-KARMA05-

706 12 0
                                    

Pada saat sore hari Dilla pergi ke Rumah kak Asri dan ternyata kebetulan di rumah kak Asri ada kak putri juga.
"Yah ada kak Putri gimana nih, pulang aja atau ke rumahnya ya"
Dilla bimbang. Tetapi akhirnya Dilla memberanikan diri ke rumah kak Asri.
"Assalamualaikum. Kak asri."
"Waalaikumsalam. Sini de masuk buka aja pintunya gak dikunci sini ke kamar"
"Iya kak."
Dilla pun masuk kedalam kamar kak Asri walaupun dia resah.
Kemudian dilla salaman dengan kak asri juga kak putri.
"Kak putri sehat?" Tanya Dilla
"Kak asri, dilla mau ngomong sesuatu tapi gak enak sama kak putri" bisik dilla kepada kak Asri.
"Put, bentar ya si dilla mau ngomong dulu katanya"
"Iya as"
Dilla dan kak asri pun pergi ke ruang tamu dan ngobrol di sana.
"Kak, gini emang bener ya kak putri deket sama teman dilla si reza itu?"
"Iya de emangnya kenapa? Kamu suka ya sama reza?" Canda kak asri
Dilla tidak menjawab matanya berkaca-kaca bagaikan langit mendung yang siap memumpahkan airnya.
"Loh loh, ada apa de?"
Dilla memeluk erat kak asri sambil mmenangis tersedu-sedu.
Semantara di lain tempat..
"Aduh gimana ya kok jadi kefikiran si dilla gini. Takut dia kenapa-napa" fitri khawatir.
"Kerumahnya, enggak, kerumahnya, enggak, hmm beaok ajalah disekolah semoga aja dia baik-baik aja" fitri mencoba menenangkan dirinya
Kembali ke dilla dan kak asri.
"Kakak... hiks hiks"
"Kamu kenapa? Jangan bikin kakak bingung dong de"
Kak putri tidak mendengar percakaapan mereka karena dia sedang memutar musik dengan menggunakan headset.
"Kak, sebenarnya... aku dan reza udah resmi pacaran kurang lebih satu bulan. Tapi sikap dia berubah akhir-akhir ini mungkin karena kak putri yaa hiks hiks hiks" dilla menangis semakin menjadi-jadi.
"Kamu tunggu dulu disini"
Kak asri segera pergi ke kamarnya dan memanggil kak putri.
"Put... put .."
Kak putri tidak menghiraukannya karena mungkin suara kak asri tidak terdengar
Karena kesal kak putri melepaskan headset dari telinga kak putri.
"Putri ashila dianaaaa!"
"Apasi as gak jelas deh haha"
"Udah diem aja lah dek dilla nangis diruang tamu. Lo gak mikir si !"
"Maksud lo apa as? Gue gak ngerti" kak putri bingung.
"Lo deket kan sama si reza reza itu. Dan ada satu hal yang perlu lo tau. Si reza itu pacarnya si dilla!"
"Hah? Masa? Yang bener?" Kak putri terkejut
"Bneran lah tuh dia dari tadi nangis terus. Lo jelasin semuanya deh kaliam selesaikan baik-baik masalah ini. Si reza jadi berubah gara-gara dia deket sama lo!"
"Iya as gue bakalan jelasin semuanya" ucap kak putri sembari menarik kak asri ke ruang tamu
"Dee.." ucap kak putri
"Iya kak"
"Kakak mau minta maaf, kakak mau jelasin semuanya. Kakak gak tau kalo si reza pacarnya kamu kakak juga gak tau kalo sireza punya pacar. Jadi yaudah kakak ladenin dia. Kakak mau lost contact aja sama dia dan kakak bakalan nyuruh dua buat baikan lagi sama kamu ya" ucapnya menyesal
"Tapi kan kakak juga sayang sama dia ya? Ade gak mau ancurin kebahagiaan kakak. Biar dia yang nentuin mau pilih siapa" dilla menyela perkataannya selama beberapa detik sambil menghapus air matanya
"Kalo boleh coba kakak telpon reza sekarang. Soalnya kalo ade yang telpon gak bakalan diangkat"
"Oke kakak telpon ya"
Tuuut.. tuuutt..
"Halo kakak cantik kesayanganku"
"Za, kakak mau ngomong serius nih. Kamu punya pacar kan?"
"Apa sih kak, aku gak punya pacar kok kan reza sayang sama kakak hihi"
"Yang bener za!"
"Gini za disamping kakak ada orang yang mau bilang sesuatu sama kamu"
Kak putri memberikan hpnya kepada dilla
"Hallo"
"Kayaknya gue kenal suara ini. Lo siapa?"
"Aku dilla yang. Kamu deket sama kak putri kan? Kamu juga pacar aku. Kita belum putus za. Jadi kamu maunya gimana za? Kamu jangan mikirin ego kamu sendiri ingat disini ada 2 orang wanita yang udah kamu sakiti perasaan nya!"
"Euh.. euhh.. ya aku mi milih kamulah yang. Sama kak putri kan cuma deket"
"Bner nih? Yaudah kalo kamu milih aku makasih tapi kamu janji yaa chating aku lahi jangan lost contact yang"
Kemudian hp dikembalikan lagi kepada kak putri
"Yaudah za kakak cape udah dulu kakak matiin telponnya Assalamualaikum"
Dilla mengucapkan rasa terimakasih nya kepada kak asri dan kak putri.
Kemudian dilla pamit pulang dengan keadaan mata panda alias sembab.
Malam pun tiba reza kembali memberi kabar kepada dilla. Dan romantis seperti semula.
Kemudian esok harinya adalah hari minggu. Hari itu dilla dan ayahnya pergi bersama ayahnya ke rumah nenek dilla.
Di sepanjang jalan, dilla memikirkan betapa baiknya kak putri.
Sesampainya disana dilla bersenang-senang bersama nenek tercinta. Pergi berkebun, bermain, memetikbuah dan masih banyak lagi. Waktu dzuhur tiba, Dilla diajak nenek nya untuk shalat bareng. Setelah itu dilla dan nenek nya makan bersama.
Setelah selesai makan, dilla dan ayahnya pamit pulang. Dilla dan ayahnya mengambil jalan yang biasanya digunakan remaja-remaja berkencan.
Dan.... degh! Dilla terkejut karenaa.....

Penasaran? Tunggu ya
Postingan berikutnya.
Semoga kalian suka
Jangan lupa vote ya

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang