fifteen

1.2K 189 39
                                    

Update lagi mumpung lg pengen dan ada ide mampir ni
.
.
.

Jisung dari pagi sudah nongkrong di warungnya Koh Guanlin, nglupain tugasnya sebagai istri dan ibu rumah tangga yaitu masak dan bersih-bersih serta menemani bapak memberi makan lele.

Sungwoon setelah sempat membawa Justin ke rumah untuk meletakkan barang-barang dan sarapan kembali meninggalkan Jaehwan Jihoon entah kemana.

Sementara Sewoon alias Ponyo alias istri pertama bapak masih dipinjam Donghyun. Katanya cuma sebentar tapi sampai tengah malam begini belum juga pulang.

Bapak ditinggal berdua ama Jihoon seharian, sampe ke kolam aja Jihoon dibawa ama bapak, untung nggak nyebur.

Yang jadi masalah, sekarang sudah lewat tengah malam, susunya Jihoon habis dan ketiga istri bapak belum ad yang pulang. Daebak!

Tok tok tok....

Malah ada tamu, pas banget lagi, pas bapak lagi nyuci popoknya Jihoon di kamar mandi.

"Bukain nggak ya?" Jaehwan menimbang-nimbang dalam hati. Istri-istrinya kan pada bawa kunci. Kalau dibukain ternyata pocong atau kunti gimana?

Suara ketukan pintu berhenti setelah beberapa saat Jaehwan abaikan, dan kini ganti ponsel Jaehwan yang berdering nyaring.

Mas Taehyun.

Jaehwan segera menggeser tombol hijau di layar ponselnya, mungkin penting jika Mas Taehyun yang menelpon.

"Halo?"

"Pak Jae, Sungwoon sama Justin sudah pulang?"

"Belum, Mas Tae. Ini yang barusan ngetuk pintu, Mas Tae?"

"Iya. Yasudah kalau belum pulang, maaf mengganggu malam-malam."

"Tidak apa-apa, Mas, santai saja, saya juga belum tidur nungguin Sungwoon kebetulan....."

Ceklek!

Jaehwan menoleh ke arah pintu utama rumah yang dibuka dari luar berbarengan dengan sambungan telepon yang barusaja diputus oleh orang di seberang.

"Dek Ponyo..."

"Jadi belum tidur itu cuma nungguin Ha Sungwoon, Ponyo nggak ditungguin. Oke dah, cukup tau aja Ponyo mah. Bye..."

BRAK!

Belum sempat si bapak jawab uda dibanting aja tu pintu sama Ponyo.

"Ealah... Ngambek juga yang satu itu... Nasib, nasib..." Jaehwan berjalan lunglai menuju ke kamarnya sambil geleng-geleng kepala.

.




"Nyai ya, udah kemaren digrebek warga hampir diarak keliling kampung dikira lagi mesum ama Koh Guanlin, ini malah tidur disana lagi. Malu bapak sebagai suami Nyai," omel Jaehwan begitu Jisung melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Nggak nanya nanya dulu langsung ambil kesimpulan aja si bapak ini.

"Udah ah, bapak pusing, bapak mau refreshing. Nitip Jihoon, kalau nangis itu susu yang di nakas dikasih aja."

Tanpa menunggu sahutan istri ketiganya Jaehwan langsung pergi begitu saja.

Refreshing?

Ke mall, pantai, gunung, museum, taman, atau alun-alun?

Bukan dong.

Refreshing ala Jaehwan ya cuma ke tetangga depan rumah. Ketemu siapa lagi kalau bukan Minhyun.

Kebetulan banget Minhyunnya lagi jemur cucian di samping rumah.

"Pagi Kak Minhyun..."

"Pagi Pak Jaehwan," balas Minhyun tanpa menoleh.

"Saya boleh nyanyi?"

"Anda yang punya mulut ya terserah anda."

"Saya nyanyi ya." Jaehwan berdiri di hadapan Minhyun dengan tiang jemuran dan pakaian yang sedang dijemur menjadi penghalang diantara mereka.

"Bila nanti saatnya tlah tiba, kuingin kau menjadi istriku... Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan... Berlarian kesana kemari dan tertawa...."

Jaehwan bernyanyi sembari mengamati wajah Minhyun, memperhatikan reaksi apa yang akan diberikan pujaan hatinya.

Sedang Minhyun sendiri berusaha mati-matian untuk tidak memukul kepala Jaehwan dengan hanger pakaian yang dipeganggnya.

"Namun bila saat berpisah tlah tiba... Izinkanku menjaga dirimu... Berdua menikmati pelukan di ujung waktu... Sudilah kau temani diriku? Sudilah kau menjadi temanku?"

Jaehwan melangkahkan kakinya ke samping Minhyun dan berlutut.

"Sudilah kau menjadi... istriku?"




*****



 ISTRI KE-4 UNTUK BAPAK (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang