Bab 9 - Falling Away

13 2 0
                                    

Catatan : Huruf yang di cetak miring yang berada di dalam tanda kutip (") adalah pengucapan bahasa inggris ya -ceritanya. haha. Kalau huruf dengan format bold dan italic artinya pengucapannya nyanyi ya -ceritanya juga sih. Hehe, thanx!

***


"Jadi ada kepentingan apa kamu datang ke sini?" Tanyaku saat kami dalam perjalanan menuju hotel tempat Matt menginap.

"Poin satu; untuk ketemu kamu. Poin dua; ada kontrak kerja yang harus diurus."

Aku memicing, "Aku gak percaya urutannya begitu. Aku yakin kalau point pertama adalah karena kontrak kerja itu dan poin kedua baru untuk menemuiku. Sekalian jalan. Dan aku juga gak percaya kalau kamu mengurus kontrak itu sendiri, itu kerjaan menejer."

"Aishh.. kenapa sih gak pernah percaya apa kataku! Dan.. dan kenapa kamu belok ke sana?"

"Aku lapar."

Aku memarkirkan mobil di lapangan parkir sebuah resto cepat saji dan dengan gerakan cepat mematikan mesin dan turun. Matt tertinggal dan ia berjalan dengan langkah besar-besar menyamaiku.

"Kenapa. Kamu. Gak. Percaya?!" Bisik Matt saat kami memasuki resto.

"Mas, saya pesan paket besar yah satu." Ujarku di meja order, kemudian membayar. Matt masih bersikukuh dengan pertanyaan kenapa-aku-gak-percaya yang terus dilontarkan dengan nada yang berbeda-beda. Dan pesananku selesai dibuat.

"Hei, kamu hanya pesan satu?"

Aku mengambil saus lalu menempati meja kosong dan langsung mengunyah. "Memang mau pesan sepuluh?"

"Aku bagaimana??"

"Kufikir kamu hanya perduli dengan pertanyaanmu itu."

Matt mengucapkan 'WHAT' dengan mimik wajahnya. Itu lucu sekali dan sumpah cowok ini ganteng banget. Ia lalu mengambil alih makananku dan sibuk dengan itu. Mumpung cowok keren ini sedang sibuk sendiri, aku ingin mengambil gambarnya.

"Mau diapakan foto itu?"

"Menurutmu?? Tentu akan kujual ke wartawan tapi sebelumnya akan kuganti tubuhmu dengan tubuh orang gak pakai baju. Hahaha!"

Matt memicing. wajahnya masih tertunduk, hanya tatapannya yang melihat kearahku, "Coba saja."

"Ok, akan langsung kucoba!"

"Kamu gak akan pernah nemuin tubuh cowok yang cocok dengan tubuhku."

"Aha??"

"Coba saja. Atau kamu mungkin mau memotret-ku langsung tanpa pakaian?"

Apa. Apa dia bilang.

"Kenapa? Kamu betulan mau??"

Kenapa wajahnya mendadak mesum begitu? Aku mati kutu dan mengangkat tinggi-tinggi ponselku agar ia tidak bisa melihat ekspresiku. Sialan Matt. Bisa-bisanya bicara begitu di tempat umum.

Ia lalu tertawa terbahak hingga hampir seluruh pengunjung resto melihat kami. "Ya, ya, tertawa saja sana. Aku akan meninggalkanmu di sini."

"HAHAHAHAHAHAHAHA! Kamu menelan ludah. Apa kamu betulan mau?"

-Omaigat!

***

Kami sudah sampai di kamar hotelnya (lebih kecil dari waktu itu) dan di sini sudah ada seorang pemuda gondrong tampan (yang waktu itu membukakanku pintu) yang sedang main ps di televisi.

Falling AwayWhere stories live. Discover now