part 6

10.1K 600 67
                                    

ayooo tingkatkan lagi komen2nya.. mumpung lagi semangat..

setelah 40 hari, bakal slooooowwww update-nya xixixi

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah pesta ulang tahun anak James dan Nandita yang ke dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah pesta ulang tahun anak James dan Nandita yang ke dua. Tak terasa, mereka tumbuh dengan begitu cepat. Mereka tampak manis dengan dua pita di kepala serta pipi chubby seperti boneka.

"Aunty!" teriak mereka ketika melihat Naina datang. Mereka langsung menghambur dan memeluk aunty mereka dengan berebut.

"Kado?" tanya salah satu dari mereka.

"Tunggu, aunty bingung yang mana Kyra dan yang Syra?" Naina menaruh jari-jarinya yang bergerak di dagunya.

"Ini Syra." Gadis kecil yang memiliki warna mata seperti James menunjuk dadanya.

"Pintar." Naina menciumnya. "Dan ini pasti Kyra." Naina mengecup pipi gadis yang matanya mirip Nandita. "Ini dia kadonya!" Naina mengeluarkan sebuah kado, mereka langsung membukanya dan mereka senang karena isinya adalah sebuah pakaian tradisional India untuk anak-anak.

"Kau membuatnya sendiri?" tanya Nandita sambil mengecup pipi adiknya.

"Tentu, bahkan dengan tanganku sendiri." Naina memainkan kelima jarinya.

Nyonya Adams menyambut besannya dengan penuh suka cita. Ada banyak hal yang mereka bahas, terutama kelucuan cucu mereka. Suasana benar-benar menyenangkan hari ini, tak terkecuali Nandita dan James yang juga terus menebar senyum pada semua orang.

"Hello girls!" Dylan tak mau ketinggalan. Dia hadir seperti biasa, seorang diri. dan tak pernah lupa menyapa aunty-nya si kembar, kemudian mengecup punggung tangannya.

Meski pesta telah usai, dan hari berubah larut, keluarga Adams dan Sinha masih bercengkrama di ruang tamu. Hanya Naina yang sudang menyiapkan diri di kamarnya, beserta dua keponakannya yang terus menguntitnya kemanapun dia pergi.

"Aunty, gambal." Dia menunjuk pensil warna. Gadis-gadis lucu itu mengajak tantenya menggambar.

"Ini bukan pensil warna. Ini pensil alis." Naina menjelaskan sambil tertawa geli.

SAALI - Pesona Adik Ipar (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang