6|Jalan-jalan

1.2K 59 17
                                    

Someone Pov

Aku mendengar nada dering handphone ku bertanda panggilan masuk, segera ku ambil handphone ku yang berada di meja dekat sofa dan melihat nama yang tertera.
'Austin Calling

"Ada apa? Kau sudah mendapatkan semua info tentangnya?"tanya ku langsung saat sudah menekan tombol hijau.

"Sudah alpha, aku akan mengirimkan info tentang luna ke email anda."

"Baik, terima kasih austin."

"Sama-sama alpha."
Aku segera menutup telpon darinya, sambil menunggu lebih baik aku memeriksa berkas-berkas yang masih ada.

'Ting
Sepertinya sudah masuk, aku segera membuka email dari austin dan menemukan informasi tentang gadisnya, bisa kah ia langsung menyebutnya gadis nya? Memikirkan gadisnya menjadi istrinya ibu dari anak-anaknya sudah membuat ku tersenyum bahagia.

Ia bernama Pevita Nabilla Bramatya, lulusan SMA Darma Bangsa. Dia sangat pintar, kenapa tidak melanjutkan ke perguruan tinggi? Anak dari Rosmarry Alinka Bramatya, dan Revan Aland Bramatya.
Eh, bukankah mereka sudah bercerai? Dalam berita sih mereka sudah bercerai, kenapa aku tau? Dan seberapa pentingnya keluarga mereka sampai bercerai pun masuk berita di Tv? Karna mereka pemilik perusahaan yang masuk dalam daftar 4 terbesar bernama 'Bramatya Company's'.
Ternyata ia seorang anak broken home, tapi mengapa ia tidak memilih salah satu dari kedua orang tua nya dan bisa bersenang-senang di masa kuliah nya? Ia memilih tinggal di apartemen sendirian dan bekerja. Huh gadisku ini sungguh tidak mudah ditebak pikirannya.

Pevita Pov

Kenapa aku bersin-bersin begini? Segera aku periksa badan ku dengan menaruh telapak tangan ku diatas dahi, tidak panas. Menurut orang sekitar ada yang membicarakan kita bila kita bersin 2 kali, siapa yang membicarakan ku? Aku terlalu memercayai rumor konyol seperti itu.

Sepertinya aku harus segera berganti pakaian untuk pergi ke mall aku ingin membeli persediaan makanan dan high heels karna malam ini aku akan menemani sean di acara pertemuan kolega-kolega nya disuruh oleh daddy nya itu kalau bukan karna daddy nya yang memelas agar aku datang menemani nya ke acara itu agar orang lain tak berpikir bahwa sean itu guy aku tak akan pernah mau ikut ke acara yang membosankan seperti ini.

Aku berjalan ke walk in closet dan mengganti pakaian ku dengan baju garis-garis dipadukan celana berwarna hitam. (Pict dimulmed)

Setelah siap, aku mendekati Vivi dan Vepo yang sedang tidur di karpet depan Tv dan mengelusnya dengan lembut.

Aku keluar dari apartemen dan menutup nya. Ketika berbalik aku terkejut. Bagaimana tidak terkejut, Sean sudah ada dihadapan ku dengan tangan yang mungkin ingin mengetuk pintu apartemen ku.

"Sejak kapan kau ada disini sean?" tanya ku sambil dahi ku mengernyit heran.

"Aku ingin mengajakmu jalan sekalian beli barang untuk ke acara malam ini, baru aku ingin mengetuk pintu kau sudah keluar dengan pakaian rapi, ya sudah ayo sister sebelum jalanan padet."cecar nya menjelaskan sambil menggeret tanganku.

Setelah kami sampai di lobby, segera kami masuk kedalam mobil ferrari hitam mengkilat sean, pasti kalian bertanya kenapa sean ada mobil yang harganya sangat fantastis? Harga nya saja bisa membiayai ku selama 20 tahun lebih.

Sebenarnya sean anak seorang pengusaha terkenal karna perusahaan orang tua nya masuk dalam daftar 3 besar di dunia nama nya 'Alexander Company'. Tapi kenapa ia malah bekerja di cafe? Karna dulu nya ia sangat berandal, selalu menghabiskan uang orang tua nya bahkan dalam seminggu bisa menghabis kan berpuluh-puluh juta, wow bukan?

Ia diberi hukuman oleh daddy nya untuk mencari uang untuk kebutuhan nya sendiri selama 3 tahun, dan bulan ini yang terakhir. Karna itu ia disuruh oleh daddy nya untuk ikut pertemuan kolega-kolega bisnis daddy nya karna ia akan diperkenalkan dengan semua orang bahwa sean yang akan menggantikan daddy nya, daddy nya ingin pensiun.

Dijalan yang padet ini diringi dengan kami yang beradu mulut, karna sean yang selalu tidak mau mengalah dalam hal apapun. Aku jadi jengkel dengannya.

Setelah sampai, kami segera turun dan mendapatkan tatapan memuja dari kaum hawa untuk sean, sedangkan saat menatapku tatapannya menjadi sinis. Oh ayolah, aku hanya menganggap nya kakak kandungku sendiri tidak lebih.

Aku segera berjalan meninggalkan sean, "hey sister, tunggu aku!"jerit sean mengejar aku yang berada didepannya.

"Kau sangat lelet tuan sean terhormat."ujar ku sambil menatapnya malas. Entah dimana letak kelucuannya, dia tertawa setelah mendengar penuturanku.

Setelah sampai kedalam, kami segera mencari semua persediaan makanan untuk bulan kedepannya, dan sekalian membeli makanan untuk Vivi dan Vepo karna makanan mereka sudah habis.

Setelah selesai kami pergi ke kasir dengan cepat agar tidak terlalu mengantri.

"Wah kalian seperti pengantin baru." ujar seorang ibu-ibu disamping ku yang mengantri di barisan sebelah sambil menoel pundak ku dan tersenyum ke arahku.

Spontan aku menoleh ke samping, dan tersenyum balik ke arahnya. "Tidak bu, aku sudah menganggap nya kakak kandung ku sendiri." ujar ku menjelaskan.

"Yah sayang sekali, padahal ibu yakin jika kalian mempunyai anak, pasti anak-anak nya akan cantik dan ganteng seperti kalian."ujar ibu itu sambil menggoda ku.

"Ibu bisa saja. Em kami permisi bu, karna ada sesuatu yang penting."pamit ku dan tersenyum ke arah nya, yang hanya dibalas tersenyum oleh nya.

Sebenernya tidak ada yang penting, aku hanya malas saja berbicara dengan ibu rempong tadi.

Kami segera pergi ke lantai atas dan terlebih dahulu mencari dasi untuk sean buat acara pertemuan kolega bisnis daddy nya malam ini.

"Sean, kau ingin membeli dasi yang seperti apa?" tanya sambil melihat-lihat dasi yang berbentuk, dan warna yang berbeda-beda.

"Em, seperti nya dasi kupu-kupu?"tanya sean balik sambil ikut melihat-lihat.

"Nanti malam kau akan memakai kaos, jas, dan celana berwarna apa?"

"Kaos ku putih, jas coklat, dan celana dasar coklat. Kau harus memakai gaun berwarna coklat atau putih vit, agar kita couple."

"Baiklah, bagaimana dengan dasi ini? Dominan berwarna coklat masuk dengan pakaian mu."tanya ku sambil menunjuk dasi kupu-kupu bewarna coklat dengan polkadot putih.

Di waktu yang sama

Lion Pov

Jika saja mom tidak memelas seperti tadi, aku tak akan pernah mau kesini. Tatapan mereka membuat ku risih.

Aku sedang berada di mall terbesar di kota ini, lebih tepatnya sedang di bagian dasi karna dad menyuruh ku membelikan dasi yang pas untuk nya dan untuk ku. Mom menyuruhku membelikannya high heels yang pas dengan dress nya, sebenernya aku bisa saja menyuruh anak buah ku yang membelikan ini semua, tapi karna mom yang membujukku untuk aku sendiri yang membelinya. Jadi mau tak mau aku pasrah.

Aku lion--

Tbc
***
Duh muncul tokoh baru tuh, itu pict yang diatas fashion nya vita pas lagi pergi bareng sama sean ya.

Regards,
Dn

Queen[REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang