Chapter 6 - Sebuah Permintaan

2.3K 79 11
                                    

Dara berlari dengan terburu-buru. Setelah mendapatkan kabar dari Keke bahwa suaminya kini berada di rumah sakit, dia tak lagi melanjutkan perjalanannya ke lokasi kejadian. Batinnya berharap cemas, semoga saja suaminya tak apa-apa.

"Gimana Keadaan Mas Nico, Dokter?"

"Keadaan suami ibu baik-baik saja. Dia hanya perlu banyak istirahat."

"Suami? Dia bukan suami saya, Dokter."

Dari kejauhan Dara mendengar percakapan Keke dengan Dokter yang menangani suaminya.

"Lalu istri pasien yang mana?" Tanya Dokter itu pada Keke.

"Saya Istrinya Dokter." Seru Dara ketika hampir tiba dihadapan mereka. "Bagaimana keadaan suami saya? Dia baik-baik saja kan, Dok?"

"Iya Bu. Keadaan suami ibu baik-baik saja. Dia Hanya perlu banyak istirahat. Dan yang paling penting, suami ibu tidak boleh terlalu kelelahan. Itu sangat beresiko untuk kondisinya yang sekarang ini." Dokter perempuan itu terdiam sejenak. Menatap Dara lekat. "Hmm.. apa Ibu mengetahui penyakit suami ibu?"

Dara mengangguk cepat. "Iya Dokter, saya tahu."

Dokter itu tersenyum kecil kemudian kembali menjelaskan bagaimana kondisi Nico yang sebenarnya dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikerjakan oleh Nico. Percakapan antara Dokter dan Dara membuat Keke menjadi semakin bingung. Dia tak mengerti apa-apa. Yang bisa dia tangkap dari penjelasan Dokter itu hanyalah 'Nico sakit' tapi sakit apa?

"Apa saya sudah boleh menjenguk suami saya?"

"Ohh boleh Bu. Silahkan."

Dara bergegas hendak masuk ke dalam ruang rawat suaminya, tapi terlebih dulu Keke menahan lengannya.

"Mas Nico sakit apa, Mbak?"

Barulah Dara tersadar jika sejak tadi ada Keke yang mendengarkan obrolannya dengan Dokter itu.

Dengan tergugup Dara menjawab. "Ee.. bukan apa-apa kok, Dek. Mas Nico cuman sakit biasa aja. Nggak usah terlalu dicemaskan yah."

Dara berusaha bersikap setenang mungkin, tapi Keke nampaknya tak percaya dengan jawaban yang diberikan Mbaknya itu.

"Mbak. Jawab yang Jujur. Mas Nico kenapa?"

Dara terlihat mulai panik. Takut rahasia suaminya akan terbongkar "Eee.. mas Nico nggak apa-apa kok, Dek."

"Mbak." Keke berusaha membujuknya. Dan melalui tatapan itulah Dara mengalah.

"Nanti Mbak jelasin semuanya yah, Dek. Sekarang Mbak mau ketemu Masmu dulu."

Keke mengangguk. Lalu Bersama dengan Dara, mereka melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

>>=¤=¤=<<

"Mas Nico."

Seruan Dara mengalihkan pandangan Nico yang semula fokus pada jendela mengarah pada pintu yang dimana di sana ada sosok istrinya yang tengah menatapnya cemas. Senyum lembut terbit begitu saja diwajah tampannya.

Dara berlari menghampiri suaminya. Dipeluknya tubuh yang terbaring lemah diatas ranjang rawat itu dengan sangat erat.

"Apa yang terjadi, Mas? Kenapa bisa jadi seperti ini?"

Nico balas memeluk tubuh istrinya. Seolah memberi isyarat bahwa dirinya tak apa-apa. Dan tak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Sudahlah sayang. Jangan menangis lagi. Aku nggak apa-apa kok." Direnggangkannya pelukan Dara, di tatapnya wajah sendu istrinya lalu disekanya air mata yang kini telah membanjiri pipi sang istri tercinta.

Jodoh Ke'DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang