part 3

9.5K 621 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Naina merekah saat keluar dari bandara Internasional Jhon F Kennedy kota New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Naina merekah saat keluar dari bandara Internasional Jhon F Kennedy kota New York. Sudah enam bulan dia tidak bertemu kakak tercintanya, dan kali ini dia berniat menemuinya sekaligus berlibur disana.

Nandita tidak mengijinkan adiknya menginap di hotel, tapi harus di rumahnya selama liburannya. Kekhawatiran Nandita dikarenakan Naina baru pertama kali datang ke kota besar ini. Naina pernah ke London dan beberapa negara Eropa untuk berlibur, tapi ke New York adalah yang pertama baginya.

Nandita bahkan menjemput sendiri adik tercintanya di bandara. Meski sedikit terlambat, karena Naina sudah menunggu di pintu keluar lebih dulu. Seperti biasa, mereka berpelukan untuk melepas rindu.

Tak banyak bahasan lagi, mereka langsung masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan bandara.

Sepanjang jalan, barulah Nandita menceritakan pengalamannya menjadi istri orang Amerika selama enam bulan ini.

"Mereka tidak terlalu modern. Maksudnya, mereka sangat menghargai aku yang berasal dari budaya timur. Jadi tidak ada yang sulit menyesuaikan diri dengan mereka." Nandita tampak sumringah.

"Aku senang mendengarnya. Tapi kapan kau akan memberiku keponakan?" tanya Naina tidak sabar.

Nandita terkekeh geli. "Tuhan belum mempercayakannya."

"Jangan-jangan..." Naina memainkan mata.

"Apa?" Nandita penasaran.

"James tidak mampu?" goda Naina setengah berbisik.

Nandita langsung terkekeh dan mencubit pipi adiknya. "Aku tidak mau bahas itu denganmu. Nanti kau lari ke perbatasan menemui Vishal bisa bahaya." Balasnya sambil tertawa keras.

Candaan demi candaan mereka lontarkan hingga perjalanan panjang menuju mansion mewah itu tak terasa membosankan. Terlebih ada banyak rindu yang akhirnya tersalurkan, bahkan dapat mengulang masa kecil mereka dengan debat-debat konyol yang membuat sopir kebingunan karena tidak faham bahasa mereka, meski terdengar ramai dan penuh tawa.

***

Nyonya Alvaro Adams tampak berdiri di pintu utama ketika mobil Nandita mulai memasuki pekarangan.

SAALI - Pesona Adik Ipar (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang