part 4

10.3K 651 86
                                    

yang komen makin dikit aja ya.. cuma hana lagi hana lagi hahaha

ditunggu donk yg lain komen. walau saya ga reply tapi sy suka baca komen kalian n bikin semangat lanjut. klo sepi jadi malas... :D :D :D

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyonya Sinha mengetuk pintu kamar Naina berulang-ulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nyonya Sinha mengetuk pintu kamar Naina berulang-ulang. Naina membuka pintu dengan malas.

"Hari ini aku tidak ke butik, bu. Libur." Naina menguap dan mengerjap-erjap mata karena masih sangat mengantuk.

"Nandita menghubungi barusan. Dia bilang, dia sudah hamil."

"Apa? Serius?" Naina langsung segar, dan segera mengambil phonselnya.

Lalu menghubungi Nandita.

"Selamaaaaat.. muach." Teriak Naina ketika panggilannya tersambung.

"Oh, terima kasih." Jawab James.

"Ehm.. kakak ipar? maaf, kupikir tadi kakak yang menerima teleponku." Naina jadi merasa tidak enak.

"Tidak apa, dia sedang di kamar mandi. Mual terus." Jawab James dengan suara cemas.

"Hm, ibu bilang itu normal jika hamil muda." Naina jadi kaku dan kikuk lalu melirik pada ibunya yang masih merapikan kertas-kertas coretan gambar pakaian di meja.

"Naina, bisakah kau kemari? Kalau bisa dengan ibu dan ayah juga." Rengek Nandita yang sudah mengambil alih telepon.

"Aku tergantung ibu. Kakak kan tahu, ibu takut naik pesawat. Dan ayah tidak akan mau pergi tanpa ibu." Naina menyandarkan diri di dipan.

Sementara ibunya sudah keluar kamar, dan tengah menyiapkan sarapan untuk sumi tercinta dan putri bungsunya.

Mereka terus merancang rencana agar ibu dan ayahnya bisa terbang ke Amerika. Tapi nyonya Sinha tetap takut naik pesawat dan menolak datang meski itu permintaan anaknya yang sedang hamil.

Nandita pun tak berani memaksa, mengingat ketakutan ibunya sudah sejak lama terjadi dan pernah dipaksakan akhirnya pingsan dalam pesawat. Hingga pesawat harus kembali ke bandara untuk menurunkan ibunya.

SAALI - Pesona Adik Ipar (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang