part - 8

10.8K 572 67
                                    

Keep vomment.. mulai senin slooow update ya.. 😁😁😁

*****

Vishal duduk di hadapan api unggun yang membara, sepanas hatinya saat ini. Sudah tiga hari dia mematikan phonsel hanya untuk membuatnya berkonsentrasi dalam tugas.

Pengakuan Naina tentang pernikahannya dengan James yang merupakan kakak iparnya, telah membuat hati dia luluh lantah. Dia tidak sempat mendengar penjelasan apapun dan mau peduli. Baginya, Naina telah berhianat karena mencampakannya begitu saja.

"Lapor, Mayor!" seorang prajurit memberi hormat sambil berdiri di hadapan Vishal.

Vishal segera bangkit, lalu menganggukan kepala tanda siap menerima laporan.

"Ada surat untuk anda." Ujar prajurit tersebut.

Vishal menerima surat itu, terdapat stampel US post disana. Lalu dia menganggukan kepala, dan prajurit itu pergi meninggalkannya.

Vishal memandang surat itu, terdapat nama Naina disana. Haruskah dia baca? Atau dia bakar seketika juga diatas bara api yang tengah menyala-nyala.

Di tempat lain, Naina sibuk memakaikan pakaian pada Syra dan James pada Kyra. Senyumnya sedikit dipaksakan ketika bercanda dengan kedua balita itu.

"Ada masalah?" tanya James.

Naina hanya menggeleng lalu menyanyi sambil menggerak-gerakan tangan Syra dan anak itu tertawa sambil menari mengikuti Naina. James tersenyum melihat tingkah Naina yang selalu membuat kedua putrinya riang gembira.

"Phonselmu bergetar." James menoleh ke arah phonsel Naina yang terus bergetar.

Naina meraihnya dan wajahnya sumringah melihat nama dan foto kekasihnya di layar.

"Vishal? Sudah baca suratku?" tanyanya dengan harap-harap cemas.

James menoleh kembali ke arah Naina yang kini berdiri di jendela sambil tersenyum.

"Syukurlah, aku senang akhirnya kau mengerti. Kau mematikan telepon selama berhari-hari, jadi aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya." Wajah Naina murung dalam kelegaan.

"Ok, selamat malam. telepon aku jika sudah senggang ya." Naina mematikan telepon.

James memandang wajah Naina yang kini ceria kembali, setelah mendapat telepon dari kekasihnya.

"Wanita itu aneh ya? Jika kekasih tidak menelepon, wajahnya murung seperti tidak ada gairah hidup." Goda James sambil menyusun lego dan diberikan pada kedua anakya.

"Masalahnya bukan itu. Vishal sudah tahu soal pernikahan kita. Dan dia salah faham. Dia marah padaku dan mematikan teleponnya. Jadi aku mengirimnya surat melalui pos saja." Papar Naina sambil memainkan phonselnya.

"Kau sangat mencintainya?" tanya James sambil memandang wajah istrinya yang kini menunduk sambil memutar-mutar phonselnya.

Naina menoleh dan tersenyum. "Mungkin sebesar cintamu pada kakak. Tidak ada yang bisa menggantikannya."

James tersenyum, lalu mengelus rambut Naina kemudian berdiri dan mulai bermain lagi dengan kedua putrinya. Menjadi kuda bagi mereka, tak jarang mereka melompat ke perut atau bahkan menjambak rambutnya. Tapi James tampak menikmati momen itu, ditambah anaknya tak lagi merengek menanyakan mommy kandungnya.

Dalam surat itu, Naina menceritakan alasan dirinya menikah dengan James. Paksaan orang tua mereka dan ketidakberdayaannya dengan tangisan anak-anak Nandita, membuatnya mau menikah dengan James. Tapi, baik dia ataupun James sama-sama tidak saling mencintai dan pernikahan ini hanya untuk dua setengah tahun.

SAALI - Pesona Adik Ipar (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang