Iqbaal memberantaki rambutnya dengan wajah kesalnya, pasalnya pagi ini Reza begitu mengganggu dirinya. Iqbaal yang setiap malam tidak pernah melewatkan dirinya berada dalam kelab - membuat waktu tidurnya hanya sekitar dua jam atau mungkin bisa langsung pergi ke kampusnya.
Namun pagi ini sangat lain, Reza membuat dirinya harus bangun sangat pagi sekali hingga membuat dirinya ingin menabrak Reza dengan mobilnya ini.
Reza yang berada di sebelah Iqbaal pun hanya dapat menggelengkan kepalanya, ia tidak peduli dengan tatapan membunuh Iqbaal kepadanya.
Iqbaal dengan wajah kesalnya pun berjalan lebih cepat dari Reza - yang sekarang berada sedikit jauh dari Iqbaal.
Iqbaal berjalan dengan sedikit hentakan kedua kakinya - layaknya anak kecil yang tidak terima jika disalahkan. Rambutnya akan selalu berantakan, baju kemejanya yang dibaluti dengan sweater, dan celana ripped jeans hitamnya membuat Iqbaal semakin tampan namun dalam penilaian bad boy berkualitas.
Hingga saat tak terduga, Iqbaal yang tidak jauh dari pandangannya - melihat seorang gadis mungil yang hampir jatuh membuatnya dengan cepat menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Napas Iqbaal terdengar memburu cepat, ia tak sadar telah mengetatkan pelukannya kepada gadis yang sekarang ia dekap. Ia tadi berlari dengan cepat, takut gadis itu terjatuh.
Iqbaal merasakan dorongan kecil dari dekapannya sehingga membuat Iqbaal mengernyitkan dahinya, kemudian melonggarkan sedikit dekapan itu.
Iqbaal membolakan kedua matanya saat ia tahu siapa yang ia peluk itu. Ia sangat terkejut ketika melihat (Namakamu) ada di dalam dekapannya. Jantungnya berdegup kencang saat ia merasakan tubuh mungil itu di dalam dekapannya.
(Namakamu) kini terpaku saat melihat Iqbaal dengan cara dekat seperti ini, ia melihat Iqbaal.
Iqbaal menormalkan raut wajahnya yang sempat terkejut, ia dengan perlahan-lahan melepaskan dekapan itu. (Namakamu) pun juga menjaga jaraknya dari Iqbaal.
Reza yang melihat semua kejadian itu pun menghentikan langkah kakinya, ia bersedekap dada melihat tontonan menarik itu.
"Kita lihat sampai mana kalian bertahan dalam kegengsian kalian dalam merindukan sesuatu ?" ucap Reza dengan senyuman manisnya.
Iqbaal menyisir rambut lebatnya ke belakang dengan jarinya, ia membasahi bibir bawahnya, dan membuang napasnya yang bergetar. Inilah yang akan terjadi jika ia berada di dekat (Namakamu), dirinya tidak terkontrol.
"Maaf, g-gue nggak sengaja.. ta-tadi gue-"
"Nggak perlu minta maaf," potong Iqbaal dengan suara beratnya.
(Namakamu) hanya sedikit tersenyum saat mendengar suara Iqbaal yang dingin itu. (Namakamu) menganggukkan kepalanya dengan pelan lalu tersenyum manis menghadap Iqbaal - Iqbaal tidak menatap (Namakamu), ia mungkin tidak mau lagi mengenal dirinya.
"Baik, terima kasih atas tindakan ketidaksengajaannya." (Namakamu) pergi meninggalkan Iqbaal yang sama sekali tidak melihatnya.
(Namakamu) memeluk buku-bukunya dengan erat, ia menundukkan kepalanya dengan tangisan yang ia sembunyikan.
Iqbaal mengarahkan pandangannya kepada punggung mungil itu, punggung yang ingin ia kejar dan memeluknya dari belakang, tempat kenyamanan yang belum pernah ia rasakan. Tapi, kenapa dirinya menolak semua itu? Iqbaal kembali memberantaki rambutnya dengan kasar.
Reza tahu ini akan kembali terjadi, gengsi lebih menguasai di antara mereka.
**
(Namakamu) yang memang memasuki jurusan kesenian harus bisa menguasai teori-teori mengenai musik, tari, dan teater. (Namakamu) memasuki sanggar tari agar dapat menambah wawasan ilmunya dalam bidang seni.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Happy Ending
Fanfic'Kini di dalam kehidupan yang menyedihkan ini, Aku mencari sosok kebahagiaan yang selalu aku nantikan selama ini'-Iqbaal Janurio