02

1.8K 291 4
                                    

Yerin menutup zipper pensil casenya lalu melemparnya asal di atas meja. Membuat Wonwoo terlonjak sedikit dan memutar tubuh untuk menghadap gadis itu.

"Rin, ko dilempar? Masukin tas. Kita pulang. Maksudnya gue anterin lo," Wonwoo mengambil pensil case bermotif bunga itu lalu meletakannya di tas Yerin. Wonwoo juga membereskan buku-buku Yerin yang masih terbuka lembarannya di atas meja. Ia memasukannya ke dalam tas Yerin.

"Udah ayo!" Ucap Wonwoo ketika tangannya terangkat sehabis menutup zipper tas Yerin.

Yerin? Dia cemberut. Habis selama kbm tadi ia bertanya pada Wonwoo tak diwaru sama sekali.

"Jangan ngambek kenapa sih, jelek!" Wonwoo mencubit pipi kiri Yerin.

"Sakit, Nu, ah!" Tangan Yerin melempar kasar tangan Wonwoo yang di pipinya.

"Makanya ayo buru! Udah sore keburu ujan tauk,"

"Iya ah bawel!"

°

Ketika sampai di depan rumah Yerin dan Yerin udah keburu hendak masuk ke halaman rumahnya, Wonwoo ngehentiin dia. "Rin!"

Pergerakan tangan Yerin untuk membuka gerbang berhenti. Dia menoleh males ke Wonwoo. "Apa?" Tanyanya jutek.

Wonwoo meneguk salivanya, "Buka whasapp terus download audio record yang gue sent. Ok?"

"Males," ucap Yerin sambil membuka pagar rumahnya dan masuk tanpa sekedar melambai pada Wonwoo.

Wonwoo tertunduk sambil tersenyum-senyum dan menggaruk belakang kepalanya. "Manis banget sih,"

Udah kenal lama kenapa baru sadar sih, Nu?

°

Wonwoo terlambat menyadari perasaannya? Tidak kok. Ia sudah menyukai Yerin sejak awal masuk SMA dan duduk sebangku dengan gadis itu. Tapi Wonwoo yang masih belum mengenal cinta secara mendalam itu tak menyeriusi perasaan di hatinya pada Yerin. Baru sampai perasaan itu makin menggebu kini dia malah memulai pergerakan demi cintanya terbalaskan oleh si pencuri hatinya.

-tbc-

Pendek banget ya Gusti wkwkwk. Yha namanya juga short story, ya ga 😁

sticky note°wonrin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang