" kamu pokoknya harus nikahin aku. Titik" kata Tamara yang tidak dapat diganggu gugat
"tapi aku gabisa cerain Aira gitu aja "kata Alva meringis.
" Siapa yang suruh kamu cerain dia? Kan aku bilang kamu nikahin aku" kata Tamara sambil.mengedikkan bahu tidak peduli
"Loh,jadi? Aku-"
" Iya,kamu madu aja si Aira. Pokoknya aku gamau tau kayakmanapun kamu harus nikahi aku" kata Tamara
R#h
" Tap-Tapi kan aku tetap harus izin sama istri aku " kata Alva gugup tapi tetap menekan kata istri di kalimatnya" aku gamau tau, Alva" kata Tamara sambil memeluk Alva
" kamu pulang dulu ya, biar aku bicara sama Aira" kata Alva mengusap kepala Tamara
Tamara hanya tersenyum sinis lalu pergi dari rumah Aira dan Alva. Yang mungkin akan menjadi rumah dari Tamara juga
***
" Ai?" kata Alva mengetuk pintu kamar mereka
" kenapa,Va? Kamu mau pakai kamar ya? " kata Aira dengan suara seraknya
" bukain dulu dong pintu. Masa aku ngomong sama pintu?" kata Alva masih setia di depan pintu kamar mereka
Ceklek.
Tampak Aira dengan mata sembabnya masih bisa tersenyum menatap suaminya membawa susu hamil
" Kamu belum minum susu kan?" kata Alva pada istrinya itu.
" Aku lupaa, maaf" kata Aira --masih-- dengan suara seraknya
" Sekacau apapun jangan lupa ada janin kita di rahim kamu" kata Alva merengkuh Aira ke pelukannya
Aira tak dapat menahan tangisnya lagi, ia menangis sejadi jadinya di pelukan suaminya
" Kenapa waktu kita baru mau mulai, masalah selalu muncul lagi, Va?" kata Aira memukul mukul dada bidang Alva
Alva hanya tersenyum menatap Aira lalu meletakkan susu yang belum sempat diambil oleh Aira
" Adapun Tamara diantara kita, aku ga bakal berhenti mencoba mencintai kamu. " kata Alva pada Aira
Menarik dagu Aira sehingga kedua bola mata mereka bertemu
" Sekalipun dia mengancam kamu dengan kata kata atau tindakan, tolong" kata Alva terputus, membenahi anak anak rambut di kepala Aira
" Jangan pernah tinggalin aku. Aku bergantung padamu sekarang" kata Alva mengecup bibir Aira singkat
Aira hanya mengangguk,tak sanggup mengeluarkan suara
" Terimakasih, Bunda"
Aira tersenyum mendengar kalimat itu
" Va"
"iya?"
"sekarang panggil aku bunda ya?"
"kenapa?"
" Aku denger kamu.panggil bunda itu rasanya gimana gitu" kata Aira dengan muka imutnya membuat Alva tak tahan untuk mencubit pipi Aira
" Iya bundanya ayah" kata Alva yang sukses membuat Aira tersipu malu
Alva terkekeh, dalam batin bersyukur karena telah memberi Aira dalam hidupnya
***
Hai kawan kawan
Votenya dikit banget :(
Jangan pelit dong kasih vote kawan2
Kalo.ga banyak, iva jadi males buat
KAMU SEDANG MEMBACA
alvaAira
RomancePRIVATE ACAK " ketika kau hanya bisa mengalah untuk orang yang kau sayangi " - Aira " aku dilema dan aku tau,ketika kau meninggalkanku, ada rindu yang membekas di dada" -Alva "aku gak akan membiarkan 'dia' merebut kekasihku" -Tamara