Chapter 5 - Siapa Reno?

2.2K 80 6
                                    

Keke sedang memanaskan air ketika Nico menghampirinya di Dapur. Tampak jika Kakak iparnya itu sedang kebingungan mencari seseorang.

"Mas Nico cari Mbak Dara yah?" Tanya Keke begitu mata Nico tertuju padanya.

"Iya. Kamu tau dia dimana?"

"Tau Mas, biasanya pagi-pagi begini Mbak Dara pasti lagi jalan-jalan keliling kampung. Tadi juga saya liatnya Mbak Dara udah lengkap dengan pakaian joggingnya."

"Ohh." Nico mengangguk paham. Lelaki itu kemudian mengambil gelas dan sendok, lalu berjalan kearah dimana Kopi dan gula ditempatkan.

Tindakannya itu masih dalam pantauan Keke. "Mas Nico mau buat kopi?"

Nico mengangguk dengan senyuman.

"Nggak usah Mas. Sini, biar saya saja yang buatkan."

"Nggak apa-apa Keke. Saya bisa kok."

"Tapi--"

Perkataan Keke Tersendat kala Nico menatapnya lebih lama. Keke dan Nico Memang tak terlalu akrab. Nico yang usianya jauh lebih tua membuat Keke terkadang agak segan untuk berbicara dengannya. Terlebih lagi dengan sifat Nico yang memang pendiam. Jadi susahlah untuk mereka saling Akrab.

Tapi Nico tidaklah sombong. Lelaki itu kerap kali tersenyum padanya jika tanpa sengaja mata mereka bersitatap.

Mungkin mereka hanya jarang bertemu saja. Jadinya masih saling canggung.

"Yaudah. Kamu aja yang buatin. Jangan terlalu manis yah." Kata Nico kemudian yang menghentikan keterdiaman Keke. Tak lupa senyumannya untuk sang Adik Ipar sebelum ia melangkah keluar meninggalkan Dapur.

Sepeninggal Nico. Sebuah senyuman terbit di Bibir Keke. Hatinya jujur saja mengangumi betapa Berkarismanya Suami dari Mbaknya itu.

Pantaslah jika Dara begitu sangat mengangumi Mas Niconya.

~~=¤=¤=~~

Dara terkejut kala mendapati Nico sedang menunggunya di depan pintu. Belum habis keterkejutannya, pria yang begitu sangat dicintainya itu langsung berhambur memeluknya. Sedikit pun Nico tak memberikan jarak diantara mereka.

"Kamu kemana aja, Sayang? Aku tuh tadi bingung nyariin kamu."

"Aku nggak kemana-mana kok, Mas. Tadi cuma keliling kampung aja." Dara sedikit merenggangkan pelukan Suaminya. "Kenapa? Mas butuh sesuatu?" Tanyanya dengan memandang lekat wajah sang suami.

Nico Tersenyum lembut. "Nggak kok sayang. Aku cuma kaget aja pas bangun kamu udah nggak ada disamping aku." Kembali dipeluknya erat Tubuh Dara. "Kamu kan tahu, aku ini nggak bisa jauh-jauh dari kamu."

Dara tersenyum gemas mendengar gombalan manja suaminya pagi ini. Memang seperti inilah Nico, Jika sudah datang Alainya, dia tak akan segan-segan bermanja-manja pada istrinya. Berbanding terbalik sekali dengan Style Cool yang telah melekat pada kepribadiaannya.

Mungkin diluar sana, semua orang menganggap bahwa Nico adalah tipe pria yang Kaku, dingin dan sangat membosankan. Tapi siapa yang menyangka jika dalam lingkup keluarga, Si Pria Stay Cool ini dapat berubah menjadi sosok yang sangat hangat, perhatian dan penuh kasih sayang. Terlebih kepada sang Istri.

Inilah yang membuat Dara selalu merasa jadi wanita yang paling beruntung didunia. Sosok suaminya yang begitu memujanya membuat ia tak mampu lagi mengangumi pesona pria lain. Baginya, My husband is the best.

"Mas, Udah yah. Pelukannya lanjut di dalam aja. Nggak enak diliatin tetangga." Dara mencoba melepaskan tubuhnya, tapi Nico malah semakin mempereratnya.

Jodoh Ke'DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang