**
SMA
Bukan kata asing lagi didengar oleh telinga orang awam, masa putih abu-abu yang berbagai macam kenangan, ada yang bahagia, sedih, dan bahkan ada yang memulai masa-masa cintanya. Memang terdengar mainstream but this is Senior High School.
Perkenalkan, aku adalah (Namakamu) Brilian. Jika dideskripsikan, aku hanya gadis biasa yang mempunyai wajah ya, bisa dibilang manis. Kalau mau bilang imut juga bisa. Baik, aku terlahir dari keluarga Gutomo. Seorang pengusaha yang bisa dibilang turun-temurun, kaya? Sebenarnya sih aku tidak kaya, orang tua ku yang kaya. Aku hanya numpang,Guys!
Aku mempunyai saudara, saudara laki-laki yang amat mengganggu namun jika dia tidak ada maka aku merasa rindu. Namanya Gilang Gutomo, kalau orang rumah biasanya panggil dia Gilang, tapi kalau aku biasanya panggil dia anak ilang. Kesal kalau sudah tumbuh sifat jahilnya, tapi bakal teduh kalau sudah tumbuh sifat ‘Mario Teguh’-nya, motivator yang memang tidak nyambung namun masih bisa ditakar lah.
Dan satu hal lagi yang menjadi saudara seperjuangan Gilang yang ikut berpartisipasi dalam mengganggu dunia tentram ku, dia adalah Iqbaal Janurio, si manusia tak tahu tempat dan asa usulnya. Dia itu seperti jin yang akan muncul jika lampunya digosok, kalau lampunya benar-benar ada aku bersumpah tidak akan pernah menyentuh bahkan aku akan membuang lampu itu ke neraka jahanam.
Super menganggu, entah kenapa dia bisa jadi tetangga depan rumah, entah kenapa orang tua dia bisa dekat dengan orang tua ku, entah kenapa dia bisa menjadi sahabat si anak ilang itu , entah kenapa aku ditakdirkan seperti ini ?! KENAPA ?!
“(Namakamu)! Tungguin! Jejak kaki aja selalu bersama walau tak bisa bersatu, lah kita? Bisa bersatu,tapi kenapa tidak pernah bersama?”
(Namakamu) yang tengah berjalan lebih depan pun hanya bisa menutup kedua telingannya dengan earphone-nya, mendengarkan lagu-lagu religi agar iblis di belakangnya kepanasan.
“Biasanya nih, kalau orang yang benar-benar nggak sahut nanti suaminya—“
“APA?!”dan pada akhirnya (Namakamu) membalikkan tubuhnya mengarah kepada Iqbaal, si manusia penganggu. Iqbaal yang duduk manis di atas motornya yang seperti pembalap itu pun tersenyum, ia menopangkan kedua tangannya di atas helm-nya.
“Nanti suaminya nggak kayak gue hehe.. lo ternyata nggak mau,ya, suaminya kalau bukan gue? So sweet banget sih kamu, jadi pengin cium. Sini dong! mulut gue nggak nyampe,”ucap Iqbaal dengan bibirnya yang sudah maju ke depan dengan kedua matanya yang sedikit tertutup.
(Namakamu) dengan kesal membuka salah satu sepatunya tanpa diduga oleh Iqbaal, (Namakamu) melemparkan sepatu nya tepat di wajah Iqbaal. “Headshot!”jerit (Namakamu) dengan girang.
Iqbaal melihat sepatu (Namakamu) sudah berada di genggamannya, sebenarnya tidak mengenai wajahnya hanya saja terlihat mengenai wajahnya. “Jahatnya, tapi masih cinta.”kembali Iqbaal tersenyum dengan manisnya.
(Namakamu) memutar kedua bola matanya dengan kesal. Harusnya Iqbaal marah dan meninggalkannya sendirian di sini, tapi ini tidak. Menyebalkan, guys!
“Balikin sepatu gue!”pintah (Namakamu) dengan wajahnya yang tertekuk kesal, mood-nya benar-benar hancur.
Iqbaal menunjukkan sepatu (Namakamu), (Namakamu) menganggukkan kepalanya. Iqbaal menunjukkan pipinya tanda ia ingin dicium.” Cium pipi gue dulu, baru gue balikin, mau ?”tawar Iqbaal dengan kedua alisnya yang tampak turun naik.
(Namakamu) mengepalkan tangannya, ia dengan cepat membalikkan badan membiarkan salah satu kakinya tidak dibaluti oleh sepatu, daripada disuruh cium si manusia pengganggu mending tidak usah bersepatu.
Iqbaal yang melihat bagaimana keras kepala (Namakamu) pun membuat dirinya turun dari motornya, dengan sedikit berlari Iqbaal mendekati (Namakamu). (Namakamu) tampak mengabaikan adanya Iqbaal yang sekarang berada di hadapannya, ia terus berjalan sampai Iqbaa benar-benar menghentikannya. (Namakamu) bersedekap dada.
“Sorry harusnya gue nggak keterlaluan sama lo,”ucap Iqbaal dengan suara beratnya yang terdengar menyesal. Iqbaal ingin mengusap puncak rambut (Namakamu), tapi karena takut semakin marah membuat Iqbaal lebih baik tidak melakukannya, ia menurun kan tubuhnya hingga berada tepat di bawah (Namakamu).
(Namakamu) masih tidak menyadarinya, ia masih merasa kesal terhadap Iqbaal.
“Katanya, kalau cewek cantik ngambek makin jelek, tapi kalau untuk lo kenapa makin cantik, ya?”Iqbaal dengan telatennya memasangkan sepatu (Namakamu).
“Eh.. gue bisa—“
Iqbaal menatap (Namakamu) dari bawah, ia memberi isyarat untuk diam. (Namakamu) pun ikut diam. Kembali Iqbaal mengikat tali sepatu (Namakamu).”Gue rela deh ngikat tali sepatu lo, asal lo mau naik motor sama gue. Sumpah!”Iqbaal pun akhirnya berdiri, (Namakamu) menatap kedua mata Iqbaal yang memancarkan sesuatu yang menghangatkan hatinya.
“Gue bisa sendiri, gue udah anak SMA! Awas!”(Namakamu) mendorong Iqbaal agar dapat menyingkir dari hadapannya.
Iqbaal tertawa kecil melihat (Namakamu) yang kembali menolaknya, menyisir rambut lebatnya dengan jari-jari tangannya ke arah belakang. “Bikin gemas aja sih!”gumam Iqbaal dengan senyumnya .
**
“Ini nih, muka-muka yang minta ditabok! Bukannya senang ketemu gue malah ditekuk nggak jelas gini, kenapa sih ?”“SIAPA LAGI COBA YANG BIKIN GUE KAYAK GINI, KALAU BUKAN MANUSIA PENGGANGGU ITU! KESAL!”bentak (Namakamu) dengan wajahnya yang merah.
Sherly-teman sebangku (Namakamu)- pun mulai kembali memaka lipgloss nya dengan perlahan-lahan. “Nggak heran gue, kalau penyebabnya dia lagi,”gumam Sherly dengan pelan.
“Gue salah apa coba?! Gue datang ke sekolah tanpa lihat muka dia aja, gue udah bersyukur. Just that, gue nggak pernah minta lebih,”lanjut (Namakamu) dengan kedua tangannya yang sudah berkacak pinggang.
“Udah gue bilangin, kalau dia suka sama lo. Lo sih sok-sok nggak ngeh, padahal dia udah—“
“Bacot!”
“Lo tuh yang bekicot! Dibilangin juga,”sambung Sherly dengan tangannya yang memegang kaca kecil.
(Namakamu) menarik napasnya lalu menghembuskannya dengan perlahan.”Oke, gue bakal lupakan kejadian tadi dan memulai aktifitas sekolah gue. Semangat (Namakamu)!”ucap (Namakamu) lebih terhadap dirinya.
Sherly memutar kedua bola matanya dengan malas,”kalau gue jadi lo sih, gue bakal dekatin Iqbaal. Secara dia cogan , njir! Lo mau minta pizza aja bakal dikasih, gimana mau minta gunung, bakal dijabanin sama dia. Dia pergi, baru lo nyesal!”
(Namakamu) bersedekap dada dengan tatapannya menajam kepada Sherly,”sekarang gue tanya sama lo. Lo teman siapa ? Dia atau gue ?”tanya (Namakamu) dengan kedua matanya yang menajam.
Sherly hanya menghela napas sebagai jawabannya.
**
Bersambung
Lagi mood, semoga aja banyak yang betah wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Happy Ending
Fanfic'Kini di dalam kehidupan yang menyedihkan ini, Aku mencari sosok kebahagiaan yang selalu aku nantikan selama ini'-Iqbaal Janurio