James menarik tangan Naina hingga dia tak bisa berjalan dan menatap penuh tanya.
"Maafkan aku. Maafkan jika bercandaku keterlaluan kemarin." James tersenyum tulus.
Naina mengangguk sambil membetulkan rambutnya. Dia juga merasa sangat kasar kemarin pada James.
"Aku juga minta maaf. Kemarin aku sangat kasar padamu." Ujar Naina sembari tampak sedih lagi. "Andai kacamataku tidak kau buat hilang, mungkin aku tidak akan semarah itu padamu."
James yang sempat tersenyum tiba-tiba menjadi melongo mendengar penjelasan selanjutnya.
"Jadi, kau semarah itu hanya karena kacamatamu hilang?" James hampir menganga setelah bertanya demikian.
Naina mengangguk sambil tersipu malu.
"Ya Tuhan, Naina. Kupikir karena tanganmu sakit."
"Itu juga. Tapi paling menyesakkan dadaku ya kacamata kesayanganku terbawa ombak." Naina tertawa geli pada akhirnya.
Akhirnya mereka tertawa, mentertawakan kelakuan mereka sendiri yang sudah amat dewasa tapi tampak seperti anak remaja saja.
James mematikan televisi dan beranjak dari sofa, lalu memandang foto Nandita. Naina pun melakukan hal sama, mereka merindukan orang yang sama malam ini. Tapi tentu, keduanya merindukan dalam konteks yang berbeda.
"Selamat malam, James." Naina berjalan ke arah kamar si kembar untuk kembali tidur disana.
Tapi dia tutup lagi, karena ternyata ibu mertuanya ada disana.
"Ada ibu, nanti aku dimarahi tidur disana." Dia bicara sendiri sambil duduk di tempat tidur James.
James hanya tersenyum sambil menutup tubuhnya dengan selimut dan memunggungi Naina. Melihat James sudah mengambil posisi demikian, Naina pun terpaksa tidur lagi di tempat tidur yang sama.
***
Selama di kantor, James memilih-milih kacamata model terbaru dari berbagai merk. Dia ingat, kacamata Naina merk channel. Sebenarnya tidak terlalu mahal bagi dia, pun dengan model yang sudah sedikit ketinggalan jaman.
James akhirnya membeli kacamata merk sama namun keluaran terbaru. Dia yakin, Naina tidak akan lagi sedih karena kehilangan kacamata kesayangannya. Tak lupa dia bungkus dengan kertas pink yang biasanya disuaki para wanita.
Dan ketika tiba di rumah, dia tak menemukan Naina di kamar. Rupanya Naina sedang bermain dengan si kembar di taman belakang karena hari masih sore.
"Daddy!!" teriak Kyra yang melihat ayahnya pulang lebih awal.
"Hello baby, muach." James mencium pipi chubby putrinya, lalu Syra berikutnya menghampiri juga mendapat ciuman.
"Dad, kau selalu lupa tidak mencium mommy." Protes Kyra.
"Daddy tidak sayang mommy?" tanya Syra polos.
James tertawa dan menoleh ke arah Naina yang memberi isyarat dengan anggukan pelan. James meraih kepala Naina, lalu mengecupnya di rambut seperti biasa.
Dia mengeluarkan hadiah untuk anak-anaknya, sebuah boneka kelinci yang lucu. Mereka sangat senang dan berakhir dengan keinginan mereka memelihara kelinci sungguhan.
"Nanti di ulang tahun kalian yang ke tiga. Ok?" James mengelus kepala mereka.
Akhirnya mereka senang kemudian berlarian sambil membawa boneka barunya. Naina ikut gembira melihat mereka berlarian, lalu berniat bangkit untuk bergabung.
Tapi James menahan tangannya, dan memintanya duduk lagi di rumput.
"Ini. Sebagai permintaan maaf." Ujar James menaruh bungkusan pink di tangan Naina.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAALI - Pesona Adik Ipar (TERBIT)
RomanceTELAH TERBIT TURUN RANJANG Ketika kau terjebak dalam sebuah pernikahan. Dimana harus menikahi kakak iparmu paska kepergian istrinya Sementara ada pria yg kau nanti disana tengah berjuang untuk negara dan dialah yg kau cinta "Aku mencoba untuk setia...