part - 10

9.6K 567 57
                                    

keep vomment readers setiakuhhh... :P

***

james POV

"Jangan ganggu aku. mengerti?" mata Naina seolah menyihirku, hingga aku harus mati-matian menahan diri agar bisa mengucapkan kalimat itu.

Kulepaskan cengkramanku di rambutnya, dan dia mengangguk dengan wajah ketakutan.

Aku tahu dia pasti salah faham, tapi biarlah dia mengira bahwa aku kesal dan marah padanya, daripada mengira bahwa aku telah....jatuh cinta padanya.

Aku memejamkan mata kemudian meremas rambutku. Untuk kemudian menemui adik iparku di dapur bersama pelayan.

"Kau jadi pulang ke India?" tanyaku mencoba setenang mungkin.

"Ya, mungkin besok." Jawabnya datar dan enggan menoleh padaku.

"Maaf, tadi.."

"Aku faham. Kau sedang ada masalah dengan sahabatmu kan?" dia terdengar bijak.

Tak ingin memperpanjang masalah, kuayunkan langkah ke ruang perpustakaan. Membaca berkas disana lebih baik, dan bisa fokus.

Pikiranku benar-benar sedang kacau dan kalut. Entah apa yang terjadi hingga rasanya ingin marah dan marah saja.

***

Aku membuka pintu kamar, dan kulihat Naina tengah mengemas pakaiannya.

"Berapa lama disana?" tanyaku basa basi.

Dia hanya menoleh ke belakang, ke arahku tanpa menjawab. Mungkin dia marah karena perlakuan kasarku tadi. Tapi mau bagaimana lagi?

"Dad, Mommy ke India. Kita ikut?" Kyra dan Syra berlarian dari pintu penghubung kamar kami.

"Tidak. Mommy akan pulang sendiri." kataku mengelus kepala mereka.

Wajah kecewa kedua gadis kecilku benar-benar membuatku lemah. Andai Naina benar-benar pulang tanpa kedua putriku, akankah dia kembali kemari? Aku mulai cemas memikirkan hal ini.

"Mom, kami boleh ikut?" Syra bergelayut di punggung Naina yang sedang merapikan tasnya.

"Tanya daddy, boleh ikut tidak." Jawab Naina melegakan sekali.

Jika anak-anak ikut, aku punya sejuta alasan menyusulnya ke India. Tak terasa aku tersenyum dan memeluk Kyra dengan perasaan haru.

"Dad, kami akan pergi sebentar. Jangan sedih seperti itu." Celoteh Kyra memegang kedua pipiku.

"Daddy will miss you." Kataku dengan manja.

"Mereka boleh kubawa?" tanya Naina dengan nada suara dingin dan kaku.

"Tentu. Aku akan menghubungi Lawrence, untuk menyiapkan pesawatnya." Kataku meraih phonsel.

"James." Naina menyentuh tanganku, namun segera dia tarik lagi. sepertinya dia takut aku marah. Padahal tidak Naina, aku sangat senang ketika kau tidak memberi jarak sedikitpun padaku.

"Kami akan naik pesawat komersil saja. Kau bisa pesankan tiket VVIP untuk kami berlima." Senyumannya benar-benar menenangkan.

"Supaya mereka terbiasa dengan keramaian dan tempat umum." L anjutnya sambil menuntun si kembar ke kamar mereka. Untuk menyiapkan pakaian dan segala keperluannya.

Pov off.

Nyonya Adams memeluk kedua cucunya yang akan berlibur ke India, ke rumah kakek neneknya.

James baru keluar dari ruang perpustakaan bersama Adams, dan terlihat sudah rapi bersiap berangkat ke kantor.

"Kau tidak mengantar mereka, James?" tanya nyonya Adams.

SAALI - Pesona Adik Ipar (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang