Part 3

208 18 2
                                    


Kring.. Kring... Kring..

Jam istirahat berbunyi, salah satu tempat yang pas pada jam istirahat adalah KANTIN. Tapi tidak bagi ku, aku masih saja betah duduk dibangku ku ini. Padahal, Siti dan teman temannya sudah mengajakku untuk ke kantin bersama. Aku bukannya menolak, tapi karena sudah kebiasaanku seperti ini. Aku adalah anak anti sosial yang yang tidak mudah bergaul juga sebenarnya. Aku tak suka keramaian. Hening, ya itu yang kusuka.

Bolehku bercerita sedikit? Laki laki itu, ia menatapku dengan tatapan dingin. Mata kita saling bertemu saat ini. Aku berpikir sekali lagi, ia memang mirip hantu tadi yang kulihat.

'Jauhkan pikiranmu itu Ca'

Entah mengapa aku juga tak mengerti. Apa iya aku mengenalnya? Apa iya dia hantu yang kulihat? Ia seperti... seperti tokoh yang ada dibayangan ku saat ini.

***

Memang seperti dalam pikiranku saat ini. Seakan akan pikiran itu nyata dalam pikiranku saat ini. Aku melihat ia ingin menuju kearah. Hah ke arahku? Tidak... Tidak....

Ternyata ia ingin keluar kelas, aku tak sadar, ternyata aku ada didepan pintu. Hah sejak kapan? Ia dengan muka datarnya mengeleos pergi. Bahu kita bertubrukkan pelan. Aku saja hampir terjatuh, tapi ia masih saja berjalan keluar. Ia tak ingin meminta maaf  kah? Yaampun, kenapaku ke ge er an sekali.
Aku kembali menuju tempat duduk ku semula. Mengapa aku berpindah? Pasti tadiku sedang menghayal. Memang, kalau aku sedang menghayal sesuatu, aku tidak akan pernah sadar. Aduh, kok aku jadi malu ya. Ckck

Entah mengapa aku selalu kepikiran dengan laki laki itu apalagi dia adalah murid baru disini. Perasaan ku tak enak, ada apa?

Aku duduk dibangku dengan manis seraya membuka bekal yang tadi Ibu beri padaku. Masakan Ibuku enak sekali, jujur saja aku selalu ketagihan setiap mencoba masakan Nya. Apalagi ini dibawai bekal, wahh aku lebih senang. Aku membuka bekalku dan mencium wanginya. Wanginya saja sudah enak, apalagi rasanya.

Aku makan sembari melihat sekeliling yang ternyata sepi, aku saja yang disini. Tentu saja aku suka. Hening dan tenang, bukannya aku orang bencian yah :)

Aku melihat anak kecil itu, lagi disini. Ia tepat dipojokkan ruangan situ. Tepatnya disebelah bangku guru. Ia dengan muka sedihnya, lagi. Aku heran, ia mengapa? Aku segera menghabiskan bekal ku ini. Ia masih melihatku.

Apaku tanya saja pada Ririn ya?

Itu yang tergiang dikepalaku. Apa aku harus bertanya pada Ririn soal anak kecil ini?kali saja ia tahu. Apakah ia akan menjawabnya? Aku tak tahu dan tak pasti.
Aku mengabaikan nya saja sekarang. Aku berniat untuk  ke toilet, tapi aku bertemu Siti di jalan.

"Mau kemana Ca?" Tanya Siti padaku. Aku tersenyum.

"Ke toilet, hehehe." Jawabku.

Aku segera ke toilet, mengapa hari ini sepi sekali ya perasaan? Oh iya, aku baru ingat. Ternyata disekolah ini ada lomba bermacam olahraga yang mengharuskan semua kelas olahraga ikut. Pantas saja, karena biasanya disini ramai dan sekarang sepi, karena aku memilih toilet yang berada dikoridor kelas olahraga. Karena menurutku lebih dekat, hehehe.

Saat aku habis mencuci tangan diwastafel, aku melihat murid baru dengan muka dingin itu yang ku ketahui namanya Reon. Aku melihat ia baru saja keluar dari toilet juga, mata kita berpapasan lagi. Setelah itu ia pergi dan aku tak tahu.

Diluar toilet sini sangat sepi, tapi kok rasanya ada yang memerhatikanku. Ternyata ada Jason disana yang tadi sudah ku cueki, tepatnya diluar. Aku melihat nya, kenapa dia sudah ada di bawah dan  ia sudah memegang ujung rok ku.

"Kak, ikut aku. Aku ingin bermain denganmu." ajak Jason padaku, dia masih menarik ujung rokku. Ku ikuti dia,lagi. Ternyata ia membawaku ke taman belakang sekolah lagi. Jason duduk disana, tepatnya  disebuah ayunan besi  yang sangat tua dan keropos. Aku bersenandung nada lalu berhenti sejenak.

"Aku ingin mengombrol denganmu kak Caca." Ucap Jason.

"Iya Jason kenapa?" Tanyaku pada nya. Ia yang tadinya sedang melanjutkan senandung nadanya. Kemudian berhenti lagi untuk menjawab pertanyaan ku tadi.

"Bolehkah kita berkenalan?" tanyanya padaku dengan menyodorkan tangannya yang melayang itu aku hanya mengganggukkan kepalaku dan membalas uluran tangannya yang tembus itu. Didalam hatiku aku berkata boleh sekali. Jarang lho hantu yang ingin berkenalan denganku. Tapi yasudahlah, ckck.

"Namaku Jason, aku dibunuh oleh ibuku dan ayahku membuangku disini. Aku dibunuh paksa oleh ayah dan ibuku pada tahun 1990. Setelah itu aku ditemukan dan dimakamkan kan di........... " jelas nya panjang ketika ia sudah memperkenalkan diri nya padaku. Aku tertegun mendengarnya. Sadis sekali, aku tak menyangka.

"Jason, aku turut sedih mendengarnya." Air mataku lolos begitu saja. Jason menyuruhku untuk jongkok, ia menghapus air mataku walau pun ini tembus.

"Jangan bersedih kakak, seharusnya aku yang sedih." ucap Jason yang tersenyum padaku. Aku salut sekali dengan Jason ini. Ia adalah hantu tertegar yang pernah ku temui.

sret.....

Setelah berbicara tadi, Jason sempat berpamitan padaku. Katanya ia ingin pulang ke tempat asalnya dan tak akan kembali lagi. Oh ya satu lagi, ia sempat berpesan padaku bahwa tolong sampaikan angin rindu dan salamnya pada neneknya yang katanya tinggal tak jauh dari sini. Apa aku bisa? Nanti ku usahakan.

Kembali lagi menuju kelas, tetapi mengapa saat dijalan aku bertemu Reon yang habis bermain basket ya. Ia memakai baju basket, bukan nya ia murid baru? Aku berpikir lagi setelah itu. Ia tersenyum padaku. Apa tersenyum padaku? Ada angin apa Reon ini, tiba tiba ramah kepadaku. Ia sempat menyapaku.

"Halo." sapanya padaku. Aku tertegun, mengapa dia jadi ramah begini? Aku menjawab sapaannya.

"Halo juga, hehehe." sapaku juga. Aku bingung, kan ini sudah bel masuk kenapa ia masih diluar kelas apalagi ia masih bermain basket di waktu bel masuk.

"Reon, ga ke kelas?" Tanya ku ramah,  Reon hanya tersenyum. Terpancar dari wajahnya itu. Dia beda sekali, mengapa?

"Iya nanti." jawab nya ramah.

Aku berjalan jalan riang menuju kelas, ternyata kelas sudah ramai. Tapi ada yang aku heran kan. Mengapa ada Reon disini? Bukan kah ia tadi memakai baju basket, dan sekarang? Ia memakai baju seragam putih abu abu. Aku bingung, ada apakah dengan Reon?






Minta vote nya boleh? 🌟🌟
Makasih yang udah baca😊

You Can See Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang