7

4.1K 531 21
                                    

**

'Jam 10.00 para anggota baru cheerleader, silahkan datang ke lapangan.' (Namakamu) kembali mengantongi ponselnya kembali ke dalam kantung seragamnya. Pesan dari sang senior cheerleader. (Namakamu) kembali melihat jam di tangannya – yang menunjukkan hampir jam sepuluh. Dengan segera, (Namakamu) berlari menuju lapangan sekolahnya.

Sherly yang tampaknya dari lapangan – tampaknya menunggu kedatangan (Namakamu), ia ingin sekali membuat (Namakamu) menangis, tersiksa bahkan menderita. Salah satu sahabat Sherly menepuk bahu Sherly, Sherly menoleh sekilas. "Tenang aja, semua bakalan beres. Lo tinggal duduk manis sambil makan, serahkan sama gue," bisik sahabat Sherly dengan pelan.

Sherly menganggukkan kepalanya dengan perlahan-lahan kemudian mulai mencari tempat duduk yang telah disediakan para juniornya. Ia mencoba menetralkan rasa kebenciannya kepada (Namakamu).

**

(Namakamu) akhirnya sampai juga di lapangan sekolah, pemanasan tampak sudah dimulai. (Namakamu) mengutuk dirinya sendiri – ia takut dihukum, tapi kalau tidak di sana pasti akan ketinggalan informasi. Dengan kebiasaan (Namakamu) yang jika dihadapkan dengan kepanikan, jari telunjuknya memilin ujung bajunya lalu menggigit bibir bawahnya. Ingin rasanya ia menangis, namun ia urungkan saat tiba-tiba saja salah satu tangannya digenggam dengan hangatnya, (Namkamu) membalikkan tubuhnya.

Iqbaal dengan senyumnya yang selalu hangat menatap (Namakamu) – yang tampaknya terkejut bukan main. " Ayo, ke sana," ajak Iqbaal dengan lembut. (Namakamu) menggelengkan kepalanya dengan cepat bahkan ia menahan Iqbaal untuk tidak berjalan. Iqbaal menatap (Namakamu) dengan kernyitannya, "Kenapa ?" tanya Iqbaal dengan heran.

"Gue mau ke kamar mandi.. hehehe..," jawab (Namakamu) sembari mencoba melepaskan genggaman Iqbaal di tangannya. Iqbaal tertawa, "jadi, lo mau gue temani ke kamar mandi? Berdua ? Ternyata lo orangnya frontal, ya, ayok lah!". Iqbaal menarik (Namakamu) untuk pergi dari lapangan. Tetapi kembali terhenti saat (Namakamu) menahan Iqbaal kembali, Iqbaal tertawa.

"Bisa nggak, sih, otak lo dipake untuk hari ini aja? Nggak usah buat gue berniat untuk nendang lo!" omel (Namakamu) dengan geramnya kepada Iqbaal, Iqbaal yang memang menyukai (Namakamu) berceloteh kesal seperti ini membuat Iqbaal mampu menukar semua waktunya hanya untuk ini. (Namakamu) merasakan panas di kedua pipinya, ini akan terjadi jika Iqbaal sudah memulai ritual 'membuat kesal (Namakamu)'. Iqbaal melihat sebentar ke arah (Namakamu) lalu melemparkan pandangannya ke arah ekstrakulikuler cheerleader itu. "Tunggu bentar di sini, jangan ke mana- mana, oke ?" Iqbaal mengusap sekilas puncak rambut (Namakamu) lalu mulai berlari menuju lapangan itu. (Namakamu) hanya mengernyitkan dahinya saat melihat Iqbaal pergi begitu saja.

Iqbaal dengan santai berjalan mengelilingi para anggota junior cheerleader itu, semua fokus – yang tadinya hanya terpatut pada peragaan pemanasan di depan kini harus mengalihkannya demi sosok tampan di sisi mereka saat ini. Iqbaal bersedekap dada sembari memperhatikan semua gadis-gadis yang mulai histeris melihat Iqbaal.

"Siapa ketua-nya ? Gue mau bicara," tanya Iqbaal dengan wajah tampannya yang menunjukkan bahwa ia sangat serius. Sedetik kemudian salah satu gadis cantik yang tampak duduk kini berdiri, ia menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemimpin di grup-nya.

"Kenapa ?" suara tegas itu membuat Iqbaal mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara itu. Iqbaal memerintah dalam diamnya untuk ikuti dirinya, gadis cantik yang dikenal dengan nama Vira- pun ikut dalam kernyitan herannya.

(Namakamu) yang juga tampak menunggu Iqbaal – ia pun terkejut melihat Iqbaal membawa seorang senior di hadapannya. Iqbaal tersenyum melihat (Namakamu) masih menunggu dirinya - itu sesuatu yang membuat dirinya mampu sedikit mengendalikan (Namakamu).

Mrs. Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang