Chapter 8

915 99 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu sejak hari itu dan Sasuke juga tidak lagi menampakkan dirinya di sekitar Sakura, lebih tepatnya Sasuke menghilang sejak hari itu. Sakura juga sudah mencarinya ke segala penjuru kota itu namun ia tetap tidak menemukan Sasuke.

"Kemana Sasuke pergi? Masa dia menghilang." Itulah yang ada dipikiran Sakura akhir-akhir ini hingga membuat perasaannya menjadi cemas dan kacau.

"Aku berangkat dulu," Seru Ino dengan suara melengkingnya sambil membuka pintu tokonya.

"Lho Ino-nee? Mau pergi?" Tanya Sakura agak heran saat melihat penampilan Ino yang memakai pakaian formal serba hitam.

"Ya Sakura-chan, ada upacara pemakaman pelanggan." Jawab Ino.

"Siapa yang meninggal?! Aku ikut pergi ya?" Tanya Sakura terkejut sambil menawarkan diri untuk ikut.

"Dia langganan yang sudah lama tak ke sini, biar aku saja yang pergi. Lima tahun yang lalu jiwanya dirampas dan dia tak pernah siuman lagi." Jawab Ino sambil tersenyum prihatin kemudian menepuk kepala Sakura yang kini terlihat murung setelah mendengar ceritanya.

"Aku berangkat dulu ya," Ucap Ino sebelum menutup pintu di belakangnya. Meninggalkan Sakura yang terlihat masih merenung.

"Apa ada cara untuk membuat lampu kegelapan? Mungkin aku bisa membuatnya." Batin Sakura.

***

"Hah? Jangan ngomong begitu pada Ino, dia kan baru saja kehilangan temannya," Respon Sasori saat Sakura mencoba berkonsultasi padanya mengenai pembuatan lampu kegelapan.

"Aku tau kok," Sela Sakura sambil membawa beberapa lempengan besi di tangannya dan menyerahkannya pada Sasori.

"Sudah, jangan berurusan lagi dengan roh kegelapan. Kau masih mencarinya ya?" Tanya Sasori sambil melanjutkan kembali pekerjaannya membuat lentera pesanan.

"Tapi aku sudah tak tahan Sasori-nii. Aku tak mau kehilangan orang terdekatku lagi," Jawab Sakura tegas dengan tekadnya yang sudah bulat. Ia sudah memutuskan ia tak mau kehilangan dan kembali menangis lagi. Sasori sedikit tertegun mendengarnya dan kejadian di masa lalu kembali terngiang di ingatannya.

"Maaf..." Ucap Sasori tanpa sadar kemudian ia segera menutup mulutnya.

"Apa? Kenapa nii-chan minta maaf?" Tanya Sakura sambil menunjukkan senyum terbaiknya pada Sasori.

"Ah, tidak apa-apa," Elak Sasori kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Aku ingin membuat lampu kegelapan karena memposisikan diriku sebagai roh kegelapan. Kalau punya lampu kegelapan, roh tak perlu merampas jiwa manusia kan? Warga kota juga akan selamat," Ujar Sakura tetap mempertahankan tekadnya untuk membuat lampu kegelapan.

"Kenapa kau begitu yakin semua bisa berjalan semudah itu? Warga kota ini membenci roh kegelapan. Katakan saja pada mereka kau mencoba membuat lampu kegelapan hingga mereka akan langsung menutup toko ini," Penjelasan Sasori membuat Sakura kembali merasa kecewa, tapi ia hanya diam dan menunduk karena takut jika ia salah bicara dan Sasori malah akan membencinya lagi.

"Tapi kalau kita diam saja, tak akan ada yang tau bukan?" Tanya Sasori sambil menunjukkan smirk-yang baru pertama kali dilihat Sakura-, membuat Sakura sedikit tertegun dan senang.

"Mana desain dan rancanganmu? Kalau tak ada buatlah sekarang, kubantu kau membuat modelnya."

"Baiklah!" Sakura merasa sangat senang karena kakaknya akhirnya mendukung keputusannya, membuatnya semakin semangat.

Light In Darkness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang