four

2.2K 289 103
                                    

.
.
.
"Kamu juga ngapain disini?" orang itu balik nanya ke Jonghyun.

"Aku tinggal disini, suami aku orang sini." Jonghyun duluan maju meluk sahabat lamanya, mereka berpelukan ala Teletubbies, yang lain cuma nonton.

"Udah lama banget ya kita nggak ketemu, nggak pernah kontak-kontak juga. Udah berapa anak kamu sekarang? Udah gede ya? Nggak ada rencana nambah lagi?" Jonghyun yang langsung diberondong pertanyaan gitu malah bingung.

"Nanti aja ngobrolnya, nanti aku ceritain. Ke rumah aku aja yuk," ajaknya.

"Nggak apa-apa? Nggak ngerepotin?"

"Iyalah gapapa, santai aja, suamiku masih ngantor jam segini."

"Eh, kenalan dulu dong," cegah Mas Jungjung sebelum gebetan barunya dibawa sama Jonghyun.

"Oh iya. Perkenalkan saya Minhyun, Hwang Minhyun temen kecilnya Jonghyun. Tadi saya nggak sengaja ketemu sama Mas Jisung di bus, saya nggak bawa uang dan nggak tau mau kemana jadi dibawa kesini, dibayarin pula."

"Santai aja, dek, ntar kalo mau nginep rumah saya juga gapapa."

"Minhyun ya? Saya Jung Sewoon, biasa dipanggil Ponyo, istri pertama Pak Jaehwan. Rumah saya disini," Ponyo memperkenalkan diri dan menunjuk rumah di belakangnya.

"Istri pertama?" ulang Minhyun memastikan, takut salah denger soalnya udah lama gak korek kuping.

"Iya, si Nyai Jisung ini istri ketiga bapak," jawabnya sambil menepuk pundak Jisung. "Yang kedua namanya Ha Sungwoon, lagi pulang kampung, kangen sama anaknya."

"Yang keempat?"

👩‍🏭

"Ih si bapak ni, baru juga tiga hari ditinggal udah masuk angin aja, gimana kalo beneran saya disana seminggu. Ayo masuk kamar saya," cerocos Jisung begitu tau suaminya sakit.

"Lagi sakit gini malah diajak ngamar," jawab Jaehwan lemah. Walaupun udah tidur lumayan lama masih belom enakan badannya.

"Saya kerokin biar cepet sembuh."

"Ooh... Kirain..."

Habisnya dua istri bapak yang lain pada mesum sih, kan jadi ketularan bapak.

Nggak kebalik, pak?

"Kamu juga, Nyo, kok bapak sakit nggak dikerokin sama dikasih obat?" sekarang Nyai ganti ngomelin Ponyo yang lagi sibuk di dapur.

"Ini lagi dimasakin bubur ayam. Baru tadi pagi juga sakitnya. Udah sana dikerokin dulu bapak."

"Jangan lupa sama teh angetnya ya, Dek. Bapak kerokan dulu," pamit si Bapak terus langsung masuk ke kamar Jisung, lepas baju terus tiduran tengkurap di atas ranjang, siap buat dikerokin.

👩‍🏭


"Yuhuuu... Sungwoon pulang!!!"

"Ssstt... Bapak lagi sakit." Jisung menempelkan telunjuknya di depan bibir.

Sungwoon yang udah mau lanjut teriak-teriak heboh langsung gajadi, nutup pintunya aja pelan-pelan banget dia. "Sakit apa, Nyai?"

Jisung mengendikkan bahunya. "Tanya Ponyo tuh, gue pulang udah tepar bapaknya."

Sungwoon naroh barang-barangnya asal terus nyamperin Ponyo di kamarnya, kebetulan pintunya nggak ditutup rapet.

"Nyo, si bapak kenapa?" Khawatir banget emang istri kedua bapak ini kalo suami keduanya sakit.

Di dalem kamar Ponyo lagi ngelonin bapak yang masih lemes gak bisa ngapa-ngapain. Ini udah hari keenam si bapak sakit.

"Gapapa masuk angin biasa, udah biar bapak istirahat."


Sungwoon keluar dari kamar Ponyo sambil ngedumel gajelas, nyalahin Ponyo yang nggak becus ngurus si bapak sampe sakit, padahal si bapak biasanya jarang banget sakit. Mana dia gak dikabarin pula, kalo tau kan bisa balik lebih cepet.

"Mbak, Nyai, Bapak mau ke dokter aja, udah ga kuat katanya," teriak Ponyo.

Jisung yang lari jemur cucian langsung gercep ke kamar Ponyo, Sungwoon yang udah melorotin celana mau pipis juga gajadi.

"Ya ampun, belom dibawa ke dokter toh? Kalo dua hari nggak sembuh ya dibawa ke dokter lah. Bapak kalo ada lelenya yang sakit lebih dari sehari aja dibawa dokter hewan kok. Nyesel gue pulkam ninggalin bapak, aturan Justin aja gue suruh kemari."

"Iya tuh nggak bisa dipercaya buat jagain bapak bentar aja. Untung kita, Woon, kasian bapak kalo istrinya cuma Ponyo," timpal Jisung.

"Udah jangan nyalahin Ponyo," seperti biasa bapak belain istri pertamanya. "Ayo buruan anter bapak ke dokter."

"Dokter mana?"

"Puskesmas aja, Nyai."

"Jangan, Dokter Sanggyun aja yang deket," pilih bapak.

Dokter Sanggyun ini praktek di rumah kalo pagi sampe siang, dan rumahnya ada di samping rumah Bapak persis, sebrangan sama rumah Ongniel.

Ponyo makein jaket tebel ke badan bapak yang udah dibalut kardigan rajut, biar tambah anget.

Yang mau periksa satu, yang ngater tiga. Padahal cuma di sebelah rumah.

Sampai disana mereka disambut sama Donghan, perawat sekaligus asisten dokter Sanggyun.

"Ini ibu-ibu mau pasang KB? Mau suntik, susuk, pil, atau..."

"Ini bapak yang sakit. Mana dokter Sanggyunnya?" Jisung celingukan ke dalam nyari tu dokter, ini juga Donghan orang lagi program bikin anak malah ditawari KB.

"Ada, mari masuk," Donghan bukain pintu ruang praktek dan mempersilakan mereka masuk.

Sementara bapak diperiksa tiga istrinya nungguin, merhatiin si bapak.

"Jadi gimana, dok?" Sungwoon uda khawatir banget soalnya si bapak uda selesai diperiksa dari tadi tapi dokter Sanggyun belom ngomong apa-apa, malah cuma bengong aja di belakang mejanya, nggak nulis resep juga.

Jaehwan udah duduk di hadapan dokter Sanggyun sama Ponyo, lemes banget dia sampe mau nanya aja ga bisa.

"Gimana, dok?" tagih Jisung.

"Ini... Saya juga bingung... Eum, mungkin..." dokter Sanggyun ngegantung kalimatnya.

"Mungkin apa?"

"Cepetan lah."

"Dokter Sanggyun ini mau ngasi tau penyakitnya bapak ae lama banget, lebih lama dari pengumuman member ke 11 WannaOne."

"Kalo dokter Sanggyun ga tau penyakitnya biar bapak ditangani dokter lain aja..."

Denger ancamannya Ponyo dokter Sanggyun langsung angkat bicara, "bukan, dek, bukan ga tau. Tapi saya ragu..."

"Ragu kenapa, dok? Saya sudah mau mati?" Akhirnya si bapak bisa bersuara walaupun masih parau.

"Ih bapak kok ngomongnya gitu!" Ponyo mukul lengan Jaehwan.

"Bukan. Eum, boleh saya tanya?"

Empat orang di hadapannya mengangguk.

"Selama ini bapak yang jadi suami kalian kan?"

"Ealah udah jelas masi nanya," sebal Sungwoon, bertele-tele amat ini dokter satu.

"Bapak nggak pernah digangbang sama kalian kan?"

"Ealah makin ngelantur, udah, pak, kita pulang aja pindah dokter lain." Jisung udah berdiri dan megang tangan kiri bapak, mau cabut beneran.

"Bentar, bentar, bukan gitu," cegah dokter Sanggyun. "Tapi saya curiga bapak hamil..."

👩‍🏭👩‍🏭👩‍🏭👩‍🏭👩‍🏭

Tbc

 ISTRI KE-4 UNTUK BAPAK (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang