Chapter 11

678 36 12
                                    

Selamat membaca 😊

***

"Hai" Sapa Anwar dengan senyumnya.

Icha gelagapan dengan kehadiran Anwar yang menurutnya tiba-tiba. Bukannya seharusnya Ka An ada di pesantren? Batin Icha bertanya.

"Mikirin apa hm?" tanya Anwar yang melihat Icha tak bergerak ditempat ia berdiri. Icha menggeleng kuat,Anwar berjalan mendekati Icha "Katanya gak mau kesini" sindir Anwar.

Icha hanya bisa meringis mendengarnya. "Sama siapa ke sini?" tanya Anwar. Icha menundukkan pandangannya "sama Safa". Anwar menaikkan alisnya bungung "Siapa?" tanyanya bingung.

"Adik sesepu Icha" Anwar mengangguk. "Bikinin kopi dong. Kan calon istri" dengan nada menggoda Anwar menyerahkan gelas yang ia pegang. Icha terkejut dengan ucapan Anwar "Icha gak tau takaran kesukaan ka Anwar" jawab Icha dengan tatapan yang masih menunduk.

"Ka Anwar kasih arahan kamu yang bikin. Gimana?" tawar Anwar. Icha mengangguk setuju "Boleh". Anwar tersenyum mendengar jawaban Icha. Lalu menyerahkan gelas yang ia pegang kepada Icha.

Icha mengambil gelas yang disodorkan Anwar. "Ka Anwar itu gak suka kopi yang terlalu manis. Satu sendok makan bubuk kopi,dan setengah sendok makan gula putih. Lalu diseduh air panas" Icha mengangguk paham dengan arahan dari Anwar.

"Ka emang ini gak kepaitan?" tanya Icha dengan tangan sedang mengaduk kopi yang sudah ia seduh. "Kan kaka udah bilang gak terlalu suka yang kemanisan". Icha mengangguk mengerti.

"Ini udah" Anwar menaikkan satu alisnya. "Di bawain dong" pintanya manja "Ish. Padahal kan bisa sendiri" kesal Ica "Mau dibawa kemana?" tanya Icha kemudian.

"Ke ruang keluarga aja disana kan ada meja. Nah simpen disitu aja" tutur Anwar disertai anggukkan oleh Icha. Icha melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga dengan kopi panas yang ada ditangannya.

Anwar tersenyum melihat punggung Icha. Ia pun melangkahkan kakinya mengikuti Icha dari belakang. "Ka kopinya Icha simpen disini ya. Icha mau pamit pulang dulu sama ibu". Icha langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Anwar sebelum Anwar membuka suara.

***

"Loh ko buru-buru?" tanya Ibu Anwar.

Icha tereenyum ramah sembari mengangguk "Iya bu. Kan Icha udah dari tadi disini" tutur Icha dengan lembut. Ibu Anwar pun mengangguk "ya sudah kalo begitu hati-hati dijalan. Maaf Ibu gak bisa anter kamu sampai depan" terdengar nada penyesalan disetiap ucapan Ibu Anwar.

Icha mengangguk "Ga papa ko bu. Ibu cepet sembuh yah". "Do'ain Ibu biar cepet sembuh ya nak" Icha mengangguk tersenyum.

"Kita pulang dulu bu" pamit Icha lalu meraih tangan ibu Anwar seraya mencium punggung tangannya. Begitu pun dengan Safa melakukan hal yang sama dengan Icha. "Assalamu'alaikum" Ibu Anwar mengangguk seraya menjawab salam dari Icha dan Safa "Waalaikumussalam".

Icha dan Safa pun keluar dari kamar Ibu Anwar. Saat melewati ruang keluarga tak ada siapa-siapa disana,kopi yang tadi Icha simpan dimeja pun sudah tidak ada.

Setibanya di teras rumah Anwar barulah Icha mendapati Anwar yang sedang duduk dibangku yang ada disana. "Pada mau pulang?" tanya Anwar. Icha dan Safa pun mengangguk.

Annisa Dan Anwar *Cinta Dari Pesantren*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang