Langkah Kanaya terhuyung memasuki kamarnya, ia menghempaskan tubuh di atas tempat tidur, hati nya hari ini benar benar sangat tidak baik apa lagi melihat Satria yang di dalam raga tubuh Abimana sangat mesra dengan wanita lain, apa yang salah dengan takdir ini apakah Tuhan telah memberikan karmanya pada diri Kanya yang tidak bersyukur bersuami Satria? Masalah nya bukan seperti itu, Kanaya ingin Satria hanya berubah dari kebiasaan buruknya menjadi lebih baik bukan malah jadinya seperti ini.
Kanaya mendenguskan nafas menatap foto pernikahan nya dengan Satria, semua sepi tanpa celoteh manja suami nya itu walau raga Satria bisa ia lihat tapi sangat jauh berbeda 99 persen. Abimana Alexi yang kini menghuni raga Satria sangat menjaga penampilannya, terkesan angkuh dan dingin tapi kadang menyebalkan.
Perlahan mata nya mulai terpejam ingin terbuai di dalam mimpi suara sayup sayup panggilan seseorang mengangetkan nya seketika.
"Kanaya...uy Kanaya!"
Mata Kanaya terbuka lebar, ia bangkit dari tempat tidur menatap sosok Satria yang berdiri di ambang pintu.
Satria. Batin Kanaya.
Kanaya bergegas turun menghambur memeluk Satria.
"Hey wanita!" Teriaknya menjauhkan tubuh Kanaya." Aku tau kau merindukan suami mu tapi tidak dengan cara seperti ini, ingat di dalam raga suamimu ada aku Abimana Alexi."
Kanaya mengernyitkan keningnya." Tapi kenapa kau memanggil ku seperti itu, kau tau hanya Satria yang melakukannya."
"Memang apa salah nya tiap orang berhak memanggil namamu kan, apa aku harus memanggilmu dengan wanita cerewet, bawel atau .."
"Stop." Kata Kanaya menghentikan ucapan Abimana." Kau menyebalkan."
"Aku lapar bisa kah kau membuatkan sesuatu untukku." Kata Abimana.
Kanaya memutar bola matanya, ia mendengus melangkah melewati Abimana ke arah dapur. "Cepatlah mandi dan segera ke dapur." Kata Kanaya membuat Abimana tersenyum.
Sering kali Satria suka memakan nasi goreng buatannya, maka Kanaya membuatnya berharap Abimana juga menyukainya, dengan cekatan ia berkutat di dapur sampai semua beres di letakkan nya di atas meja makan.
Tidak berapa lama Abimana masuk menghampiri Kanaya yang menatap ke arahnya. Kanaya meneguk salivanya kenapa raga Satria kali ini lebih tampan dari biasanya mengenakan kaos berwarna biru dengan celana panjang hitam, ah seandainya di dalam raga itu bukan Abimana tentu Kanaya akan minta belai manja pada suaminya itu.
Nakal fikiranmu Kanaya.
"Ini makanan nya?" Tanya Abimana menggeser kursi dan duduk mengamati nasi goreng hasil buatan Kanaya yang tersaji di atas piring.
"Iya, nasi goreng spesial." Sahut Kanaya.
"Tapi kok penampilannya tidak menarik sama sekali, apa bisa di makan?" Tanya Abimana membuat Kanaya meradang.
"Ya sudah tidak usah di makan." Kata Kanaya ingin mengangkat piring itu.
"Gitu aja ngambek tambah keriput." Kata Abimana menahan piring nasi goreng menariknya ke arahnya, Abimana mencicipi nasi goreng dengan sendoknya.
"Lumayan rasanya." Kata Abimana kembali menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya.
Hanya Lumayan, payah sekali kalau Satria asli yang bicara pasti ia akan memuji hasil kerja keras istrinya yang bersusah payah memasak.
Setelah membereskan bekas makan malamnya Kanaya kembali masuk ke kamarnya tidak pedulikan pada Abimana yang terlihat serius menelpon seseorang. Kanaya merebahkan tubuhnya memejamkan matanya. Biasanya Satria akan memeluknya saat ingin terlelap walau nantinya Kanaya terjaga mendengar dengkuran keras suaminya itu tapi saat seperti itu di rindukan Kanaya.
Satria...
Abimana membuka pintu kamar Kanaya melangkah masuk duduk di tepi tempat tidur mengamati wajah manis Kanaya yang kedua matanya terpejam. Senyum tipis terlihat di sudut bibir Abimana, perlahan di usapnya pucuk rambut Kanaya dengan lembut.
Wanita ini sangat berbeda dengan wanita kebanyakkan tampil apa adanya, dengan kebawelan yang di milikinya berbeda dengan Calista tunangannya yang penuh lembut dan keanggunan tapi entah kenapa Abimana menyukai berdekatan dengan Kanaya.
Baru saja ia menelpon salah seorang sahabatnya yang mengenal baik dengan paranormal yang bisa mengambalikan roh seseorang ke raganya kembali, ini mungkin kesempatan bagus, tapi Abimana tidak ingin terburu buru, ia masih suka hidup berdampingan dengan Kanaya.
--------------
Rambutnya di renggutnya dengan kuat, sesekali di celupkannya seluruh kepalanya ke bak mandi hingga nafasnya hampir habis.
"Akkhh!" Satria menghirup oksigen saat kepalanya keluar dari air, ia merosot duduk di lantai kamar mandi, matanya terpejam, keningnya mengernyit dalam merasakan sakit kepalanya yang berdenyut hebat.
Bayangan wanita itu bernama Kanaya terlintas di benaknya, sedikitnya Satria mulai mengingat siapa wanita itu. Satria merasakan sesuatu ikatan batin dengan Kanaya, tapi entah itu apa? Dan Satria merasa ini bukan lah dirinya, ada sesuatu yang ganjil di sini.
"Sialan cepat ingatlah sesuatu." Gumam Satria memukul kepalanya sendiri.
Tok tok tok
"Abimana!" panggil suara lembut dan merdu membuka kamar mandi yang tidak terkunci.
Kedua mata indah nya terbelalak menghampiri Satria.
"Kau kenapa Abi ?" Tanya Calista.
Satria menatap tajam pada Calista.
"Siapa aku sebenarnya?" Tanya Satria.
Calista mengernyit bingung menyentuh pundak Satria yang segera di tepis pria itu.
"Kau Abimana." Jawab Calista hampir ingin menangis.
"Aku merasa aku bukan lah Abimana." Kata Satria berdiri melangkah keluar dari kamar mandi.
Ada apa dengan Abimana nya yang seolah lupa dengan jati dirinya, Calista juga merasa sifat Abimana berubah sangat drastis sejak kecelakaan itu. Mungkin karena pengaruh amensia yang di derita Abimana, Calista akan mempertanyakan hal ini ke dokter kenapa bisa sifat seseorang juga berubah. Tapi bagaimana pun Abimana nantinya Calista akan tetap menerima Abimana apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roh Suami Yang Tertukar
RomanceRomance (Sebagian isi sdh di unpub karena sudah tamat) Hal yang membingungkan dalam hidup Kanaya mengetahui dalam raga suaminya adalah roh pria lain. lalu dimana roh suaminya berada?