“[Fire]!”
Bwuusshh...
Sebuah api muncul di telapak tanganku seakan-akan sedang terbang. Sekarang ini aku sedang belajar sihir dari sebuah grimoire dasar yang dipinjamkan Fiena padaku sambil diawasi olehnya. Karena Eliza tidak bisa menggunakan sihir, ia tidak bisa mengawasiku dan menggantikan tempat Fiena menjadi pengawas toko dengan Shiro yang menemaninya.
Sihir [Fire] adalah sihir paling dasar dari sihir api. Fiena yang mengawasiku terkejut begitu melihat sebuah api yang melayang di telapak tanganku. Entah kenapa, ia memasang wajah tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
“R-Rangga, apa kau sudah pernah belajar sihir sebelumnya?” tanyanya.
“Kalau aku pernah belajar sihir, lalu kenapa aku memintamu untuk mengawasiku belajar sihir?” balasku.
“Tapi, kau sudah pernah memakai sihir kan?”
“Harus berapa kali kubilang? Ini adalah sihir pertama yang kupakai” jawabku.
“Mu-mustahil, hanya dengan sekali coba” ucapnya dengan nada bergetar.
Yah, ini karena skill [Improvment] yang kuterima dari dewa. Aku memang ingin mempelajari sesuatu dengan cepat, tapi tak kusangka dewa akan memberiku kemampuan terlalu berlebihan ini. Hanya dengan mempelajari sihirnya, aku bisa langsung menggunakannya hanya dalam sekali percobaan.
Walau aku belajar menggunakan sihir, ini bukan berarti aku takkan membuat senjata fisik. Aku tidak berniat untuk menjadi penyihir atau semacamnya yang murni hanya menggunakan sihir, aku hanya memerlukan sihir pada saat darurat atau saat yang dibutuhkan saja, sepertinya. Sebisa mungkin aku takkan menggunakan sihir untuk bertarung, karena aku tidak ingin bergantung pada sesuatu yang seperti itu, bisa-bisa tubuhku kaku dan instingku hilang.
Aku mencoba semua elemen dasar dan semuanya dengan mudah kulakukan. Eliza yang mengawasiku itu tidak bisa berkata apa-apa selain ‘aaa’ karena terkejut. Ternyata skillku ini terlalu mencolok ya.
“Rangga, boleh aku melihat statusmu?” tanyanya penasaran.
“Boleh saja, sebagai gantinya kau juga harus memperlihatkan statusmu” jawabku cepat.
“Ya.”
Kemudian kami mengambil kartu identitas kami masing-masing dan saling menukarkannya. Aku melihat statusnya dengan seksama.
----------
Name : Fiena Handleaf
Race : Elf
Gender : Female
Level : 64
Job : Mage, Merchant
Battle Power : 2310
Magic : Water, Wind
Skill : Trader, Mastery Merchant, Amateur Martial Arts
----------
Uh, BP-nya jauh lebih kuat dariku dan Eliza. Aku tahu kalau ia sudah hidup lama, tapi jangan begini juga dong perbedaannya. Memang seperti perbedaan langit dan bumi, tapi tetap saja perbedaannya sangat telak.
“Eh!?” teriak Fiena yang mengagetkanku.
Ia menatap kartuku dengan tatapan terkejut dan tidak percaya. Ada apa dengannya? Apa yang membuatnya sampai membelalakkan matanya sampai seperti itu?
“Ada apa?” tanyaku penasaran.
“I-i-ini s-s-s-statusmu?” tanya Fiena yang perlahan-lahan memutar kepalanya yang kaku ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World's End, But We're Survive in Another World [DROP]
FantasyPada suatu hari, dihari yang lumayan cerah, berita-berita besar bermunculan di TV dan berbagai medsos. Awalnya berita ini hanya di medsos dan hanya dianggap hoax, tapi hari ini terbukti bahwa berita itu adalah benar. Berita itu tentang ramalan kiam...