Chapter 9

4.5K 169 30
                                    

Selamat membaca 😊🙏
Sudah di revisi 😊

•••
•Muhamad Anwar•

Setelah pertemuan dengan Gladis aku langsung menghubungi Icha tapi sayang nya tak ada jawaban dari Icha. Apa dia ngambek yah?.

Sebenar nya tadi saya tidak tega melihat Icha pergi, tapi mau bagaimana lagi disini ada Gladis. Bukan saya memilih Gladis di banding Icha, hanya saja Gladis itu teman saya.

Ngomong ngomong Gladis. Gladis adalah teman saya waktu kecil sampai sekarang sih, dan kita tidak bertemu slama 3 thn itu di karna kan 3 tahn lalu Gladis dan keluarga pindah rumah, dan sekarang tepat di hari ini kami di pertemukan kembali. Gladis itu teman sekaligus mantan saya. yah hanya mantan.

Sekali pun Gladis mantan saya tapi hubungan pertemanan kami masih sangat baik hingga sekarang dan tadi pun dia meminta di kenal kan dengan Icha tapi sayang nya Icha pergi.

Flash back•

"Yang tadi siapa hayooo ... " goda Gladis, sekarang kami sedang duduk di taman alun alun pasar.

Setelah Icha pergi meninggalkan kami, kami memutuskan pergi ke alun alun untuk sekedar ngobrol ngobrol.

"Calon istriku" jawabku lemas.

Bagaimana tidak lemas Icha meninggalkanku dengan Gladis begitu saja. Pasti dia marah karna aku tadi cuekkin dia dan tidak berusaha mengejar nya.

"Apaaaaaaa" teriak Gladis. Aku mendengus mendengar teriakkannya.

"kamu dari dulu gak berubah yah, teriakkan kamu itu bikin gendang telingaku sakit tau gak sih"

Dia tertawa renyah "Ya elahhh gitu aja marah, ehh bener yang tadi itu calon istri kamu?" Tanya Gladis memastikan.

"iya. kamu kayanya gak percaya gitu sama aku?" Tanyaku pada Gladis.

karna dari mimik muka Gladis itu kaya yang gak percaya kalo Icha itu calon istriku.

"Hahaha bukan gak percaya war kamu yakin mau nikah sama dia?" Tanya Gladis kembali.

Aku mengangkat sebelah alisku heran "emang nya kenapa dia wanita baik" jawabku.

"bukan itu!! Emang nya kamu udah bisa move on dari aku?" Tanya gladis dengan ekspresi seriusnya.

Aku pun tertawa karna pertanyaan Gladis yang seakan akan saya tidak bisa move on dari nya.

"Iiihh anwar ko ketawa sih!! Bete deh sama kamu" kata Gladis yang mungkin sedikit marah.

"aduhh Gladis maaf yah bukan nya yang gak bisa move on dari dulu itu kamu yah" kataku meledeknya.

Gladis memutar bola matanya jengah.
"Apaan sih anwar, iya deh iya aku ngaku dari dulu susah move on dari kamu, tapi sekarang move on ko" jawab nya santai.

Aku pun tersenyum seraya mengangguk-anggukan kepalaku.

"Kenapa gak di kenalin ke aku??" tanya Gladis.

"siapa??" Tanyaku bingung

"Calon istri kamu yang tadi itu Anwarrr" jawab Gladis kesel.

"oohh dia nya juga langsung pergi gitu" kataku lemas.

"pasti dia ngira yang eenggak enggak deh soal kita" aku pun berfikir benar juga apa yang di katakan gladis.

Aku langsung bangkit dari tempat dudukku. "war mau kemana??" Tanya Gladis kebingungan.

"Mau kerumah Icha duku. mau jelasin soal kita" saya pun langsung pergi meninggalkan Gladis.

Tak lama kemudian gladis pun berteriak "war jangan lupa kenalin ke aku yaaa"

Aku mengangguk dari kejauhan "iya nanti  pasti saya kenalin, sampai ketemu lagi Gladis" Gladis hanya melambaikan tanggannyasaya pun pergi menuju rumah Icha.

Sesampainya di rumah icha ...

"Assalamualaikum" salamku dari luar.

Pintu pun terbuka dan menampil kan sosok seorang wanita ...
Tapi sayangnya wanita itu bukan Icha.
"Waalaikumussalam nak Anwar".

Aku pun langsung mencium punggung tangan ibu Icha, yahh wanita itu adalah ibu icha.

"Loh ko gak barengan? Tadi Icha pulangnnya sendirian, kalo tau nak Anwar mau ke sini kenapa gak barengan?" Tanya ibu icha.

"ooh anu bu ada sedikit masalah" jawabku dengan sopan.

Ibu Icha mengangguk mengerti "oohh begitu yaa, sambil nunggu icha silahkan nak Anwar duduk,mau dibikinin minum apa nak?.

Aku langsung menggeleng cepat. " Ah gak usah bu. Saya gak lama ko" jawabku lembut.

"Ya sudah. Ibu panggil dulu Ichanya ya" Aku pun mengangguk setuju.

"Maaf nak anwar sepertinya icha ketiduran, soal nya sudah di ketuk ketuk tak ada jawaban" kata ibu lembut aku hanya mengangguk pasrah, "ya sudah bu sampai kan salam saya pada icha ya bu" ibu mengangguk dan tersenyum. Aku pun pergi meninggal kan rumah Icha.

•••

Sudah jam 07.00 malan tapi belum ada kabar dari Icha. Aku pun mengambil handphone lalu menghubungi icha dan alhamdulillah akhir nya di angkat.

"hallo" itu suara icha.

"assalamualaikum annisa" salam ku padanya.

"waalaikumussalam ka an" jawab icha. Aku tersenyum mendengar suaranya.

"besok icha mau gak ketemu sama ka an? Ada yang ka an mau jelasin"  tak ada jawaban dari sebrang sana hening tanpa suara.

"hallo icha masih disana?" Tanyaku.

"eehh iya masih ko ka mmm besok yah..  gimana ya mmm nanti aku hubungin lagi deh" jawab icha.

Aku hanya bisa tersenyum "oohhh begitu ya, ya sudah kakak tunggu ya kabar dari kamu" icha hanya menjawab iya dan langsung mematikan telpon nya.

Seenggaknya dia gak diemin aku...
•••

Tak henti-hentinya aku ucapin terima kasih yang udah baca cerita ini dan juga yang vote.

Yang belum mangga di vote komennya di tunggu 😊🙏.

Masih TBC ko 😊

Annisa Dan Anwar *Cinta Dari Pesantren*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang