Part 9

163 15 0
                                    

Diseberang jalan aku melihat sesuatu. Dia.... Dia... Dia yang pernah ku lihat saat itu. Masih ingat kah? Saat pada malam hari aku menunggu bus diterminal, aku takut dan lari. Saat itu aku merasa takut dan langsung saja lari dari nya . Sekarang ia datang lagi, aku memberanikan diri untuk menemuinya. Tapi dia malah pergi. Mengapa ia tak mengejarku seperti saat itu?

Ckck, apa aku berharap sekali dikejar hantu? Tapi aku penasaran, mengapa bisa seperti itu. Entahlah

***

Di bus aku duduk sendiri. Biasa. Tetapi rasanya ada yang berbeda hari ini. Apa ya? Oh ya, tentang Rian? Sepertinya aku harus mencari tahu tentang dia, mengapa aku tak pernah sadar kalau Rian itu kasat mata. Kemana fikiran dan penglihatanku saat itu!

Aku masih duduk manis disini, dibangku ketiga dari depan tepatnya. Sore ini mengapa ramai sekali ya, tidak biasanya aku naik bus seperti kemarin kemarin. Tapi aku ras​ ada yang aneh?
Seperti ada yang memerhatikanku disini, aku menoleh kesegala berbagai arah. Di pojokkan bangku ku tepatnya ada seorang laki-laki. Aku memicingkan mataku, karena aku bisa dibilang orang dengan mata yang min yang diharuskan memakai kacamata, tapi aku tidak memakai kacamata hehehe

Dia? Dia Reon. Bagaimana bisa? Aku biasanya melihatnya pulang dengan mengendarai sepeda motornya, tapi ini? Ku pandang dia. Mata dan wajah kita saling pandang dari jauh. Tetapi dia menolehkan wajahkan ke arah lain. Wajah dingin nya itu kentara sekali. Oke, aku sepertinya tahu sekarang?

Disebelah Reon yang kulihat tadi bangku sebelahnya kosong menjadi ada 'sesuatu'. Mengapa ada sosok perempuan disana dengan wajah yang tertutup rambut. Tapi Reon mengapa tak menyadari itu. Astaga aku lupa! Kan Reon tidak bisa melihat seperti ku, gimana sih aku ini.

Aku tatap sosok itu, wajah nya terlihat seperti merindukan Reon. Tapi ia siapa? Reon tetap dengan wajah dinginnya masih duduk manis disana. Aku masih bingung, tapi siapa yang duduk disebelah Reon?

Sret.......

Aku sedang melamunkan sesuatu, sampai secara tiba-tiba kepalaku terbentur kaca. Bus ini mengerem mendadak membuat kepala ku terbentur, aku refleks kesakitan dan mengusap kepalaku. Tapi yang kufikirkan saat ini malah Reon dan saudara kembar nya itu.

Aku berjalan menuju dalam komplek, tapi tumben sekali sepi, apa karena ini mendung dan ingin hujan. Itu yang difikiranku saat ini

Berjalan sendiri, sudah seperti kebiasaan ku seperti ini, biasanya aku bersama Siti. Tapi, karena Siti tidak masuk sekolah jadi aku sendiri. Aku sengaja melangkahkan kaki ku sedikit pelan, tapi ada suara disebelahku, aku tolehkan kepalaku kesamping.

"Kamu siapa? Apa aku mengenalmu?" Tanyaku ke dia. Kira kira hantu gadis ini berumur 10 tahun. Tetapi yang kulihat wajahnya sedang ingin bercanda dengan ku. Ia malah tertawa dan ia malah memegang ujung rok ku.

"Ayo main dengan ku kak." Masih dengan memegang ujung rok ku. Aku bukan nya ingin meladeni, tetapi aku tak tahu ingin berbuat apa.

Anak itu masih saja mengoceh tentang kehidupan di alam dunia yang menurutnya tak enak itu. Aku memang mendengar cerita dari nya disini. Kami berkenalan dan kalian tahu apa? Dia malah senang sekali. Ia adalah hantu yang bisa dibilang pecicilan, tidak bisa diam, cerewet dan lain lainnya ckck. Seperti nya aku mempunyai teman hantu baru, lagi. Tetapi aku melihat sosok perempuan 'itu' lagi di semak semak. Mengapa aku refleks melihatnya? Aku pun tak tahu. Aku lihat lagi sekali lagi, tapi ia malah mendatangiku dengan muka yang dibilang seperti menaruh dendam padaku. Tapi itu apa? Ya Tuhan aku harus apa! Olin hantu gadis kecil ini masih senang bercerita, tapi karena ia melihat hantu sosok perempuan itu juga jadinya ia malah pergi. Tapi ada apa? Aku masih dengan wajah yang amat ketakutan. Berusaha berani,  tapi apa aku bisa? Ia datang menemuiku, lari-lari menujuku. Aku semakin ketakutan, aku tak tahu harus apa?

"Stopp aku tak tahu apa maksudmu. Tolong jangan dekati aku." Aku sudah mati ketakutan, aku tak bohong, ini benar-benar menakutkan sekali. Ia masih dengan muka dendam nya itu langsung mencengkram tanganku.

"Arghhhh,, tolong aku...... " Teriakku tanganku sangat keras dicengkramnya, di komplek yang sepi ini, aku harus meminta bantuan ke siapa? Disini sepi sekali, aku ketakutan. Ia malah mencengram tangan ku lebih kuat. Aku beralih mengingat sesuatu, jadi ini benar apa yang dikatakan Rian tadi. Aku harus berhati hati. Aku ingat ucapan nya itu.

Saat Rian ingin pergi, ia malah berbalik lagi menemui ku yang terbaring di brangkar UKS. Ia sempat bilang.

"Ca, aku berpesan agar kamu selalu hat-hati dan waspada...... "

Tapi aku tak tahu maksudnya apa? Tapi sekarang aku mendapatkan jawabannya.

Aku masih mengingat percakapan itu. Benar-benar rasanya aku ketakutan sekali tak terhingga, ia masih mencengkram tanganku kuat. Mungkin tanganku akan sakit sekali nanti bekasnya.

Yang kupikirkan saat ini adalah meminta tolong. Ya Tuhan bagaimana aku meminta tolong! Kalau orang yang lewat dijalan ini saja melihat ku bagaikan orang yang tak waras. Tangan ku sudah sakit dibuat nya. Aku menangis, tapi ia malah melotot kepadaku.

"Kamu siapa? Dan apa maumu? Tolong jangan ganggu aku. Lepaskannnn!!! " Teriakku berusaha melepaskan cengkraman itu. Tapi aku hanya bisa pasrah. Dia tak berbicara sedikitpun.

Rian....
Mily...
Kiky....
Ririn....

Tolong akuu......

Aku masih berharap ada seseorang ataupun itu hantu yang menolongku. Tapi saat aku ingin berteriak lagi. Hantu perempuan itu sudah menghilang.

Kemana dia?

Aku takut...
Aku takut sekali

Aku berlari sampai rumah, ada Kak Rifki di depan ruang tamu. Aku refleks langsung memeluknya. Aku takut, aku aku......

Tangisku pecah, aku tak tahu mengapa bisa terjadi seperti ini. Sebelumnya aku tak pernah seperti ini. Semua keluargaku tahu kalau aku bisa melihat mahluk kasat mata itu. Tangisku semakin pecah.

Kak Rifki tentu saja heran melihatmu yang langsung memeluk nya secara tiba-tiba. Aku sudah menjelaskan padanya. Tapi Kak Rifki malah heran.

"Bunda kemana kak?" Tanyaku pada Kak Rifki.

Kak Rifki bilang, Bunda masih ada urusan catheringnya. Ketakutan ku sudah sedikit hilang, tapi yang dipikiran ku belum hilang tentang hantu tadi. Seperti nya aku harus bertanya sesuatu besok ke salah satu teman hantu ku nanti.






Feel nya dapet engga? 😄

Halo semua, update lagi nih hehehe. Jangan meninggalkan jejak, ayo vote👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Can See Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang