5|Acara Sean

1.3K 65 29
                                    

"Sayang sekali, padahal kau sangat cocok dengannya, 'pasangan serasi'. "ujar nya sambil menekan kan kata akhir.

"Tunggu! Bramatya? Bramatya ya? Wah! Bukankah masuk kedalam jajaran 4 perusahaan terbesar dan terkenal didunia?"

Aku hanya mengangguk.

"Ah sudah selesai, cantik."ujar nya lagi sambil menatap rambut ku dengan tatapan puas. Bukankah seharusnya aku yang sebagai pelanggan menatap puas ke arah yang ia buat? Kenapa ini sebaliknya?

"Baiklah, terimakasih mbak."ucap ku sambil tersenyum kearahnya.

"Sampai jumpa lagi, cantik!"ia balik tersenyum.
Aku pergi menuju sean yang duduk di sofa khusus tunggu.

"Sean, aku sudah selesai." ujar ku dan hanya di jawabnya anggukan. Kami segera pergi ke arah kasir dan membayar nya, setelah itu pulang karena ini sudah sore.

Selama di perjalanan hanya sunyi karna sibuk dengan pikirannya masing-masing, dan setelah sampai aku segera turun, mengambil barang belanjaan ku dibagasi "aku akan menjemputmu jam 7 malam, sister."ujar sean.

"Baiklah, hati-hati sean!"jerit ku karena ia sudah melaju pulang ke arah rumah nya.

Aku langsung masuk menuju kamar ku.
Hah, cukup melelahkan. Dimana Vivi dan Vepo? Astaga, siang ini mereka belum diberi makan. Pasti mereka kelaparan, aku sangat ceroboh dan pelupa.

Aku memanggil mereka dan memberi mereka makan. Setelah selesai aku langsung memasukkan bahan makanan ke dalam kulkas, dan aku segera mandi. Badan ku bau dan lengket sekali.

Aku langsung keluar kamar dan melihat jam di dinding. Astaga sudah jam 6, aku harus segera bersiap-siap.

Aku memakai dress sweater berwarna coklat dengan garis-garis hitam. Dan terdapat tali pinggang yang melilit pinggangku dengan cantik(pict mulmed). Ini acara formal, jadi harus berpakaian formal juga bukan?

Aku harus berdandan cantik malam ini, agar tidak memalukan di depan publik, sean dan orang tuanya.
Setelah siap aku keluar, sambil menunggu sean aku duduk di sofa dan mengelus Vivi yang berada di samping ku, dan Vepo yang berada di bawah kaki ku.

'Tingnong
Sepertinya itu sean, aku segera berjalan ke arah pintu, dan benar, itu sean dengan setelan jas tuxedo nya yang bewarna coklat, kaos didalamnya berwarna putih, dan celana dasar berwarna coklat. Ia sangat tampan.

"Wow. Kau sangat cantik, sister."ujar sean sambil menatapku kagum.

"Kau berlebihan sean. Sudahlah kita harus segera berangkat, tuan yang akan menjadi penerus perusahaan Alexander company malah disini bukannya menyambut tamu dirumah."aku menarik tangannya berjalan pergi ke arah lift dan ke lobby.

"Aku kan ingin menjemput adikku yang sudah seperti princess ini."ujarnya sambil menggoda ku.

Aku hanya mengacuhkannya, dan memilih masuk ke dalan mobil sean. Kami segera melaju di kota padat ini ke hotel yang di pesankan keluarga sean untuk acara nya.

Tak terasa kami sudah sampai di hotel karna terlalu asik bercanda, kami segera turun di depan pintu masuk, dan sean menyerahkan kunci mobilnya ke satpam dan kami masuk ke dalam aula hotel.

Pada saat kami masuk mereka semua menatap kami, aku sungguh risih, tapi mau bagaimana lagi? Aku pura-pura mengacuhkannya dan memilih mengenggam tangan sean lebih erat karna aku gugup. Sean yang menyadari itu, menatapku dan tersenyum lembut kearahku ku balik tersenyum ke arahnya walau sedikit gugup.

Kami langsung menuju mom dan dad sean, karna mereka yang memintaku memanggil nya dengan sebutan itu, "Mom."panggil ku ke arahnya yang sedang celingak-celinguk memperhatikan sekitar.

Queen[REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang