Ada persamaan yang menarik antara hujan dengan engkau.
Dingin hujan menyaingi kau yang terlalu ambigu untuk dimengerti.
Kalau diibaratkan, engkau seperti hujan yang deras ketika musim kemarau berkepanjangan. Sang penyelamat, tapi cepat sekali singgah di bumi.
Esoknya, kau tidak akan muncul lagi. Karena mungkin di kepalamu, hujan hari ini cukup menyisakan air yang banyak untuk direguk kapanpun. Padahal yang sebenarnya, air-air yang kau turunkan habis dalam sekali teguk.Hujan dan engkau, selalu membangkitkan kenangan. Ada hujan, aku ingat kau. Hujan tiada bertandang, rinduku semakin berdendang. Menyiksa sekaligus menyakitkan.
Radka
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekelumit Kata (REVISI)
PoetryTidak ada cerita tanpa kata. Tidak ada cinta tanpa rasa. Tidak ada rindu tanpa terluka. Tidak ada patah hati tanpa sengsara. Karena pada dasarnya semua sama. Hakikatnya dunia, dua sisi yang saling beriring esa. Hanya untuk kesenangan. Sebuah buku b...