Hari ini adalah hari yang biasa di kehidupanku, tak panas dan tak dingin, cuaca yang sesuai untuk bekerja. Tapi di saat seperti ini... mana mungkin aku bisa bekerja kalau kondisiku seperti ini!
“Oi, Rangga! Pesananmu sudah numpuk lagi tuh!”
“Tunggu dulu! Perutku mulas!”
“Cepat selesaikan urusanmu itu dan antar barangnya! Kalau enggak, gajimu kupotong!”
“Oh ayolah! Panggilan alam itu tidak bisa ditunda kau tahu!”
“Makanya cepat!”
Ugh... perutku benar-benar mulas, entah karena apa. Mungkinkah karena aku kebanyakan makan yang pedas-pedas ya tadi malam? Ah... benar juga... bodohnya aku.
***
ZREEKK...
“Ah, segar...”
Aku menghirup udara luar sebanyak mungkin. Nah sekarang, apa pekerjaanku? Ah! Pesanan yang harusnya kuantar sudah menumpuk! Aku langsung berlari menuju motorku sambil membawa kertas alamat dan pesanan yang siap diantar.
Aku Rangga Wijaya, seorang manusia biasa yang hidup di tengah masyarakat yang serba biasa. Pekerajaanku... aku bekerja di sebuah restoran di bagian mengantar pesanan atau biasa disebut delivery service. Bekerja di sini cukup untuk membiayai kehidupanku... untuk sekarang.
Sekencang mungkin aku mengendarai motorku untuk mengantar pesanan-pesanan yang menumpuk. Kira-kira... ada sekitar 4 pesanan yang harus kuantar ke tempat yang berbeda-beda dalam waktu kurang dari 30 menit. Itu kebanyakan tahu... memangnya cukup untuk sampai tepat waktu?
Bodo amat... aku nggak membutuhkan tip, yang penting aku bisa hidup dengan tenang itu sudah cukup bagiku. Aku menambah kecepatan motor secepat mungkin. Kuhindari motor dan mobil dengan gesit tanpa menggores badan besi mereka.
Setelah 30 menit berlalu...
“Hah hah hah hah... ternyata... ngebut itu bikin capek juga ya...”
Sesampainya aku di restoran tempatku bekerja, aku langsung mengambil nafas sebanyak dan secepat mungkin. Aku bisa mati karena kehabisan nafas ini... bukan karena energinya, tapi konsentrasi dan pergerakan yang tiba-tiba itu yang menghabiskan nafasku waktu dijalan.
Tiba-tiba orang yang tadi meneriakiku pada saat aku masih di kamar mandi itu datang mendekatiku, dia adalah bos di tempat kerja ini.
“Rangga, istirahat dulu sana 20 menit.”
“Oh, terima kasih pak! Kau memang yang terbaik!”
Aku langsung berjalan menuju bangku panjang di ruangan khusus karyawan dan berbaring di sana. Sambil beristirahat, aku mengambil smartphone dari kantong celanaku dan memainkan jariku di layar untuk membuang bosan.
Kubuka medsos dan kulihat-lihat ada berita menarik apa di sana.
“Hah... berita ini lagi... kenapa sih beberapa tahun ini banyak hoax seperti ini?”
Aku mendapat sebuah berita yang sudah jelas hoax di sebuah medsos dan anehnya berita ini telah disukai oleh banyak pengguna medsos tersebut. Aku nggak habis pikir, kenapa sih masih banyak orang yang mencoba menipu dengan hal yang mustahil seperti ini? Memangnya banyak manusia yang bego yah, jadi banyak yang percaya dan ketipu?
Berita yang kubicarakan ini adalah berita tentang kiamat yang diramalkan terjadi pada hari ini. Tahun ini... sudah ada berapa kali ramalan palsu yang akhirnya tak terjadi? Ada sampai 8 kali sepertinya. Aku sudah bosan melihat berita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World's End, But We're Survive in Another World [DROP]
FantasyPada suatu hari, dihari yang lumayan cerah, berita-berita besar bermunculan di TV dan berbagai medsos. Awalnya berita ini hanya di medsos dan hanya dianggap hoax, tapi hari ini terbukti bahwa berita itu adalah benar. Berita itu tentang ramalan kiam...