" Ai, kamu gapapa kan?"
Aira menggeleng lemah, mengusap wajah Alva
" Maaf aku sama anak anak udah bikin kamu khawatir"
Alva menghela nafas kasar,lalu berkata,
" Aku mau marahin kamu dulu" menghela nafas sejenak lalu melanjutkan"kamu jangan pernah megang tangan aku kayak gitu lagi. Pegang tanganku erat. Biar kamu ga jatuh gitu , Ai"
" Anak kita, Va?" kata Ai masih menatap kedua bola mata yang menyiratkan raut takut
" Anak kita ada, cuman kondisinya lemah kita harus jaga anak kita lebih dari biasanya " kata Alva pada Aira lalu memeluk istrinya itu
" Va, aku takut "
" im here, Aira"
****
"Kita sampai hari apa disini, Va?"
" Aku buat kita disini selama dua bulan. Anak kita butuh istirahat karna kejadian kemarin" kata Alva sambil membereskan koper koper mereka di apartemen yang baru di sewa Alva
" Tapi itu kelamaan, Va. Kamu CEO tapi gak masuknya 2 bulan. Aku gamau kamu dikira ga becus sama karyawan kamu. " kata Aira melotot pada Alva
" Aku lebih milih gak becus jadi CEO daripada ga becus jadi suami kamu " kata Alva dengan nada penekanan
Aira menghela nafas pasrah
"Yasudah, sini aku bantuin kamu beres beres"
kata Aira sambil mengangkat badannya yang masih lemasAlva langsung berlari menahan badan Aira agar Aira tidak berdiri
" Aira! Udah aku bilang kamu ga boleh gerak dulu!" kata Alva dengan sorot kemarahan
Aira terkejut, merasa takut akhirnya menundukkan wajahnya lalu berbaring lagi memunggungi Alva
Alva menghela nafas,
" Ai, jangan marah "
" Aira"
" Aira Devinci"
" sayangnya ayah "
Mendengar kalimat terakhir, Aira menangis terisak
" Loh,loh kok nangis , Ai"
" Bunda sayang sama ayah" kata Aira mengusel kepalanya ke dada bidangnya
Alva tersenyum memeluk erat istrinya yang belum berhenti menangis
"Ayah baru tau bunda se imut ini waktu nangis" kata Alva menarik hidung mancung Aira
" Tapi ayah lebih suka liat bunda senyum karena ayah "
KAMU SEDANG MEMBACA
alvaAira
RomancePRIVATE ACAK " ketika kau hanya bisa mengalah untuk orang yang kau sayangi " - Aira " aku dilema dan aku tau,ketika kau meninggalkanku, ada rindu yang membekas di dada" -Alva "aku gak akan membiarkan 'dia' merebut kekasihku" -Tamara