Part 2

228 25 4
                                    

Kenapa semua murid menatapku tajam ditambah ada anak kecil yang sedang memerhatikanku. Saat aku ingin duduk dibangku. Ada yang menahan kakiku dibawah. Ternyata anak kecil itu. Ia menangis darah. Mengapa?

Entah rasukkan dari mana, aku juga ikut menangis, mungkin ikatan batin dari anak kecil ini. Murid murid yang melihatku, mereka berteriak teriak saja dari tadi. Meneriakiku bahwa aku ini gila.

"EH SI CACA GILANYA KUMAT." Ucap Roni yang ku ketahui ia adalah ketua kelas disini. Mereka memperhatikanku layaknya aku ini memang benar benar gila. Pandanganku beralih ke anak kecil ini lagi. Ia masih saja memegang kakiku. Aku memilih untuk duduk. Karena bangku ku ada disebelah ku.

"Ada apa? Dan siapa kamu?" masa bodo dengan tatapan tak suka dari teman temanku itu. Siti yang sudah biasa melihatku pun ia masih saja berkutat dengan membuat contekan nya dan mengambaikan yang ada.

"Ikut aku... Hiks... Hikss..." ucap sihantu kecil itu yang masih menangis darah. Sesekali ia mengelap air matanya itu. Dia melepaskan pegangannya dari kakiku dan berlari menuju luar kelasku.

Aku mengikutinya , ia menyuruhku untuk mengikutinya. Entahlah aku tak mengerti, sudah 2 hantu yang ku ikuti hari ini. Aku mengikutinya. Dia membawaku ke taman belakang sekolah.

"Kamu siapa? Aku baru kali ini melihat mu." tanyaku. Ia tak menjawab. Air mata nya masih berdarah darah.

"Aku baru kali ini melihat mu. Nama mu siapa?" tanyaku pada hantu kecil ini. Ia tidak menjawab, ia malah menatapku tersedu sedu.

"Namaku Jason, aku takut hiksss... Aku takut....aku takut ibuku datang dan langsung memukuliku... Aku takut... Tolonglah aku..." ucap si hantu kecil ini sambil menarik narik ujung rok ku pelan. Apa? Ia memintaku agar menolong nya? Aku tak tahu harus bagaimana, sebelumnya aku tak pernah menolong hantu.

Jason menyeka air mata nya, ia sehabis itu bersenandung nada dan bernyanyi, melompat lompat, berlari berputar putar di taman belakang sekolah ini.

Aku merasa heran, kenapa aku juga ikutan senyum, baru kali ini aku melihat hantu yang sepertinya sangat rapuh tapi ia tetap tegar.

Karena Jason sudah menghilang, aku pergi menuju kelasku lagi. Kalian jangan heran, memang hobiku ini selalu yang keluar-masuk kelas. Ckck

Dikelas ternyata sudah diberlakukan jam pelajaran, aku saat ini masih di depan kelas. Aku berucap salam serta meminta maaf kepada guru karena aku datang telat.

Aku duduk dibangku dengan manis, memerhatikan pelajaran dengan baik dan menghindari tatapan tak suka dari murid murid disini. Tapi disini aku heran, mengapa ada murid baru disini, apa aku ketinggalan? Murid baru itu duduk tepat didepanku,ia bersama dengan Roni sang ketua kelas.

"Ca, ada pulpen?" tanya Siti yang menyadarkan dari lamunanku.

"E..eh..iya ada." ucapku dan langsung mengambil pulpen yang ada di dalam tas dan memberikan pada Siti. Setelah itu Siti berterima kasih padaku.

Aku saat ini masih memerhatikan wajah murid baru itu. Aku berpikir, mengapa rasanya ia mirip sekali dengan hantu yang ku lihat dekat ruang ganti baju basket. Ia mirip sekali. Tetapi ini beda, wajahnya dingin. Wajah yang ku lihat tadi di ruang ganti, ia memancarkan senyumnya. Aku menepuk nepukkan pipiku agarku tersadar,  tetapi percuma, ia nyata. Terpancar dari wajah dinginnya itu. Disebelahku, aku merasa Siti memerhatikanku yang sedang menatap murid baru itu. Lalu ia berucap.

"Oh, aku tau. Dia itu Reon murid baru disini Ca. Aku lupa ingin bilang kepada kamu. Karena tadi kamu masih di luar kelas dan ketinggalan perkenalan dikelas ini." ucap Siti yang menjelaskan. Aku hanya ber oh ria mendengar ucapan Siti. Benar pikiranku, bahwa ia ini murid baru disini. Oh iya, setelah mendengarkan penjelasan dari Siti, Bu Linda juga bilang (guru fisika sekaligus wali kelas dikelas ini) ada murid baru disini.

Kring.. Kring... Kring..

Jam istirahat berbunyi, salah satu tempat yang pas pada jam istirahat adalah KANTIN. Tapi tidak bagi ku, aku masih saja betah duduk dibangku ku ini. Padahal, Siti dan teman temannya sudah mengajakku untuk ke kantin bersama. Aku bukannya menolak, tapi karena sudah kebiasaanku seperti ini. Aku adalah anak anti sosial yang yang tidak mudah bergaul juga sebenarnya. Aku tak suka keramaian. Hening, ya itu yang kusuka.

Bolehku bercerita sedikit? Laki laki itu, ia menatapku dengan tatapan dingin. Mata kita saling bertemu saat ini. Aku berpikir sekali lagi, ia memang mirip hantu tadi yang kulihat.

'Jauhkan pikiranmu itu Ca'

Entah mengapa aku juga tak mengerti. Apa iya aku mengenalnya? Apa iya dia hantu yang kulihat? Ia seperti... seperti tokoh yang ada dibayangan ku saat ini.






Halo semua, apa kalian suka cerita ini? Kalau iya, aku minta vote nya boleh? Hehehe. Jujur aku juga baru pertama kali nulis horror. Aku harap kalian memaklumiku ini ya😊

You Can See Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang