Part 10

28 5 0
                                    

Lanjuttt !!!

"Pulang dari mall emang bisa menyenangkan hati yah" kata Audie kepada Keana. "Iya" jawab Keana singkat. "Guys, gue pulang dulu yah, gue mau anter adek gue ke airport" kata Beryl. "Kenapa?" Tanya Keana. "Mereka mau lomba nyanyi di Bandung" kata Beryl. "Ok" jawab Keana. Beryl segera pulang kerumahnya. Seterusnya, satu persatu dari mereka pamit. "Yah, udah pada sepi, mau ke rumah gue ga?" Tanya Audie. "Ok, gue nginep tempat lo yah" kata Keana. "Ok" jawab Audie. Mereka segera menuju rumah Audie dengan mobil masing-masing. Setelah sampai, Keana menuju kamar Audie dan melompat serta merebahkan dirinya di kasur Audie. Begitu juga dengan Audie, dia melakukan hal yang sama dengan Keana.

*ceklek*

Terdengar suara pintu milik kamar Audie terbuka. "Eh ada Keana, Halo" sapa Stephy kepada Keana. "Siang menjelang sore kak" sapa Keana kepada Stephy. "Napa lo kesini?" Tanya Audie. "Judes amat sih, gue cuma mau bilang, nanti gue ga pulang yah, gue nginep rumah temen" kata Stephie. "Ok" jawab Audie singkat. "Jaga rumah ya, jangan kemasukan maling" kata Stephie. "Lo kata gue satpam, jaga rumah 24 jam" kata Audie. "Siapa juga yang bilang lo satpam, gue kan cuma bilang jaga rumah" kata Stephie. "Ah, au ah gelap. Susah emang ngomong sama orang IQ jongkok" kata Stephy meninggalkan kamar Audie. "Kambeng bah" gumam Audie. "Jadi kita tidur-tiduran aja nih?" Tanya Audie kepada Keana. "Jadi?" Tanya Keana. "Pesen pizza yuk?" Ajak Audie. "Pesenin dong, mager gue,sekalian ayam yah" kata Keana malas sambil menggeliat di kasur. "Emang dasar lo kentut badak, malas amat sih" kata Audie sambil berdiri mengambil ponselnya.

*tuut tuut tuuut* *crak*

Telepon segera tersambung pada dering ketiga. "Halo, dengan KFC?" Tanya Audie. "Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya mbak kasir. "Boleh saya bicara dengan ayamnya mbak?" Tanya Audie. Tawa Keana pecah saat mendengar Audie mengerjai mbak tersebut. "...." mbak kasir hanya terdiam. "Maaf mbak, saya bercanda, saya pesen 2 hot spicy chicken yah" kata Audie. "Hahahaha, Baik mbak, itu saja?" Tanya mbak kasir. "Iya mbak" kata Audie. "Ayamnya mau dada atau paha?" Tanya mbak kasir. "Dada aja dua-duanya" jawab Audie. "Ok, mau dada yang besar atau yang kecil?" Tanya mbak kasir. "Yang kecil aja deh" kata Audie. "Baik, mau ayam kampung atau ayam modern?" Tanya mbak kasir. "Mbak, saya pesen 2 hot spicy chicken seperti biasa yang ada di gambar mbak" kata Audie yang lelah. "Maaf mbak, saya hanya bercanda... hahahaa" tawa Mbak kasir. "Jir, gue dikerjain" gumam Audie. Keana tertawa melihat Audie, "makanya jangan suka kerjain orang, senjata makan tuan deh" kata Keana menertawakan Audie. "Apa sih" geram Audie. Setelahnya mereka tertawa bersama-sama. Selang waktu tak terlalu lama,

*tok tok tok*

"Masuk" kata Audie santai. "Nih ayam lo udah nyampe" kata Jacob sambil menyerahkan bungkusan ayamnya kepada Audie. "Eh, siang Keana" sapa Jacob. "Siang" jawab Keana membalas sapaan Jacob. "Jack" panggil Audie. "Napa?" Tanya Jacob. "Mau?" Tanya Audie. "Kaga" jawab Jacob singkat,padat, jelas. "Alah, sok gengsi lo" kata Audie mengejek Jacob. Lalu Jacob tiba-tiba mengangkat salah satu tangannya yang tadi ia gunakan untuk meraih kenop pintu. Jacob menunjukkan bahwa ia juga punya ayam, bahkan lebih banyak dari Audie. Setelah kalah telak, Audie hanya bisa terdiam mendatarkan wajahnya seperti biasa. Jacob segera menutup pintu kamar Audie. "Perasaan, gue hari ini dikerjain terus" kata Audie sambil membuka bungkusan ayamnya. "Hahaha, gapapa sekali-kali, biasanya lo beruntung terus sih" kata Keana. Mereka tertawa bersama dna memakan ayamnya.

Setelah kenyang, mereka membuang bungkusan tersebut keluar. Namun, hal yang tak terduga terjadi. "Halo" sapa seseorang ke arah Audie. "Napa?" Tanya Audie dingin. "Die, gue mau ke taman dulu yah, mau cari angin" kata Keana. "Ok, nanti gue nyusul" kata Audie kepada Keana. Keana hanya mengangguk dan segera menuju taman. Ketika Keana menuju taman, ia diikuti oleh seseorang. Kembali ke Audie. "Jutek amat sih" kata Lionell dengan wajah datarnya. 'Ih, ga ngaca sendirinya' batin Audie yang sebenarnya ingin ia katakan. Audie hanya diam dan memulai pembicaraannya lagi. "Ok, jadi lo siapa ya?" Tanya Audie langsung to the point tanpa basa-basi. "Nama gue Lionell, Lionell Frank Clarencce" kata Lionell memperkenalkan dirinya. "Oh, jadi tujuan lo kesini apa ya?" Tanya Audie. "Ga ada sih, cuma mau memperkenalkan diri aja" kata Lionell datar. 'Nih orang sakit kali ya' batin Audie. "Yaudah deh, udah ya, gue mau nyusulin temen gue, bye" kata Audie yang sebenarnya ingin pergi meninggalkan Lionell. Namun, belum sempat audie memutar tubuhnya, Lionell segera menarik tangan Audie. Audie yang merasa reflek, segera menghantamkan sebelah tangannya ke leher Lionell. "Aduh" keluh Lionell yang sudah terhantam oleh pukulan Audie. Audie yang terkejut segera memegang Lionell. "Eh, sorry-sorry, gue ga sengaja, lo sih, main asal pegang aja" kata Audie yang memegang leher Lionell untuk mengecek leher Lionell. Lionell yang terkejut karena Audie memegang lehernya, segera pingsan. 'Da Fuk, pingsan....' batin Audie yang seketika seperti orang kehilangan nyawanya.
............
"Oi" panggil Sean kepada Keana. Keana yang tidak merasa terpanggil hanya membiarkan panggilan tersebut berlalu. "Keana Aldercy Alexandra!!!" Panggil Sean yang sudah ngos-ngosan namun masih tetap berlari. Keana yang kaget segera berhenti dan berbalik. Sean yang masih berlari kaget dan tidak sempat menghentikan dirinya. Mereka berdua langsung tertabrak. Namun, tidak seperti novel-novel atau cerita romantis yang biasanya habis terjatuh, permpuan tertindih oleh laki-laki dan akhirnya saling jatuh cinta. Big no. Jidat Keana terhantam oleh hidung Sean. "Aduh" kata Keana yang sebenarnya tidak sakit, namun reflek ia katakan. Ia memegang jidatnya sambil melihat ke arah Sean. Sean memegang batang hidungnya. "Duh, untung ga pesek gue" kata Sean. "Napa lo di belakang gue sih!?" Tanya Keana. "Ya... gimana ya, lo sih jalan udah kaya lari aja udah kaya marathon tau ga, berhenti tiba-tiba lagi" kata Sean panjang lebar. "Bentar, itu hidung lo berdarah" kata Keana sambil melihat darah yang mengucur dari hidung Sean. Sean yang kaget segera memegang hidungnya. Sean segera menaikkan kepalanya agar darah berhenti mengalir. Keana yang melihat hal tersebut segera mendorong kepala Sean untuk turun kembali. "Ga boleh di gituin kepalanya kalau udah mimisan" kata Keana. "Sini, ikut gue" kata Keana sambil menarik tangan Sean menuju rumah Audie. 'Eh, boleh ga ya' batin Keana. 'Gapapa deh, dia mimisan gara-gara gue juga, eh, salah dia dong, udah lah, bodo' batin Keana yang sudah memulai pertengkaran batin yang tak berguna. Keana membawa Sean ke rumah Audie. Tak sampai 2 menit, mereka sudah sampai di rumah Audie. Keana membawa Sean ke ruang tamu di rumah Audie. Keana segera menyuruh Sean duduk dan Keana segera jongkok di depan Sean dan menekan batang hidung Sean serta menyumpal tisu di hidung Sean. Setelahnya, darah berhenti mengucur. "Udah, nih Sean, lo pergi buang tisunya" kata Keana. 'Eh, dia tau nama gue?' Batin Sean. "Jangan Geer lo, gue bukan tukang nguntit orang, gue tau nama lo dari tag name di baju lo" kata Keana sambil menghempaskan dirinya di sofa. 'Jir, dia bisa baca pikiran gue' batin Sean lagi. "Gue ga bisa baca pikiran lo kok, bisa baca aja dari raut muka lo" kata Keana lagi sambil menghidupkan tv. 'Sip, dia bohong, pasti dia ada kekuatan supranatural gitu?' Batin Sean lagi. "Gue ga bohong kok, biasanya orang bakal mikir gitu, makanya gue bisa tau" kata Keana lagi. "Eh, gue naik dulu yah mau nyari Audie" kata Keana yang menuju kamar Audie. 'Audie mana sih, katanya mau nyusul' kata Keana sambil meraih kenop pintu. "Die...." baru saja Keana memanggil nama Audie, ia melihat Audie sedang memegang wajah Lionell yang tergeletak di tempat tidur. "Ehm... sorry gue ganggu" kata Keana yang kemudian kembali menutup pintunya. 'Anying, berasa terciduk gue' batin Keana yang kembali ke ruang tamu.

I Love Them Like A Fat Kid Loves CakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang