Chapter 2

1.3K 122 5
                                    

"Jadi begitu, banyaknya lentera di kota ini untuk menakut-nakuti roh kegelapan. Kira-kira seperti apa ya bentuknya? Seperti setan? Atau tengkorak?" Batin Sakura bertanya-tanya, saat ini ia sedang dalam perjalanan kembali ke toko lampu tadi.

"Jadi penasaran.. kenapa mereka harus setakut itu? Memangnya mereka sudah pernah lihat bentuk "nya"?" Gumam Sakura kemudian dengan sengaja dibukanya tutup lentera tersebut hingga apinya padam.

"E-eh??" Tiba-tiba kegelapan menyelimuti sekelilingnya, Sakura merasa seakan terlempar ke dimensi berbeda yang penuh kegelapan.

"Tempat apa ini?" Sakura berjalan menyusuri tempat itu, di sekelilingnya terdapat sebuah lentera dengan api yang gelap.

"Lampu yang aneh..." batinnya sambil menyentuh lentera tersebut.

Namun yang terjadi selanjutnya, api di dalam lentera tersebut malah keluar dan terbang, tidak hanya itu namun lentera yang lainnya pun sama.

"Kenapa ini? Kenapa semua lampunya terbang?" Gumam Sakura panik.

"E-eh?!"

Tiba-tiba sepasang lengan melingkar di pundaknya dan sesuatu yang cukup tajam menumpu pada puncak kepalanya.

"Hn, mereka semua kabur. Bagaimana kau akan menggantinya?" Suara berat itu terdengar di atas kepalanya

"S-siapa kau?!" Dengan refleks Sakura segera membalikkan badannya.

Kini Sakura melihatnya, seorang pria dengan model rambut seperti pantat ayam berwarna hitam, memakai kimono panjang hitam juga dengan mata warna onyxnya.

"Aku? Aku roh kegelapan" ucap pria yang mengaku roh kegelapan tersebut dengan datar.

Dan realita sepertinya memang tak seseram ekspektasi.

"Seperti manusia biasa..." gumam Sakura tak percaya.

"Reaksimu aneh, padahal biasanya orang bakal ketakutan, tapi kau malah terlihat kecewa" ucap pria itu.

"Ya sudah.." gumamnya dengan seringai misterius.

Tiba-tiba tangan pria itu sudah menembus ke dalam dada Sakura.

"Kalau begitu jadilah lenteraku" bisiknya.

"Panas.. darahku terasa seperti mendidih! Sakit! Ini sakit sekali!" Batin Sakura sambil mencoba menyingkirkan tangan itu dari dalam dadanya.

"Hen- hentikan!!" Teriak Sakura dengan sekuat tenaga menarik tangan pria itu hingga lepas dari dalam tubuhnya, dan seketika tiba-tiba tubuhnya dikelilingi oleh cahaya terang, hingga membuat pria itu mundur dan menjauh darinya.

Kesempatan itu tak disia-siakan Sakura untuk lari menjauh dari tempat itu secepatnya.

Namun tiba-tiba keadaan kembali berubah, ia sudah kembali lagi di kota lampu.

"Aku kembali? Syukurlah.."

"Tadi kurasa jiwaku benar-benar hampir diambil. Sekarang aku bisa paham mengapa orang-orang kota ini takut kegelapan.." gumamnya sambil mencengkram dadanya.

.
.
.

"Loh? Mana lampumu, Sakura?" Tanya Ino begitu Sakura sampai.

"A-ano.. aku kehilangan lampuku, dan yahh aku juga sempat bertemu dengan roh kegelapan, tapi syukurlah aku bisa lari dan selamat." Aku Sakura jujur.

"Apa kau bilang?! Kau itu bodoh atau apa hah?!" Tiba-tiba suara bentakan Sasori menyahut dari belakang, membuat Sakura berjengit kaget.

"Apa kau tahu pepatah 'main api, terbakar sendiri'? Bagaimana jika kau malah celaka tadi?!" Cerocos Sasori, sedangkan Sakura hanya menunduk.

"Sudahlah Sasori, yang penting Sakura kembali dengan selamat." Sela Ino mencoba membela Sakura.

"Selamat apanya! Dia bertemu roh kegelapan! Meski sudah diiingatkan, dia tetap saja cuek dan malah menantang. Itu kan namanya bodoh?!"

"Hahh kau ini bawel sekali ya.." hela Ino

"Kau juga Sakura! Aku menampungmu hanya karena kau adikku, bukan berarti aku akan melayani semua ulah bdohmu itu. Camkan itu baik-baik." Ucap Sasori kemudian berbalik dan melangkah pergi.

"Ya, maaf." Gumam Sakura.

"Sepertinya Nii-chan kesal padaku ya" batinnya.

Ino yang sedari tadi masih berdiri di situ hanya menatap Sakura dengan prihatin, kemudian ia melangkah mendekati Sakura dan menyentuh pundaknya lembut.

Sakura mendongak menatap Ino yang tengah tersenyum lebar, kemudian Ino menarik lengan Sakura dan menududukkan Sakura dan dirinya ke sofa di dekat mereka.

"Oh ya Sakura, aku masih sangat penasaran! Bagaimana caranya kau bisa kabur dari roh kegelapan?! Padahal biasanya orang yang ketemu dengannya tak akan selamat." Tanya Ino antusias sekaligus penasaran.

"Tadi ada cahaya aneh yang keluar dari tubuhku, itulah yang membuatku bisa kabur. Memangnya apa yang akan terjadi kalau jiwa kita direbut?" Jawab sekaligus tanya Sakura.

"Kau akan pingsan dan tidur, dan kau hanya akan bangun kembali jika jiwamu telah kembali. Tunggu, tadi kau bilang ada cahaya aneh yang keluar dari tubuhmu?"

"He-em. Kira-kira itu cahaya apa ya?" Sakura menganggukkan kepalanya, kemudian kembali bertanya.

"Sakura, jangan-jangan... kau punya bakat sebagai Lampist?"

"Heh? Lampist?"

"Ya, asal kau tau, tak semua orang bisa jadi lampist, hanya orang yang punya pijar jiwa jauh lebih kuat dari orang biasa, itu adalah bakat yang didapat sejak lahir" jelas Ino sambil menghadapkan kedua telapak tangannya pada kedua sisi sebuah lentera kosong.

"Eh?!" Tiba-tiba, secara ajaib dalam lentera tersebut menyala sebuah api.

"Kau bisa merasakan lampu buatan kami beda dari yang lain kan?" Tanya Ino.

"Y-ya, warnanya luar biasa.." jawab Sakura yang masih terlihat shock dengan kejadian tadi.

"Pijar lampu ini dibuat dari nyala jiwa kami, para lampist." Jelas Ino dengan seringai penuh kebanggaan.

"Sou ka! Jadi apakah kau-... mengurangi sedikit dari umurmu?"

"Tentu saja tidak. Itu sama saja seperti mengambil api dari perapian, apinya tidak akan berkurang kan?, seperti itulah kami para lampist. Kalau kami membagi jiwa kami ke dalam lampu, jadilah 'Lampu Cahaya'. Mereka tak tahan dengan lampu semacam ini." Jelas Ino (lagi).

"Jadi itu sebabnya aku bisa kabur... Iya ya, pijar di lampu kegelapan warnanya beda dengan lampu para lampist ini. Roh kegelapan merebut jiwa manusia untuk membuat 'Lampu Kegelapan'. Warga kota jadi takut pada kegelapan karena dipenuhi oleh roh, sedangkan para lampist membuat 'Lampu Cahaya' untuk mengusir kegelapan. Intinya, jiwa para lampistlah yabg menerangi kota dari kegelapan." batin Sakura.

"Sakura, apa kau mau coba jadi Lampist?" Tanya Ino menawarkan.

"Aku ingin tahu lebih banyak lagi tentang kota ini..." Batin Sakura

"A-aku mau coba! Aku mau coba jadi Lampist!" Seru Sakura.

.

.

.

Tbc¤

.
.
.

Lagi kehabisan kata-kata, gak tau mau ngomong apaan. Cuman mau tanya, menurut kalian cerita ini menarik gak?

Mind to voment?

#SayakaRei

Light In Darkness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang