Kuanggap kita memang hanya sebatas teman. Maafkan aku yang lancang mencintaimu dalam posisi hatimu terluka. Ada trauma yang membuatmu enggan merasakan cinta. Ada hati yang sebenarnya kamu jaga. Aku tetap diam meskipun aku kini sangat kering karena tergantung sebegitu lamanya. Hati ini keterlaluan. Masih saja berdebar ketika kamu hanya sebatas rentangan tangan. Mata ini tidak berhenti mengagumi, keindahan Tuhan yang memang diciptakan untuk dicintai. Akan lebih baik lita begini. Berjalan bersisian tanpa peduli penampilan terjelekpun aku akan berani. Menatap matamu, bercanda bersamamu, menikmati hati seakan besok adalah hari dimana kita berdua sibuk dan tidak akan pernah bertemu lagi. Aku menghargai hati itu yang ingin sembuh. Aku tidak memaksa jika jantung itu masih lemah. Cukup kenangan saja yang kumakan sampai perutku mual dibuatnya. Cukup sampai disini saja. Aku tidak menyerah. Aku tidak juga kalah. Tapi aku menerima, kondisi dan takdir yang memang khusus disematkan Tuhan dalam kehidupanku yang nyata.
Radka
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekelumit Kata (REVISI)
PoesíaTidak ada cerita tanpa kata. Tidak ada cinta tanpa rasa. Tidak ada rindu tanpa terluka. Tidak ada patah hati tanpa sengsara. Karena pada dasarnya semua sama. Hakikatnya dunia, dua sisi yang saling beriring esa. Hanya untuk kesenangan. Sebuah buku b...
