Dua remaja berjenis kelamin berbeda itu menyatukan tatapnya dengan ekspresi bahagia di wajah mereka. Yang lelaki tersenyum tanpa memperlihatkan giginya. Lucu, kalau bagi Yerin. Gadis itu menertawakan pacarnya. Ia memukul bahu lelaki di sebelahnya itu cukup keras membuat Wonwoo mengaduh tak terima.
Ditariknya tangan Yerin agar tubuh gadis itu mendekat padanya. Ia memposisikan kedua tangannya di pipi sang gadis, mencubitnya gemas. Karena tak terima, Yerin menggunakan kakinya menginjak kaki Wonwoo yang dibalut sneakers.
"Aw!" Keduanya berlarian saling mengejar. Wonwoo memanggil nama gadisnya dengan suara berat. Yerin tersenyum dan bersyukur dalam hati kalau ia memiliki Wonwoo di hidupnya.
Angin bulan Oktober ini berhembus menerpa nafas kedua insan yang dimabuk cinta ini. Keduanya dilingkupi perasaan cinta yang membuncah dengan hujaman bunga di musim semi. Keduanya bahagia menyicipi kemanisan cinta usia remaja yang seperti makan roti cokelat.
Yerin berjongkok di hadapan kucing yang sedang berkelekaran di bawah pohon. Dari belakangnya, Wonwoo mengikuti pacarnya. Mereka sedang berkencan di taman, ini sudah enam bulan semenjak mereka memutuskan menjalin hubungan. Keduanya selalu bersyukur karena memiliki satu sama lain. Wonwoo sayang Yerin.
"Bahkan kucing tahu kalo lo cantik Rin!" Wonwoo memandang iri pada kucing yang berpindah tempat ke pangkuan gadisnya. Yerin hanya tersenyum dan mengelus bulu hewan di pangkuannya. "Rok lu nanti kotor. Udah turunin!" Wonwoo masih menjadi lelaki yang asal ceplos tanpa saringan. Dan itu menjadi adrenalin penyulut keributan di hubungan mereka. Seru.
Yerin menurut saja pada Wonwoo. Lalu ia menepukkan roknya yang mungkin ketempelan bulu kucing. Ia duduk di bawah pohon diikuti Wonwoo. Lelaki itu menyapukan pandangnya mengikuti mata Yerin. Ia melirik gadisnya sekilas, lalu tersenyum.
"Gue mau nulis diari kemanisan cinta kita ntar pas pulang!" Yerin menoleh pada Wonwoo yang nyengir bodoh tapi tetap ganteng. "Gue mau ngejaga ini semua Rin. Sama lo gue bahagia," tangan Wonwoo turun untuk meraih tangan Yerin agar digenggam. Yerin memberikan lelaki itu senyuman manisnya.
"Nu, gue gak mau ngerusak keromantisan lo tapi cuma mau bilang, elo alay. Tapi kok gue sayang ya?" Yerin terkekeh pada ucapannya sendiri. Padahal Wonwoo sudah manyun manyun kesal padanya.
Wonwoo mengangkat tangan mereka yang tertaut ke udara. Untuk keduanya lihat dengan mata mereka, lalu menurunkannya. Menggunakan tangan yang lain untuk menepuk tangan Yerin di genggamannya.
"Terus pegangan sama gue ya Rin, bahkan di pergantian musim besok atau kita udah kuliah. Gue gak akan ngelepasin lo,"
Hati Yerin sudah beraduh aduh di dalam dada. Wonwoo memangnya bergaul dengan siapa sampai hobi ngalus begini sih?
"Karena gue pengen, kenangan gue di masa depan sama lo lagi. Elo... elo... elo... ya kita gitu." Ucapnya kelar. Yerin hanya mengangguki dengan tersenyum sejak tadi.
"Gue janji nanti gue jadi dokter terus nglamar lo. Pegang janji gue, lo gak boleh kabur!" Tegasnya mempererat genggamannya pada tangan Yerin. "Berdua sama lo gue pengen mengarungi perjalanan cinta gue Rin,"
Ajegile Yerin mau pergi aja dari sini. Pipinya super panas sekarang. Apa Wonwoo gak sadar?
"Nu..." panggil Yerin lirih.
"Ya?" Lelaki itu menoleh pelan dengan slow motion menambah pacuan di dada Yerin makin gila.
"Gue mau kok. Udah dong jangan bikin baper!" Yerin merasa konyol atas ucapannya. Jelas itu membuat Wonwoo terkekeh padanya.
Mereka berpandangan, sudut bibir kedua remaja itu tetarik ke atas. Melengkungkan senyum bahagia di wajah mereka. Mengikuti frekuensi cinta, detak jantung mereka bergerak sealunan dengan embusan nafas.
"Rin, I love you forever, unfinished, to be continued." Katanya dan mengecup pipi Yerin yang kini warnanya makin merah. Mereka baru tahu kalau cinta itu seindah ini
-end-
Wkwkwkwkw ngapa dah aku cuma kangen wonrin makanya buka book ini dan malah pengen nulis sesuatu yang kekejuan huhuhuhu semoga berkenan kawan kawan♡
KAMU SEDANG MEMBACA
sticky note°wonrin✔
Historia Corta"Pengen kaya sticky note, bisa nempel. just the way I wanna stick with ya, for the rest of my life." - jeon wonwoo ©171014