuke~!"

Wanitu itu-Sakura, kini berubah sepenuhnya dengan wajah yang semakin cantik dan dewasa, juga rambutnya yang memanjang. Begitu juga dengan pria yang kini digandeng Sakura-Sasuke, pria itu kini terlihat lebih rapi dari penampilan sebelumnya, walau tidak banyak yang berubah dari fisiknya mengingat ia bukanlah manusia biasa.

"Kau lelah?" Tanya Sasuke sambil mengusap rambut Sakura yang tengah menggandeng tangannya manja.

"Hmm, tapi aku bersyukur kita bisa menemukan rumah kosong di tempat bagus ini. Memang tak banyak orang yang lewat, tapi toko ini menyediakan lampu yang tak bisa sembarang dibuat, padahal baru saja dibuka hari ini ya hehe," oceh Sakura padanya, membuat Sasuke tersenyum maklum karena memang istrinya belakangan memang bicara berlebihan(cerewet).

"Yahh, meski Sasori-nii sempat menentang hubungan kita dan keinginanku untuk hidup mandiri sebelumnya membuat kita kesulitan membuka toko ini..." Sakura terkekeh ketika mengingat kembali kejadian dua tahun lalu dimana Sakura memberitahu rencananya dan Sasuke pada Sasori, hingga Sasori seketika mengamuk dan hampir memancung Sasuke.

"Heh, Sasori itu harusnya bisa lepas dari adiknya, dia bahkan tega menggantung perasaan Ino bertahun-tahun agar tetap bisa lebih terfokus menjagamu," ucap Sasuke dengan nada ketus, membuat Sakura makin terkekeh.

"Yah, syukurlah sebulan yang lalu mereka juga menyusul untuk berbahagia." Sakura tersenyum tulus sambil melepas gandengannya ketika Sasuke beranjak untuk menutup toko mereka.

"Hn. Semoga saja dengan ini dunia roh kegelapan dan kota lampu bisa saling berinteraksi."

"Pasti, ini akan jadi toko lampu yang akan dikunjungi manusia dan roh kegelapan."

~¤~

Aku tidak tau mengapa saat itu aku bahkan nekat untuk mencarinya ke sarang para roh kegelapan, tempat tergelap yang tak diketahui terletak jauh di dasar kota lampu. Saat itu aku bahkan hampir diterkam roh lain, namun entah bagaimana aku menemukannya, tergeletak tak berdaya dengan tubuh yang perlahan menghilang. Saat itu aku tidak tau apa yang terjadi. Aku begitu takut dia akan menghilang, aku takut dia akan pergi, aku terus memohon hingga saat itu aku hanya bisa menangis begitu tubuhnya hilang sepenuhnya. Entah keajaiban apa yang terjadi, ia kembali. Lentera itu menyala dengan lampu kegelapan yang berada di dalamnya. Saat itu aku sungguh tidak mengerti tapi aku terlalu bahagia begitu melihatnya kembali di hadapanku.

Hanya satu kalimat yang terus terngiang di kepalaku sedetik sebelum ia menghilang.

"Aku mencintaimu!"


.

End¤
.

A/n :
Mohon maaf Saya mempublish ini tanpa membaca ulang secara keseluruhan, jadi jika kalian mendapati semacam typo, dkk. Tolong beritahu Saya ya! Dan jika kalian merasa ada bagian cerita yang tidak sesuai/janggal segera beritahu ya!

Makasih untuk kalian yang tetap setia menunggu epilog cerita ini dan masih menyimpannya di library kalian😘

Don't forget to voment! Ehe.

BigThanksFromMe,

#SayakaRei

Light In Darkness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang