Sorot mata hitam kecoklatan menelisik sekeliling di balik kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Ia mendorong trolly barang berisi koper dan barang-barangnya. Hum, cukup menyusahkan, terlebih tak ada yang membantunya. Alexa mencari taxi, setidaknya ia harus cepat ke apartement yang sudah ia beli. Mencari apartemen semalaman itu tak mudah, tapi semua dapat diselesaikan dengan uang , ya terdengar mudah bukan? Sopir taxi membantu untuk memasukkan barang ke dalam bagasi mobil. Sebenarnya tak ada kata bantu jika dilihat, karena Alexa sudah ada didalam mobil.
Mobil Taxi itu membawa Alexa kekawasan apartemen elit yang ada di negaranya itu. Tak buruk juga menurutnya. Beberapa orang membantunya memasukkan barang-barang ke unit apartemennya. Alexa berjalan dengan anggun dan angkuh. Kacamata hitamnya setia bertengger di hidung mancungnya. Menyembunyikan sorot matanya yang menelisik dengan tatapan menilai disetiap jalan yang ia lalui. Ia menekan tombol lift, dengan segera pintu lift terbuka. Terdapat satu pria dengan tubuh tinggi tegap, mengenakankan pakaian formal, rahangnya begitu tegas,dengan bibir sedikit tebal dan err sexy . Alexa tak terlalu mempedulikan pria itu, ia segera masuk dan menekan tombol 24. Suasana hening didalam lift, namun keheningan itu tak bertahan lama. Ponsel Alexa berdering,ia mengambilnya. Ia menghela nafas sejenak melihat namanya yang tertera.
"Hm?"kata singkat yang keluar ketika ia baru mengangkatnya.
".............................."
"Siapa bilang aku akan pulang ke Korea? Aku tak tertarik sama sekali."
"................." Alexa menjauhkan ponselnya dari telinga.
Pria dibelakangnya diam-diam mencuri pandangan pada Alexa. Raut wajah datar, seolah terusik dengan pembicaran wanita didepannya.
"Tau darimana jika aku pulang. Apa oppa mengusik James lagi? Heol, apa namanya jika bukan mengusik?"
"................"
"Sepertinya hobi kalian adalah mengancam ya? Jika bukan karena aku ingat masih kalian adalah keluarga, aku tak akan sudi menemui kalian. Arra..arra aku akan kesana.!"
Alexa sedikit membentak diakhir kata. Mengakibatkan pria di belakangnya tersentak. Alexa menutup sambungan ponselnya.Seketika ia sadar, jika bukan hanya dirinya saja yang ada didalam lift . Alexa memutar tubuhnya, berhadapan dengan pria tinggi itu.
Ia membungkuk," Saya minta maaf atas ketidaknyamannya." Lalu ia kembali pada posisi tegap.
"Tidak masalah."Ujarnya dengan suara datar . Wajahnya tak menunjukkan raut ramah.
Alexa memutar tubuh kembali ke posisi semula. Ia tak mempermasalahkan tanggapan orang itu.Toh, ia sudah berusaha melakukan budaya sopan santun di negara kelahirannya, bukan berarti ia lama dinegeri orang dan melupakan budayanya sendiri. Ia masih sadar akan sopan satun dan budaya negaranya. Pintu lift terbuka, Alexa segera keluar dari dalam dan berjalan masuk ke apartementnya.
Didalam, ia tak perlu repot-repot karena semua sudah tertata rapi. Mungkin, ia hanya perlu merapikan barang yang ia bawa. Alexa melenggang kekamar mandi, membersihkan dirinya sebelum alam mimpi memanggilnya untuk segera merebahkan diri.
~~~~~~~~~~||||~~~~~~
Cho Kyu Hyun menatap wanita itu, ketika ia sudah keluar dari lift . Ia merasa wajah wanita itu tak asing. Tapi ia tak terlalu memperdulikannya. Kyu Hyun berjalan masuk kedalam unit apartement miliknya. Lampu secara otomatis menyala ketika ia sudah masuk ke dalam. Ia melepas sepatu dan meletakan di tempatnya. Merenggangkan dasi yang sejak tadi terasa begitu mencekik lehernya. Jari-jari panjangnya mengacak rambut yang semula tertata rapi menjadi berantakan. Kyu Hyun berjalan kedapur, membuka kulkas yang berisi segala macam minuman. Mengambil air mineral dan meneguknya dengan rakus. Ia berjalan ke kamarnya, merebahkan diri di ranjang king size. Sejenak melepas rasa letih setelah seharian berkutat di kantor. Kyu Hyun beranjak dan membersihkan diri setelahnya.